Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maskot Ini Bisa Bantu Promosi Wisata Danau Toba

26 September 2021   22:59 Diperbarui: 26 September 2021   23:03 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bubu (diolah sendiri)

Kunjungan wisata menjadi barang mewah dan langka saat ini. Kondisi pandemi virus korona yang belum mereda membuat kita harus menahan diri untuk tidak mengunjungi tempat-tempat wisata yang biasanya identik dengan kerumunan. Kalaupun harus berwisata, harus dengan persiapan yang sangat matang.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan tentu harus sesuai dengan syarat-syarat perjalanan yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa syarat utama misalnya, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi PeduliLindungi ini merupakan aplikasi yang membantu pemerintah dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran virus korona (COVID-19) dan mendukung kegiatan masyarakat di masa adaptasi pengendalian pandemic virus korona.

Dengan adanya aplikasi PeduliLindungi, kita bisa mendapatkan informasi berupa paspor digital yang berisikan riwayat sertifikasi vaksin. Informasi sertifikasi vaksin yang dimaksud memuat nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, tanggal vaksin, dan jenis vaksin. Informasi terkait zona risiko, statistik kasus, check in  pada fasilitas publik melalui scan QR code, riwayat lokasi perjalanan, dan  e-Hac terintegrasi.

Di tengah pengendalian pandemi di Indonesia yang semakin membaik, tentu membawa angin segar bagi dimulainya kembali aktivitas di kawasan wisata. Sejak ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Danau Toba semakin berbenah. Aneka pembangunan infrastruktur dilakukan untuk menjamin ketersediaan akses, atraksi dan amenitas di Kawasan Danau Toba (KDT). Apa yang diharapkan dari pembangunan tersebut? Tentu, semakin meningkatnya kunjungan wisata di Kawasan Danau Toba.

Kunjungan

Di akhir 2019 sampai  awal 2020, kunjungan wisatawan ke Samosir cukup tinggi. Sekitar 35.000-an pengunjung memberikan kontribusi pendapatan retribusi ratusan juta bagi Kabupaten Samosir. Dan bisa lebih besar bila dijumlahkan total kontribusi dari dampak ikutan (multiplier effect) keseluruhan aktivitas wisatawan tersebut. Misalnya: pembelian souvenir, pembelian makanan & minuman, dan lain-lain.

Di masa pandemi, tentu tidak muluk-muluk. Untuk bisa bertahan dalam industri, para pegiat sektor pariwisata tersebut sudah merasakan kesulitan.

Lalu apa solusi terbaik? Semua akan sangat paham: promosi! Bagaimana caranya? Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan dibantu dengan pihak swasta tetap harus dilakukan secara konsisten. Selain itu, perlu terobosan-terobosan yang kreatif.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan branding Wisata Danau Toba melalui representasi sebuah maskot. Maskot merupakan persona yang dianggap bisa membawa keberuntungan. Pemilihan maskot umumnya memiliki dasar pemilihan yang sesuai dengan karakteristik hal (wilayah, budaya, dan sebagainya) yang diwakili.

Berikut ini adalah tiga persona yang dapat dipilih menjadi salah satu maskot untuk mendukung strategi branding Kawasan Danau Toba.

1. Bubu

Bubu adalah seekor kerbau. Nama latinnya adalah Bubalis Bubalus. Dalam budaya Batak secara umum, kerbau adalah simbol keunggulan. Dalam banyak pesta adat, untuk menampilkan keunggulan tersebut, makanan yang disajikan adalah daging kerbau. Selain itu, kata 'bubu' sendiri bermakna alat menangkap ikan, ini juga bisa menjadi representasi untuk mata pencaharian masyarakat di Danau Toba.

2. Boti

Boti adalah seekor cicak. Binatang ini berasal dari family Gekkonidae. Dalam budaya Batak, cicak merupakan simbol kebijaksanaan. Dalam banyak ukiran, simbol cicak selalu muncul dengan buah dada. Orang Batak menyebut cicak dengan boraspati.

Ilustrasi Boti-boraspati [diolah sendiri] 
Ilustrasi Boti-boraspati [diolah sendiri] 

3. Neo

Neo adalah seekor ikan. Di Danau Toba terdapat ikan endemik, yang sering disebut ihan batak. Penamaan itu sudah digunakan oleh salah satu kapal penyeberangan dari Ajibata ke Tomok. Dalam bahasa latin, ihan batak tersebut dinamakan Neolissochilus thienemanni. Populasinya sudah semakin berkurang dan semakin langka. Perlu dilakukan upaya pelestarian untuk mencegah kepunahan.

Ketiga persona tersebut dapat dijadikan salah satu maskot yang berperan untuk meningkatkan strategi pemasaran wisata Danau Toba. Ada banyak manfaat yang didapatkan dengan penggunaan maskot tersebut, diantaranya:

  • Memberikan kesan yang unik dan berbeda terhadap brand yang diwakilinya. Sebagai contoh untuk Danau Toba, dengan memanfaatkan salah satu contoh maskot di atas, kesan terhadap kekayaan alam dan budaya menjadi terwakili.
  • Cepat diingat dan menarik. Kehadiran maskot membawa kita untuk cepat merekam persona dan mengasosiasikan pada brand yang diwakilinya.
  • Menjadi pemicu untuk pengembangan strategi pemasaran yang saling melengkapi. Dengan memilih sebuah maskot, tentu akan bisa dijadikan alat utama untuk memperkenalkan seluruh sisi Danau Toba, dan memicu untuk pengembangan strategi pemasaran kreatif yang lain, seperti: pembuatan jingle/yelyel/jargon, mempermudah promosi secara digital dan bahkan memperkuat branding yang sudah ada (Wonderful Indonesia/Lake Toba, Caldera of Kings).
  • Masih banyak manfaat lain yang bisa didapatkan untuk membantu pengembangan pariwisata secara kreatif dan berkelanjutan melalui penggunaan maskot. Saatnya dimulai dan dikembangkan secara kreatif, Sekarang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun