Kalangan Dystopian ini sangat berjaga- jaga serta berlagak kritis terhadap penempatan teknologi komunikasi, karena akibat yang ditimbulkannya merupakan perpecahan kehidupan sosial serta politik. Kekacauan yang berpotensi ditimbulkan akibat konflik laten dapat jadi konflik manifest berbentuk ancaman perang, memburuknya ikatan dagang serta pariwisata, menyusutnya rasa nyaman tenaga kerja ataupun mahasiswa yang mengalami aksi sweeping ataupun pengecekan serta pelecahan oleh paramiliter ketika mereka lagi beraktifitas di negara tetangga.Â
Namun tampaknya cyber clash antara pihak blogger serta milister Indonesia serta Malaysia, cenderung baru serta dia ialah fenomena cyber conflict. Maksudnya, dia belum masuk ke ranah media serta ranah publik Malaysia tiap hari. Tidak banyak orang awam di Malaysia yang ketahui serta paham sudah terjalin cyber clash di negeri mereka, kecuali pengguna internet. (Rozi, 2010)
OPINI
Adapun yang mengikuti jalannya cyber clash di web serta milis berpandangan apabila debat atau konflik di dunia maya ini amat berguna untuk membangun keseimbangan baru dalam ikatan 2 bangsa.Â
Melalui konflik di dunia maya tersebut terungkap apa yang diharapkan serta tidak diharapkan menyangkut tingkah laku masyarakat kedua bangsa, tercantum mungkin jalur keluar yang bisa ditempuh, walaupun ada juga tidak mengetahui bahwasanya telah terjadi cyber clash, konflik di dunia maya yang melibatkan warga kedua bangsa.Â
Adapun cara bagaimana membangun perdamaian antara Indonesia-Malaysia dengan cara melakukan pertukaran sumber daya manusia yang melibatkan kedua belah pihak.Â
Mereka membayangkan pertukaran pelajar dan ilmuwan kedua belah pihak yang dapat membangun kesepahaman. dalam konteks peace- bulding, uraian ASEAN selaku komunitas keamanan ataupun cara bagaimana membangun konsep" we feel" nyatanya memanglah masih rendah di golongan warga sipil Indonesia, serta di Malaysia, tercantum sebagian anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan serta politik luar negara Indonesia. Masih ada anggota DPR RI yang berlagak sangat kritis terhadap Malaysia.Â
Ungkapan " Ganyang Malaysia" merupakan style lama politik luar negara Indonesia. (Rozi, 2010) Kabar negatif media sudah melahirkan stigma negatif masing- masing negara sehingga citra warga Indonesia dihadapan publik Malaysia menjadi kurang baik, serta begitu pula kebalikannya.Â
Citra ini kemudian meluas serta menyebar ke dunia maya. Bukan tidak bisa menjadi image negatif itu mengaburkan rasa kekerabatan serta serumpun di benak kedua  bangsa tersebut. Semangat anti Malaysia maupun semangat anti Indonesia baik di daerah virtual ataupun dunia maya, lebih jauh dapat jadi bibit- bibit konflik kedepannya.Â
Perihal ini hendak menyulitkan dalam membangun pemahaman serta perspektif bersama warga untuk bersama sama membangun warga ASEAN.Â
Cerminan pemberitaan media massa menimpa isu- isu hubungan Indonesia- Malaysia yang turut pengaruhi terawatnya sentimen anti satu sama lain semacam yang nampak di halaman media sosial, jadi suatu refleksi yang kembali menegaskan kita kalau proyeksi masa depan ASEAN Community 2015 masih terdapat perkara kecil tetapi lumayan mengecam. Perkara ini apabila dibiarkan hingga mustahil untuk menyatukan masyarakat ASEAN.Â