Mohon tunggu...
Nikhayatul Khusna
Nikhayatul Khusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Capek Overthingking Terus? Sudahi Saja Yuk

4 Maret 2021   13:55 Diperbarui: 4 Maret 2021   14:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Overthingking" kata itu sudah tidak asing lagi kan? Kata yang sering muncul baik di sosial media maupun saat kita sedang mengobrol dengan teman-teman. Bahkan tak jarang, saat kita sedang sendiri dan tidak melakukan pekerjaan, overthingking akan sesuatu seringkali muncul dalam fantasi otak kita. Pada situasi yang sepi, tenang, sangat mudah bagi otak untuk secara tiba-tiba memunculkan asumsi negatif tentang sesuatu yang bahkan belum tentu terjadi. Hal itu menyebabkan pikiran otak kita melayang kemana-mana.

Lalu, sebenarnya apa sih overthingking itu? 

Overthingking itu berasal dari kata over dan thinking. Over artinya lebih dan thinking yang artinya berpikir. Jadi overthingking merupakan suatu moment dimana seseorang memikirkan sesuatu secara berlebihan, dimana hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran pada diri orang yang bersangkutan. Contohnya memikirkan kejadian di masa lalu. Tak sedikit dari kita yang pernah merasakan yang namanya sakit hati. Entah itu karena penolakan maupun diputusin oleh seseorang. Terlebih, kita tidak diberi alasan yang jelas. 

Ketidakpastian itu pasti membuat kita bertanya-tanya, kenapa sih saya diputusin?, kenapa saya ditolak?, saya kurang apa kok ditolak?. Sebenarnya pemikiran-pemikiran itu wajar saja muncul di otak kita. Akan tetapi, jika kita terus menerus memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu maka akan berdampak buruk bagi kesehatan mental kita. Apalagi jika kita sampai mengalami yang namanya gagal move on. Pastinya setiap saat setiap waktu kita akan mengalami overthingking.

Overthingking tidak hanya tentang masa lalu. Seorang overthinker pada umumnya, justru overthingking mengenai masa depan mereka. Contohnya saat kita memutuskan untuk lanjut kuliah. Pastinya kita akan bertanya-tanya, nanti lolos tes tidak ya? kuliah itu susah tidak ya? nanti kalau sudah lulus bisa dapat kerja tidak ya? atau bahkan memikirkan mengenai jodoh, kehidupan rumah tangga setelah menikah, ekonomi keluarga, dan lain sebagainya. 

Ketidakpastian-ketidakpastian itu yang menjadi penyebab munculnya asumsi negatif dalam otak kita. Jika kita sudah berpikiran yang berlebihan bahkan sampai hilang kontrol maka dapat menimbulkan rasa cemas dan khawatir dalam diri kita.

Di samping menimbulkan kecemasan dan kekhwatiran, overthingking juga menguras tenaga dan waktu loh. Bagaimana tidak, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, mengerjakan tugas, maupun mengerjakan kegiatan-kegiatan lain malah disia-siakan hanya untuk memikirkan sesuatu yang sudah lewat atau bahkan belum tentu terjadi. Seringkali kita mengeluh capek, padahal kita tidak melakukan kegiatan yang berat. Hal itu dikarenakan kita tidak mengalami lelah fisik tapi lelah pikiran. Karena overthingking juga, jadwal yang sudah disusun rapi malah jadi berantakan dan menjadikan kita tidak produktif. 

Jadi, kita tidak boleh overthingking?

Setiap orang pasti tidak lepas dari yang namanya overthingking. Baik itu dalam hal yang sepele maupun hal yang rumit sekalipun. Overthingking juga dapat terjadi kapan saja sehingga kita tidak dapat memprediksinya. Pada kondisi tertentu, overthingking merupakan hal yang wajar dilakukan oleh otak manusia. Tapi tidak dibenarkan jika overthingking itu hal yang baik. Karena bagaimana pun, overthingking pasti akan membuat kita tidak fokus dan bahayanya bisa membuat kita kehilangan kontrol diri. 

Ketika kita memikirkan sesuatu secara berlebihan, kita bukannya mencari solusi terbaik tapi malah terjebak pada pikiran itu sendiri. Overthingking yang muncul secara terus menerus dapat membahayakan kesehatan mental kita. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan saat kita berpikir, yang bekerja adalah otak. Jika fungsi otak sudah terganggu, maka dapat menyebabkan gejala psikologis seperti stress, gangguan kecemasan, maupun depresi.

Pada umumnya, seorang overthinker akan mengalami gejala-gejala umum seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun