Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Rumah Murah ala Balitbang Kementerian PU

1 Desember 2014   07:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:22 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak butuh rumah saat ini? Harga tanah yang tinggi, bahan bangunan juga, belum lagi kalau lokasinya jauh dari kantor, ah mimpi kali ye punya rumah murah. Datang ke pameran perumahan, cuma bisa gigit jari, semakin banyak pengembang yang membangun, semakin mahal harga rumah. Apalagi kalau beli rumah bukan di weekend, siap-siap deh harga naik hari Senin. Itulah pikiran yang timbul dalam kepala saya kalau ingin punya rumah dan mungkin kebanyakan orang muda yang akan dan baru membangun rumah tangga juga berpikiran seperti saya.

Untuk mengatasi hal itu, solusi yang paling mungkin adalah mengadu ke pemerintah untuk minta rumah murah. Iya kali, ya. Atau datang saja berkunjung ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) yang meluncurkan produk teknologi Litbang 2014. Ini saya ketahui dari Kompasiana Nangkring bareng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) pada Kamis 27 November 2014 di Pendopo Gedung Cipta Karya, Kemenpupera, Jl. Pattimura No. 20, Jakarta.

Acara nangkring kali ini juga untuk memeriahkan Hari Bakti Kementerian PU yang ke-69 tahun. Wah, tidak terasa bahwa PU sebagai garda terdepan penggerak pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah memasuki usia yang tidak muda lagi. Kedewasaan dan tentunya inovasi-inovasi teknologi harus menjadi makanan mereka untuk menghadirkan sarana dan prasarana yang mendukung kemajuan Indonesia. Khusus acara kali ini, dikenalkan produk litbang yang sudah diimplementasikan dalam bidang permukiman.

Prof. Dr. Ir. Anita Firmanti, MT selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman - Balitbang – Kemenpupera menjadi narasumber yang memaparkan tentang produk-produk inovasi teknologi litbang yang ia komandoi. Beliau dengan tangan terbuka juga mengundang masyarakat untuk berkunjung ke Puslitbang yang terdapat di beberapa lokasi seperti Bandung, Bali, Medan, dll. Beberapa inovasi yang dihasilkan Puslitbang Permukiman adalah:

·RIKa (Rumah Instan Kayu) yaitu rumah instan yang berbahan dasar kayu kelas rendah yang cepat tumbuh seperti kayu sengon, karet, dan akasia mangium diproses dan diolah sedemikian rupa sehingga kualitasnya setara dengan kayu kualitas kelas satu. RIKa ini telah diterapkan di daerah rawan bencana.

·RISHa (Rumah Instan Sehat Sederhana) yaiturumah layak huni yang dibangun dengan modul. Menggunakan teknologi konstruksi sistem pracetak untuk bangunan sederhana menggunakan sistem knockdown. Terdiri dari komponen modular yang dibuat secara fabrikasi.

·RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) yaitu teknologi struktur rumah pra cetak dengan system panel yang memiliki efesiensi biaya dan material. RUSPIN ini adalah teknologi penyempurnaan dari RISHA.

Hasil inovasi tersebut merupakan karya peneliti-peneliti di Balitbang Kemenpupera yang telah teruji dan sebagian sudah diaplikasikan di beberapa daerah di Indonesia. Itu hanya sebagian kecil dari begitu banyak karya terbaik anak bangsa yang mendedikasikan dirinya menjadi peneliti di Indonesia. Apa yang telah dihasilkan merupakan sebuah karya yang perlu ditindaklanjuti untuk dapat dipergunakan lebih luas lagi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Iwan SuprijantoST, MT selaku Kepala Bidang Program dan Kerjasama - Puslitbang Permukiman menyampaikan bahwa hasil penelitian tersebut merupakan karya inovasi yang dipersembahkan untuk masyarakat Indonesia dengan dukungan dana dari pemerintah. Oleh karena itu, untuk pemanfaatan yang lebih luas lagi, perlu adanya kerjasama dengan mitra terutama swasta. Ditambahkan lagi bahwa, untuk mendorong kemajuan sebuah negara, perlu diperbanyak riset-riset oleh para peneliti. Di sinilah diperlukan lagi perhatian pemerintah untuk memotivasi para peneliti semakin giat berinovasi dengan dukungan finansial yang memadai. Dan juga yang tak kalah penting adalah masukan dari beberapa Kompasianer yang menyarankan kepada pihak Kemenpupera agar segera mengurus paten dari setiap produk inovasi yang dihasilkan tersebut.

Tentu masih banyak hal yang harus dilakukan, terutama Kemenpupera menghadirkan permukiman yang memadai bagi masyarakat. Dalam rangka memperingati Hari Bakti yang ke-69 ini, Kemenpupera memiliki fokus untuk berakselerasi mewujudkan Program Permukiman 100 - 0 - 100, yakni 100 % Akses Air Minum, 0 % Kawasan Kumuh, 100 % Akses Sanitasi. 100 % akses air minum sangat penting bagi permukiman, terutama daerah-daerah yang minim sumber air. Beberapa teknologi yang sudah diterapkan, seperti Teknologi Pengolahan Air Minum dan Sanitasi Terpadu di Hulu DAS perkotaan yang diterapkan di Pucang Sawit Surakarta, Jawa Tengah, dan Pengolahan Air di Daerah Karst di Gunung Kidul.

Untuk mewujudkan 0% kawasan kumuh, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan model rumah tinggal keluarga melalui RISHa, RIKa, RUSPIN, Bambu Laminasi, dsb. Model ini sudah diterapkan di Kampung Deret Petotogan, Jakarta Selatan melalui program yang digalakkan oleh Gubernur DKI kala itu, Joko Widodo. Rumah-rumah di kawasan tersebut dibangun di atas lahan yang terbatas.

Sementara itu, sanitasi berkaitan erat dengan pengolahan limbah demi kesehatan lingkungan. Untuk mewujudkan 100% akses sanitasi ada beberapa macam teknologi yaitu, pengolahan air dengan bio-contractor yang meliputi teknologi : Biotour, yakni rangkaian teknologi pengolahan limbah rumah tangga untuk menghasilkan kualitas air daur ulang yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Biofil, adalah teknologi pengolahan air limbah rumah tangga, sehingga air hasil olahan dapat dibuang langsung ke tanaman maupun kolam ikan. Biority, yakni mengolah air limbah rumah tangga skala komunal maupun individual. Selain itu, terdapat juga teknologi komposter sebagai pengolah limbah menjadi kompos.

Semoga apa yang menjadi teknologi permukiman yang telah dihasilkan oleh Balitbang Kemenpera dapat diterapkan lebih luas dan menjadi popular di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan eperti itu, karya-karya para peneliti di Indonesia menjadi  tuan rumah di negeri sendiri dan diharapkan dapat diperluas lagi ke tingkat internasional. Dan yang paling penting adalah bahwa rumah sehat, kokoh, dan tentunya murah bukan hanya sekedar mimpi. Melalui Kemenpupera, mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun