Mohon tunggu...
Antonina Suryantari
Antonina Suryantari Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar Bahasa yang suka menulis

Saya adalah seorang pengajar bahasa yang sedang belajar menulis lebih banyak. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Proses Belajar Teman Garuda

9 Agustus 2020   16:19 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:38 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Garuda dalam Bentuk Bricks

Rubrik dan Umpan Balik dari Guru

Cerita Garuda dalam Bentuk Bricks
Cerita Garuda dalam Bentuk Bricks

Rubrik penilaian di Mangunan cukup menarik. Seperti sudah saya tuliskan sebelumnya, hal-hal yang dilihat tidak hanya soal ketepatan. Bahkan mungkin ketepatan adalah hal terakhir. Proses eksplorasi adalah yang paling dilihat. Orangtua diminta ikut melihat perkembangan putra-putrinya lewat rubrik penilaian sikap. 

Biasanya yang dilihat adalah bagaimana anak selama proses pengerjaan misi. Apakah mereka terlibat aktif? Apakah mereka hanya mengikuti apa yang diminta orangtua? Apakah mereka mengerjakan sendiri? Apakah mereka hanya melihat? Semua hal ini diisi secara mandiri oleh orangtua untuk kemudian diserahkan ke guru tanpa diawasi guru. 

Integritas orangtua sebetulnya ikut diuji di sini. Guru tidak akan pergi ke orangtua dan menegur jika orangtua mengisi rubrik penilaian dengan tidak jujur. Ketika orangtua tidak jujur dan anak mendapat nilai tinggi, sebetulnya hasil yang akan dipetik baru bertahun-tahun kemudian. 

Anak yang tidak mandiri namun diakukan mandiri akan tetap tidak mandiri jika tidak dilatih. Secara nilai memang dia tampak mandiri, tetapi ketika semua tugas selama daring dilakukan oleh orangtuanya padahal masa daring sudah berlangsung cukup lama, saya rasa kita bisa melihat pembiasaan buruk macam apa yang terjadi di sana. 

Selain pembiasaan buruk bahwa tugasku bisa diselesaikan orang lain, ada juga pengajaran bahwa tidak jujur atas proses kita itu tidak apa. Bagi saya pribadi, penilaian dari orangtua ini juga membuka mata saya untuk memperhatikan proses belajar anak didik saya dengan lebih baik lagi dan memberikan umpan balik yang lebih lagi untuk proses mereka.

Yang paling sulit diganti saat pembelajaran daring adalah interaksi antara guru dan siswa. Pembelajaran yang baik tidak hanya soal 'memberitahukan sesuatu' dan kemudian 'menilai' melainkan juga ada proses pendampingan. 

Dalam pembelajaran daring di Mangunan terutama di kelas anak saya, guru selalu memberikan komentar secara pribadi mengenai hasil kerja anak. Saya bisa melihat bahwa guru sungguh membaca dan melihat hasil kerja anak saya melalui komentar yang diberikan. Ada salah satu refleksi yang ditulis anak saya yang menyatakan bahwa dunia akan meledak kalau kita tidak merawatnya. 

Guru kelasnya menimpali kira-kira begini, 'Iya ya, kita harus terus menjaga bumi supaya tidak meledak.' Ada afirmasi bahwa apa yang dipikirkan anak itu baik dan jelas terlihat bahwa guru ingin murid tetap terlibat aktif dalam pembelajaran melalui komentar-komentar yang diberikan. Anak saya sendiri menikmati umpan balik dari gurunya. 

Proses diskusi ini juga terjadi di pagi hari ketika anak-anak diminta menceritakan apa rencananya hari ini. Guru menjawab segera dan ada beberapa anak yang saling berbalas dengan guru kelas. Pembelajaran kemudian tidak hanyak soal memberi modul dan tugas, tetapi juga soal berproses bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun