Mohon tunggu...
Nikhayatul Khusna
Nikhayatul Khusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Tteokbokki" Makanan Khas Korea dengan Cita Rasa Pedas Manis

8 Maret 2021   07:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   08:03 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Para pecinta kuliner korea, drama Korea ataupun K-Pop pastinya tidak asing lagi kan dengan makanan yang satu ini? Yap tteokbokki. Tteokbokki merupakan salah satu makanan khas Korea yang kerap kali muncul pada adegan yang disajikan di drama Korea maupun acara hiburan Korea, seperti reality show. Dalam drama, para pemain biasanya suka menyantap tteokbokki dalam keadaan panas dengan asap yang masih mengepul. Wah bikin ngiler kan?. Di Korea, tteokbokki ini biasanya dijajankan di tempat makan sederhana atau tenda-tenda pinggir jalan.

Mengenai tteokbokki sendiri, merupakan makanan berupa tteok yang terbuat dari tepung beras yang dimasak dalam bumbu gochujang yang pedas dan manis. Untuk tteok yang dipakai berbentuk batang atau silinder. Sebagai pelengkapnya, di beri juga irisan daun bawang, telur, wijen sangrai, dan odeng. Makanan ini banyak dijual di Pojangmacha atau gerai street food di kawasan Sindang-dong.

Berbicara mengenai sejarahnya, tteokbokki ternyata bukan makanan baru lagi loh bagi masyarakat Korea. Tteokbokki memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya berada di pinggiran jalan seperti sekarang ini. Dilansir dari kumparan.com, menurut sejarahnya, tteokbokki sudah ada sejak 400 tahun lalu. 

Pada masa itu tteokbokki berbentuk seperti sate yang ditusuk dengan lidi lalu disajikan. Berbeda dengan sekarang, tteokbokki zaman dulu tidak dimasak dengan sambal merah gochujang. Untuk cara memakannya, tteokbokki akan dipotong kecil lalu dimakan bersamaan dengan daging dan sayuran.

Pada masa kekuasaan Dinasti Joseon, tteokbokki bukan lagi makanan yang bisa dimakan oleh sembarang orang. Mengapa? karena pada masa itu tteokbokki merupakan hidangan kerajaan yang khusus untuk dinikmati para bangsawan. 

Dari segi warna masih sama belum berwarna merah, tapi dari segi bentuk sudah tidak ditusuk saat dimasak. Tteokbokki yang disajikan di istana ini menggunakan saus gungjung. Saus ini memiliki rasa yang tidak pedas karena terbuat dari kecap.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1800 kue beras ini muncul dalam buku masak yang berjudul Siui Jeoengse. Selain itu, ditemukan juga dalam buku Shingnyo Chanyo yang isinya membahas mengenai catatan medis kerajaan. Dalam bukunya, disebutkan bahwa kue beras merupakan salah satu bagian obat tradisional yang digunakan untuk penyembuhan.

Pada masa Kerajaan Joseon, tteokbokki yang disajikan memiliki rasa manis. Hal ini dikarenakan, pasta cabai yang digunakan adalah gungjung atau kecap. Kenapa tidak memakai pasta cabai seperti sekarang? hal itu karena pada masa Kerajaan Joseon, pasta cabai yang sering digunakan kebanyakan masakan Korea belum ditemukan.

Tteokbokki pada zaman kerajaan tidak dihidangkan sembarang waktu loh. Tteokbokki biasanya dihidangkan sebagai makanan ringan pada awal bulan setelah dilakukan perayaan seolla menurut sistem kalender bulan. Biasanya itu dilakukan pada bulan Januari dalam rangka menyambut awal tahun. 

Pada perayaan tersebut terdapat sup kue beras yang dihidangkan sebagai makanan utama. Nah, sisa dari kue beras itulah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk membuat tteokbokki. Kue beras yang digunakan biasanya memiliki 5 warna, yaitu putih, hitam, merah, biru, dan kuning yang melambangkan korea.

Untuk bahan-bahan lain yang digunakan ada daging sapi, minyak wijen, daun bawang, biji wijen panggang, dan kacang pinus. Selain itu juga ada bebrapa sayuran dipakai seperti touge, wortel, bawang, mentimun Korea, dan bawang putih. Hidangan yang sudah jadi itu nantinya yang disebut gungjung tteokbokki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun