Saat hujan sudah reda saya pun bergegas untuk berpindah ketempat lain untuk melihat- lihat hasil kerajinan gerabah, kemudian saya bertemu dengan ibu Sumiyati beliau berusia 40 tahun. Beliau adalah seorang yang berprofesi sebagai pengrajin gerabah, setiap harinya ibu Sumiyati membuat gerabah dengan banyak model  seperti piring, mangkok, gelas, teko air, vas bunga, kendi  dan sebagainya.
Ternyata tidak hanya unik pada alat dan proses pembuatannya saja namun keunikan gerabah bayat juga terletak pada warnanya yang alami, warna coklat kehitaman yang dihasilkan pada gerabah Bayat bukan dari hasil pengecatan tetapi karena adanya proses dari pembakaran dan ini merupakan ciri khas dan pembeda pada gerabah Bayat dengan gerabah lain, karena hanya gerabah Bayat saja yang memiliki warna yang khas tanpa pengecatan.
Gerabah bayat sendiri dipasarkan di Indonesia seperti kota- kota lain di indonesia yang dilakukan oleh pengrajin melalui outlet- outlet dan menyetorkan gerabah pada pengusaha besar bahkan gerabah bayat ini juga dipasarkan samapai ke pasar internasional. Tidak hanya itu kecamatan Bayat ini juga banyak dikunjungi orang- orang yang ingin belajar dan penasaran dengan proses pembuatan gerbah Bayat ini. Apabila kalian tertarik untuk datang untuk melihat dan belajar me  mbuat gerabah Bayat anda bisa berkunjung ke Desa Malikan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.