Mohon tunggu...
Nikolaus Chrismas A.P.
Nikolaus Chrismas A.P. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Living your Life

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Teman Bus Ternyata Asyik Juga!

18 Januari 2022   13:37 Diperbarui: 18 Januari 2022   13:41 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: surakarta.go.id

Mobilitas masyarakat Indonesia meningkat, kemacetan pun merambat, hingga manusia-manusianya yang tak ketinggalan untuk sambat. Kalimat tadi layaknya sebuah sinopsis dari keseluruhan kisah masyarakat kota metropolitan di Indonesia saat ini. Mobilitas penduduk Indonesia memang sedang semakin naik setelah beberapa waktu lalu tertahan oleh pandemi Covid-19. 

Pandemi sempat memaksa mobilitas fisik tergantikan oleh intensitas data yang bertukar dengan cepat melalui internet. Setelah peningkatan vaksinasi, mobilitas secara fisik perlahan berangsur pulih kembali. Kebutuhan akses transportasi untuk mobilitas sebenarnya sudah disiapkan pemerintah melalui pembangunan besar-besaran dalam beberapa tahun ini. Tetapi, pembangunan itu memang sebagian besar berfokus hanya pada akses-akses antar kota dan provinsi saja karena akses dalam kota sudah susah untuk diubah bentuknya, kecuali untuk perbaikan kecil seperti perbaikan kualitas aspal.

Kondisi tata kota Indonesia memang kurang rapi, sehingga tak jarang menyebabkan kemacetan imbas akses jalan yang kecil dan terbatas. Hal ini diperparah dengan volume kendaraan roda empat yang semakin meningkat juga. 

Mobilitas secara simultan dalam jumlah masif tentu hanya berujung pada satu kesimpulan, yakni kemacetan. Isu ini tentu berkaitan juga dengan isu polusi, pemanasan global, dan berbagai isu lingkungan lainnya. Jawaban dari pemasalahan ini juga sebenarnya sederhana, namun terkadang terdengar klise untuk terus diucapkan. Transportasi umum. 

Ya, transportasi umum hampir pasti menjadi jawaban wajib bagi siswa-siswa SMP ketika ditanya solusi mengatasi kemacetan dan pemanasan global di mata pelajaran IPS. Sayangnya, transportasi umum di Indonesia belum mudah diakses semudah siswa-siswa SMP tadi menjawab soal IPS.

Nah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ternyata sudah mulai berbenah. Beberapa waktu belakangan, Kemenhub melalui Direktorat Angkutan Jalan-nya merilis sebuah aplikasi bertajuk Teman Bus. Yap! Nama yang simple, tapi "ear catching". "Teman Bus" sendiri adalah akronim dari "Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman" yang merupakan sistem transportasi angkutan bus di berbagai kota Indonesia yang beroperasi untuk memberikan pelayanan angkutan massal dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM). 

Kota yang dimaksud adalah Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta, Denpasar, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Banyumas, dan Makassar. Untuk kota-kota lain sepertinya hanya perlu bersabar saja untuk menunggu gilirannya.

 Angkutan bus ini berkonsep bus rapid transit dimana bus akan berhenti di setiap halte sesuai rute perjalanannya. Armada busnya pun bervariasi dari yang berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk dan 60 penumpang dengan 30 tempat duduk. 

Saat ini tarifnya masih gratis dengan menggunakan kode batang pada aplikasi Teman Bus di gawai atau menggunakan kartu e-money, namun ke depannya ada rencana moda transportasi ini akan mematok tarif tetap. Jika menggunakan aplikasi Teman Bus, kita juga bisa memantau rute bus beserta jadwal bus yang akan segera datang ke halte kita.

Menerapkan konsep "kekinian" ke dalam penggunaan transportasi umum jelas membawa dampak positif dan negatif. Positifnya tentu semuanya menjadi serba praktis karena cashless dan mudah untuk dipantau, tetapi negatifnya adalah belum semua lapisan masyarakat Indonesia melek teknologi. Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian bagi Kemenhub, terlebih website dan aplikasi Teman Bus juga masih sering menerima laporan kesalahan sistem.

Bagi saya pribadi, Teman Bus adalah terobosan paling inovatif Kemenhub sejauh ini. Bahkan dalam tahap uji cobanya saja sudah banyak mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Armada baru dan bersih, jadwal jelas, proses keluar-masuk penumpang mudah, ada kursi duduk prioritas, dan paling penting pelaksanaan SOP sangat dijaga. Yang menjadi catatan mungkin hanya proses pembayaran dan perbaikan sistem di website dan aplikasinya saja. Selain itu, acungan jempol layak diberikan untuk Kemenhub. Lanjutkan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun