Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Goresan Hati Seorang Wanita

9 Maret 2021   00:16 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:19 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bingung harus menjawab apa. Aku tidak mungkin menolak tugas itu. Aku juga tidak bisa meninggalkan Kenanga yang sekarang membutuhkan perhatian yang lebih banyak dariku. Aku juga belum minta ijin kepada suamiku.

"Bagaimana, Kania?" Tanya bu Vina lagi. Ia melihat keraguanku saat itu.

"Hm...iya...insyaallah saya bisa tapi bagaimana dengan laporan yang harus saya selesaikan, BU?" Aku berbicara dengan nada  agak ragu. Bu Vina tersenyum lega mendengar kesanggupanku.

"Biar tugasmu Windi yang menghandle>" jawab bu Vina singkat.

Setelah keluar dari ruangan bu Vina, aku segera membereskan barang-barangku dan segera beranjak pulang. Aku takut Kenanga terlalu lama menungguku di sekolahnya. Aku memang sudah terlambat. Kenanga sudah kutitipkan kepada gurunya.

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan yang tidak biasanya. Kenanga pasti sudah menungguku. Setiba di sekolah Kenanga, dia menyambutku dengan wajah cemberut. Wajah manis itu berubah jelek tapi lucu menggemaskan.

 "Bunda terlambat lagi," protesnya sambil tangannya bersidakep. Polahnya lucu bila dia sedang ngambek.

"Maafkan Bunda ya. Tadi ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan," ujarku sambil mencium Kenanga. Kenanga memelukku pertanda dia sudah tidak merajuk lagi,"Ayo kita pulang."

"Bunda, aku boleh membeli ice cream ya? Please," ujar Kenanga sambil memohon kepadaku. Saat melihat wajahnya, sulit bagiku untuk menolaknya. Akhirnya kami pergi ke kedai ice cream yang ada di City Mall.

Kenanga menggandeng tanganku untuk menuju parkiran mobil dan melaju menuju City Mall. Dia terlihat bahagia bisa pergi bersamaku. Akhir-akhir ini aku memang jarang pergi bersama keluarga. Jabatanku sebagai asisten manajer harus membuatku siap dalam kondisi apa pun.

Sore itu kami pulang agak terlambat karena Kenanga membeli beberapa barang yang diinginkannya. Aku mengijinkannya untuk membeli asalkan dia mengijinkanku pergi ke Surabaya. Awalnya Kenanga tidak mau aku tinggalkan. Setelah aku memberi pengertian, bidadari kecilku ini mengijinkan dengan mengajukan banyak syarat. Aku terpaksa menyetujuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun