Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidup Masih Harus Terus Berjalan

20 Desember 2015   18:34 Diperbarui: 20 Desember 2015   18:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tutup!”

Teriakan itu muncul dari seorang pemuda di pintu paling belakang bus Trans Jakarta tipe gandeng yang melayani tujuan Grogol-PGC setelah penumpang masuk ke dalam bus. Pemuda itu menggunakan kaos oblong hitam yang polos, celana jins berwarna gelap dan kakinya beralaskan sandal. Bisa dipastikan bahwa si pemuda itu bukan petugas dari bus Trans Jakarta.

Bus pun berjalan di jalurnya, semua orang di dalam seperti pada umumnya hanya berdiam. Sebagian ada yang sibuk dengan ponselnya, ada yang baca koran, ada yang tidur, dan pastinya tidak ada interaksi. Si pemuda yang berdiri di dekat pintu itu memegang batang besi pegangan di pintu tersebut, bahkan ia  memeluk pegangan itu dan merapatkan mukanya ke kaca pintu itu.

“Yang LIPI, Gatot Subroto, persiapan!” terucap teriakan dari si pemuda sambil masih berpegangan pada besi di pintu ketika bus mendekati halte Gatot Subroto-LIPI, “ Yang Gatot Subroto LIPI,” teriaknya lagi.

Ketika bus berhenti di halte Gatot Subroto LIPI, ada satu penumpang yang keluar, sementara si pemuda kembali berteriak,” Gatot Subroto LIPI!”. Melihat tidak ada yang bergerak keluar, si pemuda pun dengan segera berteriak, “Tutup!”

Tepat saat pintu akan ditutup, ada seorang bapak yang baru tersadar bahwa ia harusnya turun di situ. Sebenarnya, si bapak masih punya kesempatan untuk bisa keluar bus dengan segera, namun karena sudah ada sinyal bunyi bahwa pintu akan ditutup, si pemuda pun menghalangi si bapak.

“Maaf, Pak sudahditutup,” ucapnya kepada si Bapak.

Ada kesan kecewa dari si bapak, namun ia cepat menerima kenyataan bahwa si pemuda itu menghalanginya untuk keluar meski ia masih punya kesempatan. Si pemuda pun mengingatkan untuk turun di halte selanjutnya. Si bapak itu orangnya sabar dan bisa menerima.

Bus kembali berjalan menuju halte selanjutnya. Ketika mendekati halte Gatot Subroto Jamsostek, si pemuda kembali teriak,” Persiapan yang Gatot Subroto Jamsostek!”.

Ketika tiba di halte Gatot Subroto Jamsostek, si bapak yang tadi belum keluar pun segera bergegas keluar.  Namun, tidak ada yang penumpang yang masuk dari halte itu. Si pemuda pun cepat berteriak, “Tutup!”, sambil ia melihat ke belakang dari luar pintu. Entah apa yang dia lihat.

Selama bus berjalan menuju halte selanjutnya, si pemuda kembali memeluk besi pegangan di pintu itu. Ia memejamkan mata dan terkadang terlihat mulutnya komat-kamit. Setelah bus akan mendekati halte, si pemuda membuka mata dan kembali berteriak,”Persiapan yang Kuningan Barat! Transit Ragunan Dukuh Atas!”. Ada beberapa penumpang yang turun, namun tidak ada yang naik dari halte itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun