Mohon tunggu...
Nimas Arum
Nimas Arum Mohon Tunggu... Lainnya - Berawal dari satu-dua kata menjadi seratus hingga ribuan kata.

someone who wants to be a writer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Budi Darma, Sang Legenda Sastra Indonesia

29 Oktober 2021   17:32 Diperbarui: 30 Oktober 2021   13:46 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenang Budi Darma. Sumber illustrasi: PEXELS/Lisa

Pada 21 Agustus 2021, dunia sastra Indonesia berduka atas kabar berpulangnya salah satu maestro, Prof. Dr. Budi Darma, MA. Kabar kepergian sastrawan besar sekaligus Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Surabaya ini sempat membuat acara wisuda UNESA berhenti sejenak untuk berdoa bersama dan memberikan penghormatan untuk beliau. 

Sastrawan yang pernah menjadi Rektor IKIP Surabaya -sebelum UNESA periode 1984-1988 ini, namanya tak hanya harum di Indonesia, tetapi juga di kancah Internasional dengan meninggalkan karya-karya yang memberikan kesan dan pesan yang memukau sekaligus menjadi pengobat kerinduan akan beliau. Beberapa karya Budi Darma antara lain: Olenka (1983), Rafilus (1988), kumpulan cerita pendeknya Orang-orang Bloomington (1980), dan masih banyak lagi. 

Pada 14 September 2021 lalu, UNESA menggelar simposium bertajuk Menuju Teori Sastra "Dunia Jungkir Balik Budi Darma" sebagai salah satu cara untuk mengenang jasa dan karya sekaligus mengkonstruksi teori beliau dalam bidang sastra maupun pendidikan.

Simposium disajikan dalam empat sesi dengan menghadirkan 16 pakar kenamaan baik praktisi maupun akademisi, seperti Seno G. Ajidarma, Akmal N. Basral, Wahyudi Siswanto, Faruk HT, Suyatno, Okky Madasari, Eka Budianta, Hafiz Rancajale, I Wayan Kun Andyana, Djuli Djatiprambudi, Much. Khoiri, Tommy F. Awuy, Tengsoe Tjahjon, M. Shoim Anwar, Ki S Hendrowinot, dan Triyanto Triwikromo. Simposium juga dihadiri oleh ratusan peserta melalui Zoom dan siaran langsung di kanal Youtube milik UNESA.

Sosok Terpuji dan Terhormat

Budi Darma tak hanya dikenal sebagai sastrawan besar dengan segala kehebatan dan pencapaiannya saja. Ia adalah sosok yang terpuji dan terhormat baik di kalangan sastrawan, akademisi, maupun pelajar dan penikmat sastra meski tak mengenal beliau secara langsung karena memang namanya yang begitu harum. 

Sebelum simposium dimulai, peserta disuguhi video singkat nan menyentuh hati yang berisi pendapat dan pandangan dari para sastrawan, akademisi, dan anak bimbingan terhadap Budi Darma, sosok yang begitu kompeten dalam bidangnya, begitu baik, sosok akademisi yang luar biasa.

Hal ini yang disampaikan oleh Fina, mahasiswi sastra inggris, UNESA "Saya belum pernah bertemu beliau, tetapi berdasarkan cerita beberapa orang di simposium, saya pikir beliau orang yang berwibawa, berwawasan luas, menghargai orang lain, dan tidak membeda-bedakan orang meskipun berbeda usia."

Karya Sastra Budi Darma yang Unik dan Tak Ada Duanya

Beliau dianggap sebagai salah satu pelopor penggunaan teknik kolase dalam sastra, seperti yang ditampilkan dalam karyanya yang berjudul Olenka (1983). Karya beliau terbilang unik dan terkadang mungkin absurd dengan penokohan yang terkesan gelap dan mengaduk emosi. Hal ini disampaikan oleh M. Shoim Anwar selaku narasumber simposium bahwa karya Budi Darma menggunakan mode yang absurd karena menggambarkan imajinasi liar pengarang dalam bentuk kisah fantasi. 

"struktur cerita Budi Darma mungkin lebih tepat disebut sebagai Chaosmos," kata Triyanto Triwikromo. "ketika yang liar dan tak terduga, sampuh dengan sebuah kata, sebuah sebuah tertib, sebuah ketenangan. Perpaduan itu tak pernah selesai. Tak pernah stabil," pungkas pengarang novel Surga Sungsang itu. 

Seno Gumira di akhir presentasinya menampilkan edisi pertama Orang-orang Bloomington usai merumuskan strategi kepenulisan dengan gaya Budi Darma. "Ini (Orang-orang Bloomington) benar-benar sangat menginspirasi, karena di sini saya menemukan teknik yang digunakan seperti Kuntowijoyo, tentang karakter saya yang jujur tentang kejahatannya sendiri," ujarnya. "Teknik jujur inilah yang saya sebut identifikasi dengan subjek dalam sastra," tambahnya menutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun