Mohon tunggu...
Beyond News
Beyond News Mohon Tunggu... Konsultan - Blog

Sharing technology news and updates

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Transformasi Digital: Peningkatan ERP Tidak Diperlukan

23 November 2020   19:39 Diperbarui: 24 November 2020   14:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini transformasi digital menjadi topik hangat. Bagi banyak perusahaan, salah satu komponen terpenting dalam strategi transformasi digital adalah peningkatan Enterprise Resource Planning (ERP) inti. Kebanyakan vendor ERP mengusung pendapat bahwa proyek perpindahan platform ERP berskala besar sama artinya dengan (atau dibutuhkan untuk) inovasi.

Sebagai salah satu upaya modernisasi ERP, perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi terbaru dan investasi yang terus digelontorkan oleh vendor ke platform berbasis awan baru. Sayangnya, bagi perusahaan yang telah menginvestasikan jutaan dolar untuk mengembangkan ERP inti mereka, migrasi bukan sekadar upaya peningkatan, melainkan perpindahan platform, investasi, sekaligus disrupsi bisnis dalam skala besar. Bagi sejumlah perusahaan, biayanya saja sudah membuat opsi ini tidak realistis. Bagi pelanggan SAP yang sedang mempertimbangkan beralih ke S/4HANA, migrasi artinya mempertaruhkan bisnis pada platform yang relatif masih mentah dan belum dapat menyamai fitur platform ERP dengan kapasitas penyimpanan yang mereka gunakan saat ini.

Namun demikian, peningkatan ERP atau migrasi ke platform ERP baru yang berbasis awan bukan satu-satunya jalan menuju inovasi.

Dalam penelitian Valoir tentang strategi pelanggan SAP dan cara pelanggan memaksimalkan nilai investasi ERP, kami menemukan bahwa banyak perusahaan mencari cara untuk berinovasi dan memperoleh nilai tambah dari ERP inti yang digunakan saat ini tanpa perlu bermigrasi ke S/4HANA.

Kami menganalisis pengalaman pelanggan yang memutuskan beralih ke dukungan pihak ketiga dari vendor seperti Rimini Street sebagai cara untuk menekan biaya kapasitas penyimpanan ERP secara keseluruhan, sehingga dana serta sumber daya yang berhasil dihemat dapat dimanfaatkan untuk mendorong inovasi.

Dukungan pihak ketiga adalah dukungan aplikasi perusahaan yang menggantikan dukungan vendor perangkat lunak yang biasanya diberikan sebagai bagian dari kontrak pemeliharaan perangkat lunak. Perjanjian pemeliharaan vendor perangkat lunak biasanya terpisah (atau setidaknya berupa klausul kontrak terpisah) dari perjanjian lisensi perangkat lunak yang memberi pelanggan hak untuk mengakses dan menjalankan perangkat lunak.

Dukungan bagi aplikasi dan basis data ERP dari SAP dan Oracle, yang sebelumnya dilisensikan selama puluhan tahun, kini tersedia dari pihak ketiga.

Dukungan pihak ketiga mulai menjadi pilihan perusahaan di awal tahun 2000-an, ketika pelanggan perusahaan yang tidak ingin melakukan peningkatan ERP atau rilisan Customer Relationship Management (CRM) mencari alternatif dukungan yang lebih hemat biaya ketimbang layanan pemeliharaan dari vendor.

Proses pematangan dukungan pihak ketiga hingga menjadi solusi yang diterima luas oleh pasar baru berlangsung selama 15 tahun terakhir.

Meskipun awalnya dukungan pihak ketiga dipilih karena kebutuhan untuk menghemat biaya pemeliharaan dan menghapus biaya pengkinian, meluasnya pemanfaatan solusi ini bukan lagi semata-mata karena alasan biaya. Para pimpinan TI memanfaatkannya sebagai bagian dari keseluruhan strategi inovasi swadana yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan kendali atas peta jalan ERP.

Kami menemukan bahwa pelanggan Rimini Street menggunakan dukungan pihak ketiga untuk mempercepat transformasi digital di bidang-bidang penting selain ERP inti, misalnya sistem berbasis awan, aplikasi manusia (pengelolaan sumber daya manusia dan pengelolaan hubungan pelanggan), serta inteligensi dan automasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun