Mohon tunggu...
Nila Istighfarah
Nila Istighfarah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Hellow! Negative thoughts will never give you a positive life!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Komunikasi Islam dalam Bermedia Sosial di Era Milenial

18 Januari 2022   11:04 Diperbarui: 18 Januari 2022   18:17 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada zaman teknologi informasi yang sudah maju saat ini, bisa dikatakan Indonesia berada dalam kondisi yang darurat. Hal ini dari banyaknya tindakan amoral dalam aktivitas komunikasi, baik komunikasi online atau biasa disebut daring (dalam jaringan) maupun offline atau luring (luar jaringan).  (Nazaruddin & Alfiansyah, 2021)

Setiap saat anak milenial tidak ada kata bosan untuk membuka media sosial, untuk mencari informasi-informasi dan tertarik membaca berbagai pendapat netizen yang berbeda dalam menanggapi suatu masalah berupa sosial, agama dan politik. Banyak orang yang tidak beretika dalam mengeluarkan pendapat, jika seseorang mengeluarkan pendapat yang salah pasti akan dihujat oleh netizen. 

Seseorang yang sudah terkena bullying akan takut untuk menyampaikan pendapatnya, penyampaian pendapat yang berbeda melalui media sosial bisa disalah artikan, yang bisa menimbulkan ujaran kebencian. Islam mengajarkan kita untuk berkomunikasi dengan sopan, islam juga mengajarkan kita untuk beretika karena dengan beretika membuat kita lebih baik lagi. 

Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi islam? Komunikasi islam merupakan suatu komunikasi yang dibangun di atas prinsip-prinsip yang memiliki roh kedamaian, keramahan, dan keselamatan.(Hefni, 2015a)

Pada zaman milenial ini yang sudah semakin modern terdapat banyak masalah, dengan cara berkomunikasi di media sosial yang baik. Berkomunikasi harus menggunakan etika agar sesuai dengan syariat islam. 

Pada kalangan  remaja banyak yang tidak menggunakan etika dalam berkomunikasi, seperti berkomunikasi di media sosial, menulis menggunakan bahasa kasar yang nantinya akan menimbulkan pro dan kontra. Jika kita tidak bisa memanfaatkan media sosial dengan baik akan mengakibatkan runtuhnya keimanan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

2022-01-18-10-61e6a1974b660d57986e77c3.png
2022-01-18-10-61e6a1974b660d57986e77c3.png

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar" (QS. Al-Ahzab : 70)

Dari ayat diatas menjelaskan tentang etika berkomunikasi baik secara offline maupun online, etika komunikasi yang dimaksud yaitu berupa perkataan yang tidak menyinggung orang lain, tidak membully, dan menjaga lisannya dalam bermedia sosial. Dalam komunikasi islam harus menyampaikan informasi secara kebenaran, faktual, jujur dan tidak memanipulasi fakta.

Islam merupakan pedoman kehidupan, yang telah memberikan petunjuk dalam seluruh wilayah komunikasi manusia. Petunjuk Islam harus dijadikan sebagai prinsip-prinsip pedoman. Berbeda dengan prinsip-prinsip komunikasi yang telah kita kenal sebelumnya, komunikasi Islam memiliki prinsip-prinsip tersendiri. Menurut (Hefni, 2015b) prinsip-prinsip komunikasi islam yaitu :

  • Ikhlas, dalam memberikan dan menerima pesan.
  • Pahala dan dosa, segala sesuatu yang disampaikan memiliki akibat pahala atau dosa. Pahala jika pesan disampaikan dengan cara-cara yang baik dan dosa jika pesan yang disampaikan dengan cara-cara yang kasar atau tidak baik.
  • Kejujuran, pesan disampaikan dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan fakta.
  • Kebersihan, berarti bersih dalam penyampaian pesan yang membuat penerima pesan merasa nyaman dalam sisi psikologis.
  • Berkata positif, hal-hal positif yang disampaikan kepada penerima pesan dapat mendatangkan kebahagiaan dan dapat memberikan motivasi yang positif.
  • Hati, lisan dan perbuatan adalah satu kesatuan. Perkataan serta perbuatan baik yang dilakukan mencerminkan hati. Ketiganya harus sesuai.
  • Dua telinga satu mulut, kita dituntut untuk dapat mendengar lebih banyak daripada berbicara.
  • Pengawasan, Allah SWT adalah Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu yang kita kerjakan. Dengan menyadari kekekuasaan Allah SWT maka kita cenderung untuk berbicara dan bertindak dengan hati-hati karena semua makhluk tidak lepas dari pengawasan Sang Pencipta.
  • Selektifitas dan validitas.
  • Saling mempengaruhi, komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap dan perilaku.
  • Keseimbangan, setiap informasi diterima dari berbagai pihak agar seimbang sehingga dapat menghasilkan keputusan yang adil.
  • Privasi, menghormati dan menghargai wilayah pribadi dari masing-masing orang agar terhindar dari pelanggaran hak pribadi.

Islam mengajarkan untuk berprikebadian positif, seperti menjaga perilaku, lisan yang sopan, dan tidak menyinggung orang lain. Jika hal ini diterapkan dalam bermedia sosial tidak akan mengundang ujaran kebencian, boleh berbeda pendapat tetapi harus memakai etika dalam menulis, menyampaikan dengan kalimat yang baik di media sosial akan menciptakan rasa kedamaian dan keamanan.


Sumber : 

Hefni, H. (2015a). Komunikasi Islam (Copyright). Kencana ( Divisi dari PRENADAMEDIA Group).

Hefni, H. (2015b). Komunikasi Islam (CopyRight). Kencana ( Divisi dari PRENADAMEDIA Group).

Nazaruddin, & Alfiansyah, M. (2021). ETIKA KOMUNIKASI ISLAMI DI MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEUTUHAN NEGARA. Jurnal Peurawi:Media Kajian Komunikasi Islam, 4 No. 1, 2.

Penulis :

Nila Istighfarah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun