Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kikuo Ibe, Inovasi dan Semangat Pantang Menyerah

14 Desember 2017   19:07 Diperbarui: 14 Desember 2017   19:20 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Kikuo Ibe, 'Bapaknya G-Shock' (foto: @dethazyo)

Kemunculan inovasi berangkat dari sebuah masalah yang ingin dipecahkan. Masalah yang timbul seringkali adalah pengalaman pribadi yang terjadi begitu saja lalu kemudia menghasilkan sebuah inspirasi. Bila para penemu menyebutnya sebagai sebuah aha moment!,berteriak aha! sambil tersenyum dan merasa bangga. Namun bagi seorang Kikuo Ibe atau Ibesan, itu adalah momen yang tidak mengenakkan, ah moment!, tertunduk dan sedih.

Ketika lulus ujian masuk SMA, Kikuo Ibe mendapat hadiah jam tangan dari ayahnya. Sialnya, secara tidak sengaja jam tangan tersebut jatuh dan langsung rusak. Pada saat itu, jam tangan merupakan barang sensitif yang mudah rusak apalagi bila terkena guncangan. Butuh kehati-hatian untuk menjaga sebuah jam tangan. Dan saat itu, ketika melihat jam tangannya rusak, Kikuo Ibe malah berpikir untuk membuat sebuah jam tangan yang tidak rusak meskipun sudah terkena guncangan. Di sinilah awal mula inovasi yang menghasilkan produk jam tangan G-Shock.

Awal pengembangan jam tangan yang tidak mudah rusak karena guncangan bukan sesuatu yang mudah. Kikou Ibe harus banyak mengorbankan jam tangan yang dijatuhkan secara sengaja untuk bisa menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan. Ada lebih dari 200 prototipe struktur bingkai jam yang diujicoba untuk bisa menghasilkan jam tangan berongga yang menopang modul inti pada titik-titik tertentu serta penutup uretan di sekeliling bingkai jam. Saat itu tahun 1983, diluncurkan DW-5000C, model G-Shock yang pertama dengan desain hollow case yang memberikan ketangguhan. G-Shock berarti sebuah pengembangan jam tangan yang tahan terhadap guncangan kuat meski disebabkan oleh gravitasi (jatuh bebas).

Sejak saat itu, Kikuo Ibe yang kini disebut sebagai "Father of G-Shock"alias Bapaknya G-Shock tidak pernah berhenti berinovasi. Bila dihitung sejak ia pertama kali bekerja untuk menghasilkan G-Shock, bersama dengan timnya, Ibesan sudah mengembangkan lebih dari 3.200 model dan warna G-Shock yang dipersembahkan kepada penggemarnya di seluruh dunia. Selama lebih dari 40 tahun bekerja sebagai Advisory Engineer for Product Strategy Planning, Timepiece Product Division Casio, Ibesan selalu pantang menyerah untuk memberi nilai tambah bagi penggunanya.

G-Shock edisi 35 tahun yang dihargai 20 jutaan (foto: @nikomamora)
G-Shock edisi 35 tahun yang dihargai 20 jutaan (foto: @nikomamora)
Kisah G-Shock pun semakin unik karena awal perkenalannya di pasar dimulai dari Amerika Serikat. Pada tahun 1984, G-Shock hadir dalam sebuah iklan yang menampilkan pemain hoki es memukul G-Shock DW-5200 sebagai ganti karet hoki. Para pemirsa Amerika saat itu mempertanyakan fakta tentang kekuatan G-Shock. Sebuah program TV populer di Amerika pun meminta reka ulang skenario untuk menguji ketahanan jam tersebut. Alhasil, G-Shock membuktikan meski terkena guncangan, jam tetap menunjukkan waktu yang akurat. Sejak saat itu, G-Shock menjadi jam tangan yang diminati warga Amerika, terutama kalangan penggemar kegiatan luar ruangan seperti petugas pemadam kebakaran, polisi, maupun pemain skateboard.

Popularitas G-Shock di Amerika pun kemudian menyebar di Jepang sejak tahun 1990-an. Produk-produk G-Shock yang tadinya diproduksi untuk pasar Amerika kemudian dihadirkan di Jepang, namun seolah-olah menjadi sebuah barang impor. Inilah yang kemudian membuat popularitas G-Shock semakin berkembang di kalangan muda Jepang. Apalagi didukung oleh musisi dan pemain film action yang kerapkali diliput oleh media sedang mengenakan G-Shock. Distribusi  G-Shock di Jepang bertumbuh pesat dari sekitar 10.000 unit di tahun 1990 menjadi 700.000 unit tahun 1995. Sejak saat itu G-Shock dikenal sebagai produk jam tangan digital yang sangat populer di dunia.

Kikuo Ibe, dalam kunjungannya ke Jakarta, 7 Desember 2017 yang lalu bercerita bahwa kesuksesan produk G-Shock merupakan sebuah inovasi yang terus menerus dilakukan tanpa mengenal kata menyerah. Dalam presentasinya dalam bahasa Indonesia, meski terbata-bata, membuktikan bahwa ia merupakan inovator yang pantang menyerah dan selalu ingin memenuhi ekspektasi pengguna G-Shock di manapun berada. Ia juga menegaskan bahwa G-Shock adalah sebuah tantangan mimpi yang mustahil dan dengan rendah hati meminta bantuan para pengguna untuk terus memberi bantuan kepadanya sehingga G-Shock menjadi "merek yang terkuat" di Indonesia.

Pada tahun 2018 mendatang, G-Shock akan merayakan 35 tahun kehadiran inovasinya. Momentum ini bukan untuk menandakan bahwa mereka sudah puas dengan inovasi yang sudah dihasilkan, namun justru sebaliknya, mereka tidak akan berhenti berinovasi. Kikuo Ibe menceritakan tentang tantangan yang sedang dihadapi untuk menghasilkan produk G-Shock dengan kaca safir dan harapan untuk membawa G-Shock menjadi jam tangan yang bisa digunakan di luar angkasa.

Sungguh menakjubkan ketika bisa mendengar inovator sekelas Kikuo Ibe, yang hasil karyanya sudah dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Bukan berpuas diri, malah tetap dengan rendah hati untuk memuaskan harapan penggunanya. Inovasi pun dilakukan terus-menerus secara konsisten. Meski kadang menemui jalan buntu dan ditertawai orang lain, namun semangat pantang menyerah membuat segala sesuatu mungkin jadi kenyataan.

Foto (ki-ka) Founder Kata.ai Irzan Raditya; Father of G-SHOCK Kikuo Ibe; Co-Founder Gerakan #KejarMimpi Maudy Ayunda dan Founder serta CEO Bahaso.com Tyovan Ari berpose bersama pada saat bincang media G-SHOCK: Innovate, Level Up Your Life! di Jakarta (07/12/2017) (foto: Casio ID)
Foto (ki-ka) Founder Kata.ai Irzan Raditya; Father of G-SHOCK Kikuo Ibe; Co-Founder Gerakan #KejarMimpi Maudy Ayunda dan Founder serta CEO Bahaso.com Tyovan Ari berpose bersama pada saat bincang media G-SHOCK: Innovate, Level Up Your Life! di Jakarta (07/12/2017) (foto: Casio ID)
Semangat inovasi Kikuo Ibe juga tercermin kepada generasi muda Indonesia saat ini. Irzan Raditya, Cofounder dari Kata.ai juga memaparkan hasil inovasi yang dikembangkannya dalam memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kata.ai adalah wahana/platformchatbot pertma di Indonesia. Inovator muda kelahiran tahun 1988 ini sudah mencintai dunia teknologi sejak kecil. Setelah lulus kuliah Computer Science dari HTW Berlin dan bekerja di beberapa perusahaan di Jerman, ia kembali ke Indonesia untuk membangun usaha berbasis digital. Mereka mengembangkan inovasi Natural Language Processing yang berfungsi untuk menyelaraskan bahasa komputer dengan linguistik manusia. Dengan chatbot yang mereka rancang, komunikasi lewat aplikasi pesan onlineseperti whatsapp, line, dan sebagainya bisa dilayani layaknya interaksi dengan manusia. Produk ini bisa menjaga produktivitas perusahaan untuk terus menjaga hubungan yang baik dengan konsumen.

Ada juga Tyovan Ari Widagdo, lulusan Universitas Bina Nusantara yang mengembangkan Bahaso.com sebagai bentuk inovasi untuk menghadirkan layanan belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris kepada siapapun yang ingin belajar bahasa Inggris secara online. Kemampuan bahasa Inggris dengan situs ini akan meningkat dan bahkan diakui dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Universitas Indonesia. Inovasi ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia terutama untuk penguasaan bahasa asing. Atas inovasi yang ia lakukan, Tyovan dinobatkan oleh Forbes menjadi salah satu 'Super-Achieving Young Founders from Asia' di tahun 2017 dan namanya tercantum dalam 100 Top World Global Young Innovator yang dikeluarkan oleh lembaga internasional pemerhati inovasi, YouNoodle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun