Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tertawa Sambil Menangis Bukan "Hil yang Mustahal"

28 Mei 2022   09:56 Diperbarui: 28 Mei 2022   10:13 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Habis seharian mengikuti Training of Trainers dan assesmen calon narasumber Gerakan Nasional Cakap Digital (GNLD) yg berakhir dinyatakan lolos, saya mandi dan bersiap. Pas habis Magrib saya sudah duduk di smoking area The Park Mall. Baru nyeruput es jeruk baby, seorang kawan datang.

Siang hari pas asyik mengerjakan soal-soal assesment, kawan yang baik hati memberitahu ada promo pembelian tiket bioskop di TIX.id. Bu by 1 get 2 atau bayar satu tiket dapat dua tiket. Tiket langsung dieksekusi. Lalu ditambah satu paket tiket lagi, kami janjian berempat menonton film "Srimulat: Hil yang Mustahal" selepas Isya.

Bioskop penuh. Padahal saingan "Hil yang Mustahal" yang tayang hampir barengan saat ini nggak ringan. Ada "Dr Strange" dan "KKN di Desa Penari". Syukurlah...

Kisah dimulai dengan sekilas gambaran Srimulat sebagai panggung hiburan di Solo era 80-an (atau malah 70-an?). Settingnya keren. Nggak membayangkan ketika adegan di Pasar Gede, harus membuat suasana jadoel seperti itu.

Kagum dengan para pemainnya seperti Teuku Rifnu (Asmuni), Bio One (ArisGepeng), Elang El Gibran (Basuki), Dimas Anggara (Timbul), Ibnu Jamil (Tarzan), Erick Estrada (Kabul/Tessy), Erika Carlina (Jujuk) dan tak ketinggalan Morgan Oey yang mukanya dijereng-jereng sehingga persis Paul. Mereka begitu mendalami karakter masing-masing figur asli anggota Srimulat. Ngomong Jawa juga tidak "medhok". Ini luar biasa. Walau tentu saja Dimas membuat sosok Timbul jadi terlalu ganteng sih... hehehe

Yang ajaib adalah ada Tarzan asli berperan sebagai utusan Presiden Soeharto dari Istana. Akhirnya Tarzan asli bertemu pemeran Tarzan. Ada juga anak almarhum Gepeng, Tatang Gepeng menjadi tukang cukur yang kemudian dalam satu adegan bertemu dengan Aris Gepeng yang diperankan Bio One.

Bicara tentang kisah, ini adalah kisah perjalanan masing-masing anggota Srimulat menemukan jati dirinya di panggung. Plus Gepeng yang berawal dari niyaga (pemain musik pengiring) tapi ingin ikut manggung.

Saya sih tertawa terpingkal-pingkal hampir sepanjang film. Adegan-adegannya memang lucu dan wagu gimana gitu, khas Srimulat.  Bagi orang-orang sebaya saya yang masa kecil hingga dewasa dimanjakan dengan tontonan Srimulat di TVRI, menonton film ini adalah nostalgia.

Terselip haru juga saat adegan Tessy yang khawatir tidak bisa lucu. Terus terang saat adegan ini airmata saya menitik. Ya, saya tertawa sambil menangis untuk Tessy dan Srimulat. Ada juga bumbu percintaan antara Gepeng dengan si cantik Royani, anak Babeh Makmur yang diperankan Rano Karno. Membuat film makin renyah.

So far, film ini menghibur dan menjadi gambaran apik kepada penontonnya tentang legenda lawak yang tak boleh terlupakan  dalam sejarah komedi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun