Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

BRI-lian bagi UMKM: Mengakar di Lokal, Diakui Global

6 Desember 2022   17:29 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:08 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galeri Batikta di Balige (dokumentasi pribadi)

UMKM, penopang ekonomi bangsa

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia saat ini. Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM, per tahun 2019, jumlah UMKM di Indonesia sudah mencapai 65,47 juta unit. Trennya terus meningkat sebesar 1-2 persen dari tahun ke tahun. 

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB setara dengan 8500 triliun rupiah atau sekitar 62% di tahun 2020. Penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari daya serap dunia usaha dan bisa mengumpulkan total investasi sebesar kurang lebih 60 persen. Tidak hanya itu, penyerapan kredit UMKM pun bisa mencapai satu triliun lebih.

Jelas bahwa keberadaan UMKM sudah tidak bisa dipandang sebelah mata. Bila ditotal, jumlah UMKM tersebut mencapai 99,99 persen dari total usaha yang ada di Indonesia. Sisanya, sebesar 0,01 persen (~5637 unit) merupakan usaha berskala besar.

Data tersebut memberi kepercayaan diri kepada banyak pelaku UMKM untuk terus berkontribusi dalam menopang perekonomian negara. Hal itu yang menjadi motivasi bagi munculnya banyak pelaku UMKM di Kabupaten Toba.

Sejak ditetapkannya Danau Toba menjadi destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia, pelaku UMKM di Toba pun turut meningkat. Data menurut Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Toba tahun 2019, tercatat sekitar 1878 UMKM (khususnya mikro) yang ada di Kabupaten Toba.

UMKM mulai tumbuh mengakar di Toba

Potensi pengembangan UMKM di Toba masih akan terus meningkat karena geliat pariwisata sudah mulai berdenyut. Peluang itu yang ditangkap oleh seorang putra daerah yang telah lama merantau di ibukota, Eko Indra Pardede.

Ide yang muncul ketika membangun usaha adalah bagaimana memperkenalkan Batik yang bercirikan Toba. Selama ini, batik dikenal sebagai produk dari Pulau Jawa. Sementara, Toba juga punya corak batik yang khas. Untuk memulai mengenalkan produk batik Toba, dimulai dengan sebuah ide branding  yang kuat, Batikta.

Batikta-batik yang bercerita- merupakan sebuah gerakan awal untuk mengenalkan batik Toba dengan cerita tentang masing-masing corak yang ditampilkan. Corak batik yang diceritakan terinspirasi dari berbagi corak gorga, yang merupakan ornamen khas warisan budaya asli Batak.

Tahap awal, dengan berbekal semangat yang tinggi, Batikta muncul menjadi UMKM yang mendukung industri pariwisata di Kabupaten Toba. Proposisi nilai yang kemudian dilakukan adalah produk Batikta yang khas, unik, dan berkualitas. Selain produk kain maupun pakaian jadi sebagai produk andalan, Batikta pun muncul sebagai UMKM yang turut mengenalkan produk tenun, yaitu ulos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun