Mohon tunggu...
Niko Ardian
Niko Ardian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zulhasan Pemegang Kunci Poros Ketiga

19 Maret 2018   19:37 Diperbarui: 19 Maret 2018   19:54 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki tahap pelaksanaan Pemilu 2019, berhembus kencang soal pembentukan koalisi poros ketiga. Poros ketiga merujuk pada fenomena pertarungan calon presiden yang selama ini didominasi hanya oleh Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Ini artinya keberadaan poros ketiga akan memunculkan calon alternatif selain Jokowi dan Prabowo.

Poros ketiga ini merujuk pada fenomena pertarungan calon presiden yang selama ini didominasi hanya oleh Jokowi dan Prabowo. Keberadaan poros ketiga berarti akan memunculkan calon alternatif selain dua tokoh di atas. Tentu, masyarakat butuh penyegaran dan pilihan alternatif untuk Pilpres 2019 mendatang.

Jika poros ketiga ini bisa terwujud, maka tak hanya akan menawarkan calon presiden alternatif, namun juga bisa mencegah pembelahan sosial dan politik di masyarakat. Karena jika tak ada poros ketiga, peluang terjadinya pembelahan semakin besar, lantaran masyarakat hanya terbagi menjadi dua kubu saja, yakni Jokowi dan Prabowo.

Salah satu pihak yang gencar mewacanakan poros ketiga adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan dari jauh-jauh hari, partai pimpinan Muhaimin Iskandar atau lebih akrab disapa Cak Imin ini mewacanakan pembentukan poros ketiga dengan menggandeng sejumlah partai termasuk Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Wacana ini tentu bukan isapan jempol belaka, pasalnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengakui telah bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno dan Wakil Sekjen PKB Lukmanul Hakim untuk membahas Pilpres 2019, termasuk tentang kemungkinan membentuk poros ketiga yakni mengusung capres selain Jokowi dan Prabowo.

Pertanyaannya saat ini adalah siapakan yang pantas untuk menjadi capres selain Jokowi dan Prabowo? Jika kita melihat pemberitaan yang santer beredar, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu kandidat yang digadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai capres 2019. 

Namun, jika kita melihat dari segi kemampuan dan pengalaman berpolitik, AHY bukanlah siapa-siapa. Kandidat Gubernur DKI Jakarta 2017 ini tergolong baru di dunia politik dan masih banyak pihak yang meragukan kemampuannya untuk memimpin negara ini.

Lantas, siapa yang pantas menjadi capres di poros ketiga? Coba kita tengok lebih dulu kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Jika melihat suara PAN sebanyak 7,5 persen, tentu PAN harus terlebih dahulu berkoalisi dengan partai lain jika ingin membentuk poros ketiga. Namun, dari segi kemampuan, peluang, dan kapasitas Zulhasan, sapaan akrab Ketua Umum PAN sebagai Ketua MPR ini bisa menjadi pemegang kunci poros ketiga.

Sosok Zulhasan sebagai pemersatu menjadikannya ideal untuk dicalonkan baik menjadi presiden maupun wakil presiden. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, Zulhasan memperoleh gelar Tokoh Pembela Umat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kebangkitan Jawara dan Ulama atau biasa dikenal dengan sebutan Bang Japar.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Bang Japar Fahmi Idris dan Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris. Fahira Idris menyampaikan Zulhasan layak dianugerahi sebagai tokoh pembela umat atas dasar inisiatif Zulhasan dalam membuka kotak Pandora pembahasan LGBT yang sedang dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurutnya, karena Zulhasan-lah masyarakat sadar akan bahaya LGBT yang mengancam Indonesia.

Inilah yang membuat nama Zulhasan menjadi semakin santer dibicarakan publik dan banyak pihak yang menyatakan dukungannya untuk maju dalam pemilihan presiden, baik menjadi presiden maupun wakil presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun