Suatu ketika di sebuah rumah makan khas daerah yang sangat ramai kalau waktunya makan siang. Selagi asyik mengelap meja tempat kami akan makan, melintaslah adik kelas sejak SMA dan berlanjut kuliah. Mereka sudah selesai makan.
"Bro!"
"Eh, abang, baru mau makan ya. Kami sudah selesai. Kalau dari tadi, kubayarin deh."Kami berdua tersenyum. Ia pun pamit pergi.Â
Setelah menjauh, kubisikkan ke temanku semeja,"Basa basi!".Tapi kami tidak tersenyum.Â
Temanku langsung bercerita tentang pergumulannya menghadapi studi lanjut program doktoral. Sambil minum sop yang dihidangkan pramusaji, saya hanya mengangguk. Lebih meresapi hangat dan enaknya sop yang tersaji.
Kehidupan studi doktoral memang punya kesan tersendiri. Sebaiknya tidak sambil bekerja. Harus fokus. Yang fokus saja, masih banyak yang gagal.
Tak heran, para penyintas studi doktoral yang berhasil lolos, diluluskan dengan doa katanya setuju dengan istilah Ph.D alias permanent head damage. Plesetan yang menggambarkan kondisi riil yang mereka rasakan.
Mungkin itu yang membuat teman saya tak bisa merespon soal basa basi tadi.
Tapi kemudian muncul cerita secara tiba-tiba dari teman tersebur, ketika kita bertemu dengan orang yang tidak disukai di lingkungan pekerjaan. Ceritanya, dalam ramgka mengisi waktu sampai pesanan makanan kami terhidang untuk disantap.Â
"Tadi kami papasan, tak kusapa sedikitpun."
"Lah, aku juga, pas pagi hampir bersamaan nyampe kantor, langsung buka pintu kantor, jangan sampai berpapasan."
Nah, beda cerita dengan orang yang tidak punya masalah dengan kita. Begitu kelihatan dari jauh, sengaja berpapasan, basa basi yang dicari-cari, lalu muncul cerita-cerita seru.
"Wah, udah mau pulang aja, lagi nungguin teman satu circle ya?"
"Iya, itu mereka, eh kemarin yang soal.. Bla.. Bla. Bla."