Mohon tunggu...
Nila Sari Yani
Nila Sari Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S. Pd

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Kembalikan Peran Ayah Sesungguhnya

13 November 2022   21:18 Diperbarui: 13 November 2022   21:25 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suami merupakan tempat berlindung bagi istri dan juga anak-anak, namun apa jadinya jika yang seharusnya menjadi tempat berlindung malah tempat yang berbahaya bagi keluarga. Seperti yang terjadi di Depok, seorang suami melakukan tindakan kekerasan bahkan membacok istrinya hingga kritis. Tidak hanya disitu pelaku juga dengan tega membunuh anaknya, saat ditanya kepada saksi menyebutkan diduga cekcok dan cemburu kepada istri. https://www.liputan6.com/news/read/5113071/suami-membabi-buta-bacok-istri-dan-anak-di-depok-1-korban-tewas-di-tempat

Selain itu masih di kawaasan Depok, tepatnya di Kecamatan Sawangan seorang suami  melakukan penusukan kepada istri karena hak asuh anak.  Dan baru baru ini muncul juga video viral di daerah Cinere Pangkalan Jati, seorang suami yang memukul istri dipinggir jalan secara berulang kali bahkan di hadapan anaknya yang masih belita . (beritasatu.com)

Jika kita lihat semakin hari tindakan kasus kekerasan bahkan pembunuhan dalam rumah tangga terus terjadi, apa sebenarnya yang menyebabkan para suami dan ayah tega melakukan tindakan keji seperti itu. Yang seharusnya menjadi tempat untuk berlindung  malah menjadi tempat yang membahayakan bagi keluarga.

Suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga, ibarat kapal suami adalah kaptennya yang akan mengarahkan kapal ketempat tujuan dan memastikan anggota didalamnya sampai dengan aman. Namun, dengan adanya kasus kekerasan ini menunjukkan telah hilangnya fungsi qawwammah (kepemimpinan) dalam dirinya.  Seorang suami seharusnya sadar, selama sudah mengucap Ijab Kabul maka seluruh amanah dan tanggung jawab sudah berpindah ke dirinya. Namun yang terjadi malah kebalikannya.

Terjadinya kasus KDRT ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu  mulai dari tingginya tuntuan hidup, kemiskinan,    gaya hidup yang tidak baik dan lemahnya dalam mengendalikan diri. Tuntutan hidup yang dialami oleh para keluarga dimulai dari ekonomi yang semakin menghimpit, kebutuhan pokok seharusnya terpenuhi namun berbanding terbalik dengan pemasukan.

Beban hidup masih jauh dari kata sejahtera untuk memenuhi hak istri dan anak.  Apalagi jika istri tidak memahami dan hanya menekan suami, membuat suami menjadi tidak betah dirumah. Akibatnya mencari kenyamanan diluar bahkan melakukan kegiatan yang diharamkan oleh Allah untuk mencari kesenangan. Sampai terjerat kasus narkoba, mabuk bahkan melakukan aktivitas zina. Nauzubillah!

Belum lagi gaya hidup yang buruk. Para suami hanya fokus mencari uang tapi abai terhadap pendidikan  agama yang ada dirumahnya, para ayah hanya pergi sebelum anak bangun dan pulang lagi ketika anak tidur. Kedekatan antara ayah dengan anak tidak ada, jikapun ada,  waktu digunakan hanya untuk sekedar  liburan dan  kesenangan berupa materi. Baik dari ayah yang bekerja maupun yang tidak bekerja, tidak ada penanaman agama kepada anak. Bahkan ayahnya tidak paham dan jauh dengan agamanya

Ini menunjukkan bahwa hilangnya fungsi ayah sebagai qawammah, dirumah tidak diisi dengan ketakwaan ataupun kegiatan keagaaman dalam mengingat Allah. Maka wajar, jika dalam mengendalikan diri sangat lemah. Mudah sekali tersulut emosi dan melakukan tindakan kekerasan bahkan pembunuhan karena  tidak mempunyai benteng keimanan dalam dirinya.

Adapun untuk memenuhi kebutuhan  bahkan keinginan istri juga ikut bekerja, dan suami merasa tanggung jawabnya telah hilang. Peran ibu menjadi teralihkan,  dari yang seharusnya mempunyai kewajiban memberikan pendidikan kepada anak dan mengurusi suami malah ikut menjadi pekerja sehingga kewajiban dirumah terabaikan.  Sang ayah akhirnya kehilangan tempat untuk beristirahat, dan anak terabaikan.

Keadaan saat ini bukan hanya karena kesalahan individu baik suami maupun istri namun ini terjadi secara sistematis. Dapat diperhatikan dari lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini banyak membuka peluang untuk para wanita daripada laki-laki. Bagaimana sistem saat ini membungkusnya dengan sangat apik, wanita akan terlihat keren saat ia bekerja diluar tidak berkutat hanya pada urusan rumah. 

Dan ini lahir dari paham feminisme.  Paham yang lahir dari sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan.  Akibatnya istri maupun suami sama-sama tidak paham dengan agama. Jika sudah demikian,  hal wajar jika kasus KDRT semakin meningkat bahkan bisa terjadi di kalangan keluarga yang terlihat harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun