Mohon tunggu...
ada saja
ada saja Mohon Tunggu... Mahasiswa - entrepreneur

No

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

No Explanation!

12 Maret 2021   23:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   23:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apa Semuanya Harus Sempurna Dulu, Ya, Baru Bisa Bahagia?

Dari aku. Untuk aku. Kata dia. bahagia itu sederhana, cukup ngobrolin satu topik berjam- jam aja. Sesederhana itu, tapi itu versi dia. Kamu, gimana? Kalau dulu, definisinya versi aku itu  just smile with what you are living right now, di bawa santai aja. Tapi maaf, itu sudah kadaluwarsa.

Kalau versi aku sekarang, syukur dulu lekas ikhtiar tawakal kemudian. Oke, nggak? Ribet? Kamu nggak perlu berpikir keras untuk mengingat langkah ini. Nggak perlu dirumit seperti itu. 

Contoh ya,  “oh iya aku habis dapet ini nih dari doi, berarti bersyukur dulu ya. Terus kata penulis tadi habis itu apa ya?” cukup guys. Naluriah aja ya, kamu kalo abis dapet giveaway iphone 12 promax, apa yang bakal kamu lakuin? Pamer? Foto-foto di pasar biar kelihatan buah apelnya, jalan-jalan ke mall gayanya  telponan bahagia sama doi padahal mah “the number you have called is being called”. Berdosa sekali anda.  Yang namanya orang kalau habis ketiban rejeki itu ya beryukur.

“Alhamdulillah”, “terima kasih banyak” sedikit ungkapan itu mungkin dapat terucap, mungkin kalo kamu ada keinginan untuk berpikir, coba deh tanya diri kamu, kenapa ya aku dapat ini? (ya jelas itu sudah takdirmu. Tapi pasti ada alasan di balik itu). Mungkin kemarin penyimpanan internal di ponsel kamu hanya 15 GB, Alhamdulillah yang sekarang 365 GB. Jadi sekarang bisa pakai downdload aplikasi ini. Terus kemarin yang kameranya udah kayak TV kabel berlayar semut, sekarang kamera nya udah kayak Danau Biru di Selandia Baru dan  bisa pakai ngambil gambar untuk penelitian. Jadi lebih maksimal bukan penggunaanya. Banyak khasiatnya.

Selepas itu kamu bisa lebih berjuang untuk hal yang ingin kamu perjuangkan, dan terakhir tawakal. Serahkan semua urusan kamu sama yang diatas. Tapi balik lagi, itu definisi bahagia sederhana kata aku. “Gimana mungkin semua orang bisa diseragamkan kebahagiaannya?”. Mungkin aja, ungkapan bahwa kita harus bahagia meskipun air hanya terisi setengah gelas, ingin mengajarkan pada kita untuk selalu berusaha memenuhi segala hal sehingga suatu kepuasan tertinggi dapat diperoleh. Tapi, terkadang keadaan kosong itu diperlukan daripada keadaan penuh. Ingin bahagia kok dibikin ribet? Padahal tinggal sat-set-sat-set jadi.

Aku Juga Nggak Ngerti Kenapa Aku Begini

Kadang aku terlalu sibuk bicara, sampai lupa mendengar. Terlalu sibuk mengetik, sampai lupa memperhatikan. Terlalu sibuk ingin jadi orang besar, sampai lupa jadi orang baik. 

Sampai beberapa waktu yang lalu pun, aku tidak bisa merasakan keindahan dari bunga atau pepohonan. Aku jadi menganggap sebaiknya menyembunyikan perasaan positif dan cukup menampakkan perasaan negatif saja- karena itu lebih baik. Aku lebih percaya diri untuk tidak di jatuhkan. Tapi lama-kelamaan indra perasaku menghilang. Ampun, nggak begitu juga, sih.

 Memang, Merendahkan orang lain itu mudah. Merendahkan hati sendiri butuh banyak belajar. Coba deh, luangkan sedikit waktu yang kamu punya, buka pikiran kamu. Jangan kalut dalam negative thingking. Hanya dengan membayangkan hal-hal jelek terkadang itu bisa terjadi loh. Kamu harus percaya bahwa keburukan akan dibalas pula dengan keburukan.

Ingat,  Kita itu manusia, makhluk social yang pada hakikatnya saling membutuhkan. Atau mungkin kamu aja yang belum sadar. Kamu juga bisa belajar intropeksi diri, biasanya intropeksi begitu paling nyaman kalo dilakukan malam hari. Sebelum tidur itu kamu bayangkan keseharianmu tadi, apa yang buruk menurutmu berusaha untuk tidak diulang kembali esok, dan yang baik menurutmu bisa ditingkatkan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun