Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Potensi Wisata Mandalika: Barang Mentah, Wisata Olahraga, hingga Wisata Elektronik

17 November 2021   17:15 Diperbarui: 17 November 2021   17:25 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas Pembangunan Sirkuit Mandalika-Potensi Wisata dari Raw Material, Sport Tourism, hingga E-Tourism (dokpri)

Apa potensi barang mentah (raw material) di Indonesia yang bisa dijual secara masif? Wisata, khususnya alam dan budaya. Jawaban klasik ini mungkin sudah menjadi pengetahuan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa harus melakukan pembenahan, secara alami, alam dan budaya Indonesia adalah kekayaan yang bisa menjadi daya tarik wisata. Pengunjung domestik saja selalu terpesona dengan kekayaan obyek wisata Indonesia, apalagi mancanegara. Lalu apa?

Pertanyaan ini yang menjadi sulit untuk dijawab. Kalau dikelola, akan seperti apa? Kalau tidak dikelola, bagaimana? Kalau tidak dikelola, contohnya potensi wisata alam, tetap mengundang orang untuk datang berkunjung dan menikmatinya. Begitupun sesekali dengan tradisi budaya, warga akan tetap melakukan aktivitas kunjungan untuk setidaknya melaksanakan adat tradisi tersebut. Misalnya: orang akan tetap pulang kampung untuk mengikuti pesta adat keluarga.

Nah, bagaimana kalau potensi tersebut dikelola dengan baik? Sekedar membayangkan saja, kita sudah bisa merasakan betapa besarnya potensi tersebut. Mari berpikir sederhana saja, ketika masih kanak-kanak, kita sangat senang sekali mengikuti karya wisata dari sekolah. Meskipun segala kebutuhan sudah dipenuhi baik dari penyelenggara (pihak sekolah/guru) dan orangtua, kita masih diberikan uang jajan/pegangan selama aktivitas tersebut. Dan apa yang kita lakukan dengan itu? Pada umumnya setiap anak akan tetap jajan: beli makanan, barang/souvenir, maupun jasa lain.

Tren Pengembangan Sport Tourism (sumber: hospitalitynet.org)
Tren Pengembangan Sport Tourism (sumber: hospitalitynet.org)

Begitupun para wisatawan yang melakukan perjalanan ke suatu tempat, pasti akan mengeluarkan biaya. Kita bisa rasakan bahwa sebesar apapun biaya akan tetap kita keluarkan sebagai kompensasi atas barang atau jasa yang kita nikmati, terlepas dari kualitas dan kenyamanan yang kita rasakan. Karena lagi di luar rumah, kita merasa wajar untuk mengeluarkan uang tersebut.

Bila kita mengunjungi daerah wisata yang dikelola dengan baik, tentu kita bisa merasakan kualitas dan kenyamanan disesuaikan dengan ongkos/biaya yang kita bayar. Kesan tersebut menjadi cerita yang akan kita bawa ke tempat kita masing-masing. Cerita pengalaman tersebut bisa membawa orang lain untuk turut merasakan pengalaman kita atau bisa membuat mereka ingin merasakan langsung.

Pengelolaan wisata belakangan ini menjadi salah satu bisnis utama (core business) dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 2019, kontribusi sektor pariwisata Indonesia terhadap produk domestik bruto mencapai lima belas persen, dengan pendapatan mencapai 275 triliun yang mampu menyerap hingga tiga belas juta tenaga kerja.

Namun, pandemi COVID-19 cukup berdampak bagi pariwisata secara global yang mengakibatkan penurunan kunjungan sebesar 58-78% atau sekitar 847-1139 juta. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pariwisata Indonesia. Kemenparekraf saat ini merespon dengan pengelolaan pariwisata yang gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi untuk lapangan kerja yang luas (gaspol). Pengelolaan pariwisata tersebut mengandalkan pesona Indonesia (Wonderful Indonesia) yang selalu memukau.

  • Alam dan Budaya Mandalika

Dari segi alam, Mandalika memiliki potensi wisata bahari berupa pantai dan bawah laut yang memukau. Di kawasan ini, terdapat beberapa pantai indah, bukit yang sangat menarik maupun desa wisata yang bisa dikunjungi: Pantai Kuta Mandalika, Pantai Seger, Pantai Tanjung Aan, Pantai Serenting, Pantai Gerupuk, Bukit Merese, Batu Payung, maupun Desa Sade dan Ende.

Kawasan yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ini berasal dari nama seorang tokoh berparas cantik, Putri Mandalika. Dalam legenda suku Sasak, Putri Mandalika adalah keturunan raja dan ratu yang sangat bijaksana. Ketika beranjak dewasa, sang putri menerima banyak sekali lamaran hingga membuatnya bersemedi dan mengumpulkan semua pelamar. Namun, sang putri memutuskan untuk terjun ke pantai dan tidak berhasil diselamatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun