Mohon tunggu...
Nina Andy
Nina Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati dan menulis yang menarik hati

wiraswasta perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memaknai Pidato “Game Of Thrones” dengan Aksara Jawa Kuno Padhajayanya, Magabathanga

26 Oktober 2018   09:00 Diperbarui: 26 Oktober 2018   09:10 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun pidato pembukaan  Presiden Joko Widodo di Sidang Annual Meeting IMF Bank Dunia di Bali 12 Oktober 2018 beberapa saat yang lalu sudah lewat.....namun rasanya masih membekas dihati dan pikiran sebagian masyarakat awam di Indonesia untuk ingin mengulasnya tetapi dari sisi atau sudut pandang yang lain.

Di dalam negeri pun semua pasti sudah mengetahui isi pidato tersebut dari media sosial. Banyak yang sudah mengulas baik berupa pujian maupun kritikan yang dialamatkan kepada beliau.

Jujur saja, sebetulnya timbul pertanyaan dimanakah letak kehebatan pidato tersebut, sehingga mendapat standing ovation dari para tokoh berpengaruh dunia.

Tema pidato yang diambil saat itu adalah tema yang sedang populer didunia cinema.

Ternyata jika disimak tema tersebut mengandung filosofi maupun gambaran masa yang akan datang. Tetapi selain daripada itu ada suatu kekuatan cara beliau menyampaikan pidatonya secara langsung, yaitu dengan kesederhanaan, kejujuran, ketulusan, keberanian dan ketegasan.

Ada juga yang menganggap sebagai keberanian dan kecerdasan Jokowi dalam mengemukakan pendapat yang secara langsung menyebut Amerika Serikat juga kepada kepada tokoh-tokoh besar dari negara-negara maju yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan tidak mengkritisi secara pedas atau membuat mereka tersinggung, malahan membuat para delegasi dunia tersebut tersenyum penuh arti.  

Disitulah sebetulnya letak kunci keberhasilan pidato tersebut, sehingga menuai pujian. Karena bagi orang yang berpikiran positive (positive thinking), pasti bisa merasakan makna yang terkandung dalam pidato tersebut.  Dan itu bisa dibuktikan dari akhir pertemuan tersebut dengan banyaknya nilai investasi yang diterima oleh Indonesia yang diluar dugaan.

Sebetulnya isi pidato tersebut lebih ditujukan kepada para pemimpin dunia International, namun tidak menutup kemungkinan di dalam negeri pun pasti ada yang mengomentari, mengkritik dan menganggap bahwa pidato itu hanya sebagai pencitraan belaka, bahkan ada yang menaruh kecurigaan juga.

Disadari atau tidak, disini ada pesan moral dari pidato P. Jokowi yang mengingatkan dan menyadarkan bahwa tidak penting siapa yang menduduki sebagai Negara dengan tahta  terkuat ,iron throne, yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan musim dingin yang jahat/ evil winter agar dunia tidak menjadi porak poranda dan menyengsarakan kita semua. 

Pentingnya bekerja bersama  menyelamatkan kehidupan bersama, apakah saat ini merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi atau saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kerjasama dan kolabrasi atau terlalu sibuk dan  menyerang satu sama lain, sehingga gagal menyadari adanya ancaman yang besar yang dihadapi baik negara kaya maupun miskin. Dan akhirnya yang didapatkan adalah bumi mengalami kehancuran, sehingga baik yang menang maupun kalah sama-sama mengalami kerugian..

Masih teringat pelajaran pada saat sekolah dasar dulu, ada pelajaran bahasa Jawa yang mengajarkan aksara/ huruf  Jawa kuno Hanacaraka Datasawala Padhajayanya Magabathanga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun