Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarau di Kampung Kami

25 Januari 2021   21:52 Diperbarui: 25 Januari 2021   21:54 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ladang-ladang telah jadi kolam api

Memanggang nyawa pisang dan lontar

Meloncat dari pucuk-pucuk terbakar

Mencari air di tanah yang telah mengarang

Kemarau di kampung kami

Hinggap di Pohon tumbang

menengadah ke awan

Dirangkul semak menghitam

Seperti sarung tenunan para peratap

Melepas kematian penderes tuak

Seorang Petani menyalakan dupa daun kelapa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun