Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Peran Ganda yang Menjadi Dilema

16 April 2021   12:37 Diperbarui: 16 April 2021   13:29 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilema Memilih Peran. Ilustrasi. koleksi Pribadi with Canva

Alkisah ada seorang wanita sebut saja Rini. Dia adalah ibu dari salah satu siswa saya yang bermasalah.Berkali-kali saya mengundang dia untuk hadir ke sekolah dan berkonsultasi tentang putranya. Namun dia selalu mengutus saudaranya untuk menemui saya. Saya membutuhkan kehadiran orang tuanya agar masalah yang dihadapi putranya dapat tuntas. Alasan  tidak bisa  hadir   adalah dia sulit mendapatkan izin dari pabrik tempat dia bekerja. Ayah siswa saya(saya sebut A) sudah meninggal beberapa tahun lalu sehingga ibunya yang harus bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan.

Hingga suatu hari bu Rini memberitahukan saya bahwa dia bisa hadir karena mendapat izin beberapa jam dari pabriknya. Syukurlah artinya saya bisa berkonsultasi dengannya. Saat itu saya sampaikan tentang masalah yang dihadapi anaknya A. Bu Rini mencurahkan hatinya kepada saya. Dia merasa jika anaknya memang kurang mendapat perhatian. Dia pulang malam hari karena harus bekerja lembur. Apalagi saat pembelajaran di masa pandemi ini, dia tidak bisa mendampingi putranya untuk belajar. namun dibalik keterbatasannya, dia selalu berusaha memenuhi setiap kebutuhan anaknya, gadget  dan kuota.. Dia tidak tahu jika fasilitas yang diberika kepada putranya itu tidak digunakan untuk belajar. Gawai  dan kuota dipakai untuk  bermain game on line.

Dia merasa bersalah karena tidak bisa membimbing anaknya dengan baik karena harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Dia ingin berhenti bekerja agar bisa mendampingi dan mengawasi anaknya dengan baik namun siapa yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Kondisi yang menjadi sebuah dilema tersendiri bagi para wanita yang bekerja

Kondisi ini banyak ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia. Perempuan menjadi tulang punggung bagi keluarga.Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, pertama banyaknya para pria yang menjadi pengangguran. Kesempatan kerja bagi kaum pria berkurang dibandingkan kesempatan bekerja bagi kaum wanita. Kesempatan bekerja di beberapa pabrik membutuhkan ketelitian dan ketekunan sehingga wanita dianggap paling tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kedua,  gaji para pekerja wanita relatif lebih kecil dibandingkan dengan para pekerja laki-laki. Dikutip dari Oke finance tahun 2019 Menteri Keuangan Sri Mulyani Inderawati menyatakan, ketimpangan gender masih terjadi dalam hal besaran pendapatan yang diterima antara karyawan perempuan dan laki-laki. Kata dia, secara umum upah karyawan perempuan lebih rendah 32% dari laki-laki.

Apa dampak  negatif dari wanita bekerja?

Fungsi wanita sesuai kodratnya adalah sebagai seorang isteri dan seorang ibu. Kedua peran tersebut memiliki tugas dan kewajiban masing-masing. Sebagai seorang istri dia berperan sebagai pendamping suami, melayani setiap kebutuhan suami, menjaga kehormatan keluarga. Sebagai seorang ibu, wanita memiliki tugas mendidik anak-anaknya, membimbing dan menyiapkan segala kebutuhannya.

Wanita yang memiliki peran ganda sebagai ibu atau pun sebagai wanita karier akan menghadapi suatu dilema. Banyak wanita menyadari dampak negatif dari peran ganda tersebut. Dampak-dampak tersebut adalah

  1. Kurangnya waktu untuk membimbing anak-anaknya. Pendidikan yang paling utama adalah pendidikan yang diperoleh di rumah. Perkembangan karakter  positif anak dibentuk oleh pendidikan orang tua khususnya ibu mereka. Mengenai hal ini ada seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: "Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq". Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
  2. Kurangnya komunikasi antara ibu dan anak. Biasanya seorang ibu akan menjadi tempat curhat bagi anak-anak mereka. Segala masalah yang dihadapi anak akan disampaikan kepada ibunya. Ibu akan dengan mudah memberikan masukan dan nasehat terhadap masalah yang ditemukan anak tersebut. Komunikasi yang berjalan lancar dan harmonis akan memberikan kenyamanan kepada anak. Anak akan tumbuh keprcayaan dirinya. Tidak sedikit anak-anak yang bermasalah berawal dari kurangnya komunikasi dengan orang tua. Anak merasa tidak diperhatikan dan merasa sendiri.

Peran ganda wanita sebagai ibu, istri dan wanita karir sebenarnya tidaklah sulit. Yang harus diperhatikan adalah 

  1. Buatlah jadwal yang pasti antara waktu bekerja dan waktu di rumah. Wanita karir harus bisa membagi waktu antara kewajibannya sebagai karyawan dan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga.
  2. Komitmen yang sudah dibuat antara anggota keluarga harus bisa dijalankan dengan konsisten dan penuh tanggung jawab.
  3. Ajarkan anak menjadi mandiri mulai mengerjakan pekerjaan yang menjadi kebutuhannya. Hal ini dapat mengurangi rasa ketergantungan anak kepada ibunya.
  4. Sempatkan dalam sehari mendengarkan curhatan anak dan membimbingnya.
  5. Baper(bagi peran) seluruh anggota keluarga.

Memang tidak mudah menjadi ibu yang memiliki peran ganda seperti ibu Rini tadi. Namun sejauh kita mampu membagi waktu, hal yang berat itu akan tetap mudah. Tentu saja membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Peran ganda bukanlah menjadi dilema asalkan kita bisa memainkan kedua peran itu sebaik-baiknya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun