Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasdem Ditinggalkan Pendukungnya, Apakah PDIP akan Menyusul?

4 Oktober 2022   23:33 Diperbarui: 4 Oktober 2022   23:42 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Cuitan Twitter

Baru-baru ini publik dikejutkan dengan tindakan yang diambil oleh Ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh. Dihadapan media, Surya Paloh mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 yang diusung Partai Nasdem. Sontak setelah berita itu tersebar di seluruh Indonesia, banyak pertanyaan mencuat di kalangan publik.

Terlalu singkat jika Surya menjawab Anies dalah yang terbaik dari yang baik-baik. Hal itu harus berdasarkan alasan yang jelas dan kuat dan diikuti dengan bentuk konkrit yang menerangkan alasannya. Surya Paloh memang dinilai gegabah oleh pendukung Nasdem, terlalu tergesa-gesa mengusung Anis menjadi capres mendatang.

Tak heran dari ketidakhati-hatian Surya menimbulkan kegeraman bagi pendukung Nasdem, tak heran banyak diantara mereka pergi meninggalkan parpol kesayangannya itu. Penilaian Anis dari kacamata publik saat ini memang lebih banyak negatifnya katimbang positifnya.

Anis memang terkenal di kalangan masyarakat, tapi keterkenalannya tidak jauh dari huru-hara yang dibuatnya. Siapa yang tidak kenal dengan eks gubernur Jakarta dengan segudang permasalahannya itu. Peristiwa memperebutkan jabatan sebagai gubernur dengan mengusung politik identitas, sampai sekarang masih terpatri jelas di ingatan khalayak umum, bahkan julukan Bapak politik identitas berhasil melekat padanya.

Kini sebelum namanya digandeng Surya Paloh, dia berhasil mengulangi aksi kampanyenya di beberapa tempat. Tersebarnya tabloid yang bercover potret Anis di salah satu masjid kota Malang menjadi bukti politik identitas kembali dilakukan olehnya. Tulisan "Mengapa Harus Anies" terpampang jelas menghiasi tabloid itu, isinya mengulik tentang Anies yang dirasanya pantas menjadi presiden RI. Apalagi kalau bukan politik identitas namanya? Perkenalan capres, gitu? 

Itu hanya satu huru-hara yang mencuat untuk mendongkrak keeksisan Anis di tanah air, padahal tanpa itu Anies memang sudah terkenal dengan masalah yang muncul satu-persatu, sumbernya tentu saja karena ketidakbecusan Anies menajdi gubernur DKI Jakarta. Lihat itu pohon mahoni yang ditebang dengan alasan untuk diperiksa dari sakitnya, lucu bukan alasan dibaliknya.

Belum lagi janji manisnya merealisasikan rumah dengan DP 0, targetnya dikurangin terus tuh, itu target apa barang diskonan kok berubah terus jumlahnya. Dinobatkan Anis sebagai pembual terbaik oleh LBH Jakarta, juga menjadi bukti atas ketidak konsistenan Anies terhadap janji kampanyenya untuk menyetop penggusuran paksa.

Bahkan setelah peresmiannya menjadi capres 2024 namanya kembali memenuhi kanal berita, apalagi kalau bukan kasus korupsi Formula E yang menyeretnya. Tentu saat ini KPK menegaskan bahwa pendeklarasian Anis menjadi capres 2024 tidak mempengaruhi kelanjutan penyelidikan kasus Formula E. Dari segudang masalah yang menghampiri Anis itu, pendukung Nasdem akan kembali bertanya-tanya kepada Surya Paloh tentang alasannya mengusung Anies Baswedan menjadi capres 2024 mendatang.

Tak sedikit dari kadernya langsung memutuskan untuk meninggalkan Nasdem tanpa bertele-tele menyampaikan pertanyaan yang jawaban singkatnya sudah disampaikan Surya paloh kemarin dalam peresmian itu. Dalam keterangannya, para kader merasa cara berpolitiknya sudah tidak sejalan dengan Nasdem. Mereka juga dengan gamblang merasa tidak setuju dengan keputusan yang diambil Nasdem.

Bahkan salah satu kader Nasdem, Andreas Acui Simanjaya, berpesan agar berpolitik secara dewasa, meninggalkan politik identitas agar tidak mengkhianati cita-cita bangsa yang digaungkan oleh para pendahulu bangsa hanya demi kepentingan politik sesaat pada pilpres mendatang. 

Melirik ke samping parpol yang memiliki banyak pendukung seperti PDIP akan bernasib sama seperti Nasdem, kehilangan pendukungnya, jika mengusung capres yang jauh dari harapan rakyat. Saat ini harapan rakyat dan pendukung parpol, PDIP mengusung Ganjar menjadi capres 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun