Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guru Burhan

14 Desember 2020   01:36 Diperbarui: 14 Desember 2020   07:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi mulai menyinari bumi. Cahayanya menghangatkan tubuh setiap insan. Biasnya memberikan semangat kepada penduduk bumi yang sedang bersiap-siap untuk beraktivitas.

Begitu juga dengan pak Burhan yang berjalan penuh semangat menuju sekolah tempatnya mengajar. Jarak rumah dan sekolahnya memang tidak terlalu jauh. Pak Burhan selalu berjalan kaki untuk menghemat uangnya Dia membawa tas ransel yang berisi laptop dan bekal makan  yang disiapkan isterinya tadi.

Pak Burhan memang harus berhemat karena penghasilannya sekarang hanya mengandalkan gaji sebagai guru honorer.

Sejak masa Pandemi virus Covid 19 sembilan bulan lalu, pemerintah memberlakukan kebijakan BDR melalui daring. Sebenarnya hal itu sangat menguntungkan dirinya. Dia bisa full mencari orderan ojek on linenya. 

Hanya pemerintah memberlakukan kebijakan baru dengan PSBB. Hal itu tidak menguntungkannya  karena otomatis dia harus berdiam diri di rumah. Belajar harus melalui jaringan internet yang menambah beban pembelian kuota. Oleh karena itu dia selalu pergi ke sekolah untuk pembelajaran on line 

Pagi ini, Pak Burhan berjalan santai karena jadwal mengajarnya masih satu jam lagi. Hari ini tanggal 1 saat gajian.  Dia berharap tidak ada penundaan lagi karena isterinya sudah bilang kalau beras dan kebutuhan pokok lainnya sudah habis.

"Pak, beras dan kebutuhan lainnya sudah habis. Bayaran Bram juga harus sudah ada.Apakah Bapak masih punya uang?" tanya isterinya pelan-pelan.

"Semoga hari ini uang honornya cair ya, Bu," ujar pak Burhan menenangkan isterinya. Isterinya hanya tersenyum pahit.

Pak Burhan bersyukur karena memiliki isteri yang sangat sabar dan menerima segala kekurangannya 

Pak Burhan mampir ke ATM untuk melihat apakah masih ada saldo yang dapat diberikan kepada isterinya. Tampak ATM agak mengantre. Dengan sabar, dia menunggu giliran. 

Dia mengamati orang-orang yang sedang menunggu giliran. Di depannya berdiri seorang laki-laki dengan penampilan perlente. Mungkin dia orang kaya yang kehabisan dana kartu kreditnya sehingga mau mengantre di ATM ini. Di ujung  parkiran, dia melihat seorang laki-laki dengan wajah seram. Apakah dia seorang perampok?  Di belakangnya seorang wanita paruh baya dengan berpakaian elegan dan tas yang mungkin berharga mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun