Mohon tunggu...
Nilamsari Shinta Dewi
Nilamsari Shinta Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Researcher Marketing Analyst, also Foodies

seorang penjelajah sosial dan budaya di bumi pertiwi, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Filosofi Dibalik Hujan Kala Imlek: Membawa Keberuntungan

21 Januari 2023   14:41 Diperbarui: 21 Januari 2023   23:54 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perayaan Imlek (cr : pinterestcom)

Chinese New Year (CNY) atau Tahun Baru Imlek tidak hanya identik dengan nuansa warna merah, kue keranjang, angpao, dan barongsai. Adapun kedatangan hujan yang biasa menyemarakkan Imlek ini justru ditunggu kehadirannya. Bagi masyarakat etnis Tionghoa, hujan saat Imlek merupakan simbol keberuntungan dan membawa keberkahan seperti makna air yang dianggap sebagai sumber kehidupan yang dapat memberikan rezeki. 

Selaras dengan hal tersebut, seorang pakar Feng Shui juga berpendapat jika hujan memang dianggap sebagai sesuatu yang harus disyukuri jika turun di awal musim semi, Tahun Baru dalam kalender Lunar, atau hari raya Imlek. Perayaan Imlek sendiri dimulai dari hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal ke-15.  

Filosofi Imlek dan Hujan

Hujan saat perayaan Imlek (cr : Ted McGrath / flickrcom)
Hujan saat perayaan Imlek (cr : Ted McGrath / flickrcom)

Hubungan antara Imlek dan hujan apabila dilihat dari sudut pandang ilmiah sebenarnya tidak ada hubungan khusus. Perayaan Imlek yang hampir selalu hujan itu lebih dikarenakan wilayah geografis Indonesia dimana bulan Januari dan Februari biasanya musim hujan. Apalagi dalam kalender masehi, Imlek selalu jatuh pada bulan Januari dan Februari sehingga potensi untuk selalu hujan pada perayaan Imlek sangat besar.

Namun, dibalik fakta ilmiah tersebut, ada sebuah cerita seperti mitos umum yang melegenda. Konon pada ribuan tahun lalu, mayoritas masyarakat Tiongkok yang berprofesi sebagai petani. Setiap musim semi adalah hal yang paling ditunggu karena para petani dapat memanen hasil panen dan mendapat rezeki yang melimpah. Nah, penyambutan musim semi ini selalu ditandai dengan perayaan imlek. Secara tradisional, Imlek sendiri merupakan waktu untuk memberi penghormatan kepada dewa surgawi, keluarga, mengenang leluhur, dan bersyukur atas keberkahan yang datang.

Oleh karenanya, hujan memberi arti yang mendalam bagi Tionghoa. Jika hujan gerimis akan membawa keberuntungan, hujan deras akan mendapat rezeki melimpah. Namun, jika tidak ada hujan maka hal sebaliknya yang akan terjadi.

Legenda Hujan dan Bunga Mei Hwa

Bunga Mei Hwa (cr : pinterestcom)
Bunga Mei Hwa (cr : pinterestcom)
Berkaitan dengan budaya Tionghoa, tak bisa dilepaskan dengan legenda Dewi Kwan Im. Menurut versi taoisme, Kwan Im (Hanzi:觀音; Pinyin: Guān Yīn) adalah penjelmaan Buddha yang bersifat welas asih dan penyayang. Dikisahkan pula jika Dewi Kwan Im merupakan perwujudan dari perempuan muda untuk menolong keterbatasan yang dialami oleh kaum perempuan pada zaman itu.

Orang-orang Tiongkok percaya jika Dewi Kwan Im menanam bunga Mei Hwa menjelang perayaan hari raya Imlek. Sedangkan simbol hujan itu disebabkan Dewi Kwan Im yang sedang menyirami bunga Mei Hwa hingga puncak hari perayaan imlek itulah bunga Mei Hwa bermekaran. Hal inilah justru yang dipercaya saat puncak perayaan Imlek tidak akan hujan atau cuacanya cerah, sehingga hari-hari ini akan disambut dengan suka cita oleh etnis Tionghoa dengan harapan tahun baru yang akan datang lebih bersemangat dan beruntung.

Pesan dari mekarnya bunga Mei Hwa tepat pada Hari Raya Imlek menandakan bahwa suka cita musim semi sudah datang dan harus disambut dengan penuh kegembiraan.

Nah, jadi itulah ikatan sosial & budaya antara Imlek dan hujan. Bagaimanapun juga cerita-cerita dibalik itu memang sudah ada sejak lama dan melegenda hingga sekarang. Walaupun profesi sudah banyak beralih dari petani dan banyaknya perubahan zaman tidak akan melunturkan cerita tersebut. Hujan ataupun terang itu tidak menjadi persoalan kembali di perayaan Imlek zaman sekarang; yang terpenting semangat dan optimisme akan hal baik kedepannya harus terus dipegang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun