Semangat untuk turut mendukung produk ulos menjadi energi tambahan bagi Batikta. Penenun (partonun) ulos memiliki isu soal kesejahteraan. Biaya produksi yang tinggi seringkali tidak sejalan dengan harga jual produk yang dihasilkan. Bahkan, penenun ulos, yang didominasi oleh kaum ibu, terjebak dengan model bisnis para pemilik modal.
Pemilik modal menyediakan modal untuk menenun, lalu hasilnya dijual ke mereka dengan harga yang mereka tentukan. Penenun hanya bisa pasrah, mengingat kebutuhan modal menjadi kendala utama dan hasil penjualan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara, ulos yang dihasilkan bisa memiliki harga yang lebih baik ketika sudah dikuasai oleh pemilik modal.
Lalu bagaimana kemudian, sebuah gagasan untuk mengenalkan batik Toba sambil mendukung kesejahteraan partonun bisa terus bertahan dan bahkan berkembang hingga saat ini. Pemilik Batikta bercerita bagaimana dukungan modal usaha menjadi kunci bagi pengembangan UMKM.
Tanpa ragu, founder Batikta berbagi tentang dukungan penuh dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) bagi UMKM, khususnya di daerah seperti Kabupaten Toba. Belum banyak institusi finansial yang berani untuk menjalankan bisnis di Kabupaten Toba. BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, menjadi sokoguru untuk dukungan keuangan UMKM di daerah-daerah.
Sekedar kilas balik, ketika masih jadi murid sekolah menengah pertama (SMP) di Sidikalang, saya sudah dididik oleh orangtua untuk menabung. Pada saat itu, sebagai anak sekolah, saya sudah diberi kesempatan untuk membuka rekening bank untuk tabungan pelajar. Sekali seminggu, saya sangat bersemangat untuk menyetor tabungan ke BRI, meski jumlahnya tidak cukup besar, namun pelayanan oleh petugas di bank memberi kesan yang sangat baik.
Nah, berkaca dari hal tersebut, kita bisa membayangkan bagaimana BRI hadir untuk melayani para nasabah yang memerlukan dukungan finansial dalam mengembangkan UMKM. Dalam menjalankan bisnis jasa keuangan, BRI mengambil pilihan yang sangat tepat sekali untuk selalu memulai perbaikan maupun perubahan dari internal organisasi.
BRIlian hadir bagi UMKM
Jargon 'melayani dengan setulus hati' menjadi kesan yang sangat dekat bagi para nasabah bahkan lebih luas, bagi masyarakat di mana BRI hadir untuk menjalankan bisnisnya. Hingga bisa merayakan hari ulang tahun ke 127 tahun (HUT127BRI), BRI telah menancapkan peran yang semakin dalam sebagai institusi finansial (BRIPahlawanFinansial) yang banyak bermanfaat bagi sekitarnya.
Transformasi berkelanjutan yang dilakukan oleh BRIPahlawanFinansial hingga bisa mencapai HUT127BRI dimulai dari pembentukan budaya (corporate culture) untuk pengembangan sumber daya manusia. Hal ini selaras dengan nilai inti (core value) yang ditetapkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN): AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Core value tersebut menjadi penggerak (driver)Â bagi para BRIlian (sebutan untuk pekerja BRI) yang senantiasa terus menyalurkan nilai tersebut baik secara ekonomi maupun sosial. Melayani dengan setulus hati disertai AKHLAK telah memberikan dampak tidak hanya bagi kepuasan nasabah, namun turut membantu setiap insan BRIlian untuk terus membangun performa kerja yang meningkat.
Kembali ke Batikta, kehadiran BRIPahlawanFinansial semakin menguatkan bisnis UMKM sebagai bagian penyokong ekonomi nasional. Saat ini, Batikta telah memiliki galeri untuk menampilkan produk-produk dalam berbagai kemasan yang menarik. Dukungan BRIPahlawanFinansial membantu juga untuk pengembangan produk dan pemasaran produk baik secara langsung maupun secara digital.
