Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Malam Tahun Baru, "Nia" dan Kompasiana

1 Januari 2022   06:06 Diperbarui: 1 Januari 2022   06:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Masih ada kokok ayam saat catatan ini ditulis. Sejak semalam,  saya terjaga. Sampai pagi ini, fajar 2022. Saya ditemani Nia (baca:Imsomnia), yang agak kerap mengganggu tidur. Seperti jelangkung, datang tak diundang, pergi tak diusir.

Dan malam tadi, setelah detik jatuh dari tepi 2021 di titik 24.00, saya berharap bisa tertidur. Tetapi insomnia merampas rasa kantuk dari pelupuk mata. Seperti satpam istana, ia menjaganya bangun sepanjang malam. Malam pertama di tahun 2022. Sampai pagi pertama 2022.

Apakah tubuh sedang menyesuaikan dengan waktu yang baru? Atau pikiran yang tidak mau melepas kejadian-kejadian lama? Entahlah. Pagi yang saya jumpai tetap sama. Kalender saja yang berubah.

Banyak pula kalendernya di rumah. Macam-macam lembaga mencetak tanggalan.  Sebagian menjadikannya hadiah. Yang lain untuk menghabiskan anggaran. "Biar terserap" katanya. Aneh saja di tengah masih banyak warga kurang makan, mengapa anggaran dimakan tanggalan.

Beberapa pihak menjual tanggalan untuk mencari dana. Demi keperluan macam-macam. Dari rehab sekolah, sumbangan panti asuhan sampai rumah ibadah. Dan Jadilah rumah kita penuh tanggalan. Ritual di setiap "warso enggal" (tahun baru). Apakah ini jadi pertanda bangsa yang menghargai zaman dan jangka.? Bukan. Tapi katanya waktu adalah cuan.

Karenanya di mana-mana hendaklah ditancap tanggalan. Di kamar depan, biar pengutang tahu tanggal melunas. Di ruang tengah, biar ingat kapan cicilan mesti  dibayar. Di ruang belajar, mengingatkan anak-anak kapan masa sekolah tiba. Di dapur, memberi harapan pada mama kapan tanggal berpindah dan rekening kembali berangka.

Sebentar lagi pemilu, akan terjadi surplus tanggalan sumbangan politisi. Angka tanggalan tepat, tetapi janjinya yang tidak tepat. Agak mengherankan saja, mengapa memberi tanggalan dan jam dinding. Bukankan di HP sudah ada tanggalan. Bisa dibawa ke mana-mana. Mungkin UU Pemilu perlu direvisi. Ada pasal melarang sumbangan tanggalan cetak. Sumbang Hp saja, toh ada tanggalan. Digenggam ke mana-mana.

Tapi catatan ini bukan soal tanggalan. Ini soal 'Nia', Insomnia. Menelusuri apa penyebabnya, saya menemukan jawaban macam-macam. Ada yang bersifat psikologis, seperti stress dan kecemasan. Jatuh cinta katanya juga bisa membuat sulit tidur. Pengalaman personal anda yang dapat menjawabnya.

Nah, tanggalan kadang-kadang juga membuat insomnia. Saat ia mengingatkan ada tagihan uang sekolah, sedangkan kerjaan cuma dibayar dengan kata 'sabar ya pak'. Kami menyebutnya proyek pak Sabar.

Ada sebab lain seperti tidur berlebihan. Malam jadi siang. Siang menjelma malam. Minum kopi berlebihan juga dapat memanggil insomnia. Meskipun demikian,  seseorang tetap mengantuk dan tidur mendalam meski minum kopi secerek. Ini terjadi kalau sudah tidak tidur dua malam. 

Selain itu, tubuhmu mungkin sudah megeluarkan adenosin, senyawa pencipta rasa kantuk. Dalam situasi ini, apa dibutuhkan bukan kata-kata bijaksana atau kopi, tapi tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun