Mohon tunggu...
Nilna Safira
Nilna Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relation

Think globaly, act localy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi dari Kacamata Islam

4 September 2022   07:09 Diperbarui: 4 September 2022   07:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara tentang diplomasi, hal ini selalu sangat identik dengan ilmu hubungan internasional. Jika kita ulik dari sejarahnya diplomasi memiliki pengertian yang kurang baik. 

'Diplomasi' menurut pengertian pada umumnya merupakan praktik yang dilakukan suatu individu maupun pemerintah dalam mempengaruhi kebijakan atau keputusan yang bersangkutan atas dirinya terhadap lawannya melalui cara negosiasi, dialog dan cara non kekerasan lainnya. 

Sedangkan dalam beberapa pengertian lainnya diplomasi merupakan penyelenggaraan hubungan resmi atau urusan antar negara yang diwakilkan oleh perwakilan negara yang disebut diplomat. Diplomat sebagai pengemban amanah dan pembawa pesan negara, harus bisa menempatkan dan menunjukkan dirinya sebagai representasi negara pengirim. 

Dengan tuntutan tersebut, diplomat acap kali dinilai sebagai manusia bermuka dua bahkan lebih, dan suka bermain lidah. Kemampuan seperti itu padahal memang ditujukan untuk melindungi dan menjaga citra baik negaranya.

Negara-negara Barat selalu diagungkan dengan segala kemegahan dan kemajuan kelimuannya. Sedangkan Islam selalu dinilai menjadi agama yang 'kolot', tertinggal peradaban dan sebagai penyebar api kebencian atas sesama. Barat identik dengan paham yang memisahkan antara agama dan keilmuan. 

Seperti halnya dalam diplomasi barat, pembahasannya hanya tentang negosiasi, konsiliasi, mediasi dan arbitrasi. Dalam Islam justru diplomasi menjadi sarana dan proses negosisasi yang harus memiliki tujuan rahmatan lil 'alamin, konsisten dan tanggung jawab terhadap umat sehingga mengedepankan kepentingan umat dan yang paling penting berlandaskan atas al-Qur'an dan Sunnah.

Diplomasi Islam dapat diartikan merupakan kegiatan resmi antar dua negara atau lebih, dimana negara berusaha untuk mencapai kepentingan nasional negaranya sesuai hukum Allah SWT yaitu syariah. Ditilik dari sejarahnya diplomasi Islam pertama kali terjadi saat renovasi Ka'bah dimasa Rasulullah SAW. 

Terdapat beberapa pemimpin kaum di Makkah yang merasa berhak dalam peletakan hajar aswad. Peristiwa ini kemudian menimbulkan bibit perpecahan diantara pemimpin kaum yang ada disana. 

Ditetapkanlah bahwa pada esok hari yang memasuki masjid pertama kali, maka keputusannya akan disetujui oleh semua pemimpin kaum.

Keesokan harinya Rasulullah SAW merupakan orang yang memasuki masjid pertama kali. Kemudian beliau ditanya perihal hajar aswad dan siapa yang lebih berhak meletakkannya. 

Dengan izin dan petunjukkan Allah SWT, Rasulullah SAW meminta kain dan dibentangkan di tengah masjid. Kemudian beliau menaikkan hajar aswad ke kain yang telah membentang dan meminta setiap pemimpin suku memegang kain yang ia lepas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun