Mohon tunggu...
Niken JunikaSari
Niken JunikaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Berita Lokal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Motif Pembunuhan Sadis Satu Keluarga yang Diketahui Pelaku Merupakan Anak Sendiri

13 Desember 2022   18:54 Diperbarui: 13 Desember 2022   19:19 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembunuhan mungkin bisa kita kategorikan sebagai bentuk kejahatan terkejam karena tujuan utamanya untuk menghilangkan nyawa seseorang. Sebagaimana yang kita ketahui, pembunuhan itu sendiri menjadi salah satu tindak kriminal yang cukup sering terjadi di negara kita ini. Sama halnya dengan pembunuhan berencana. 

Jika kita berbicara mengenai pembunuhan berencana, ini merupakan suatu bentuk seni kejahatan merampas nyawa orang lain lewat cara membunuh dengan menyusun rencana sedemikan rupa, secara sistematis mengenai kapan akan dilakukan pembunuhan tersebut dan dengan metode apa, yang tujuannya untuk memastikan keberhasilan pembunuhan tadi dan poin yang tidak kalah penting, perencanaan ini dilakukan untuk menghindari si pelaku dari penangkapan yang mungkin kapan saja bisa terjadi. 

Seperti halnya melakukan tindak pembunuhan dengan racun yang dianggap lebih efektif dikarenakan seperti yang sama-sama kita ketahui racun tidak akan meninggalkan jejak yang begitu kentara. Racun itu sendiri sudah menjadi alat yang cukup sering dilakukan seseorang untuk menghabisi nyawa seseorang agar bisa dengan lebih mudah menghilangkan jejak dan dianggap bisa mengulur waktu penyelidikan.

Mari kita berkaca pada kasus berikut. Warga Dusun Prajenan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tengah dikejutkan dengan penemuan jasad satu keluarga. Ketiga korban adalah AA (58 tahun) yang merupakan seorang ayah, HR (54 tahun) seorang ibu, dan DK (25 tahun) merupakan anak perempuannya yang ditemukan terbujur kaku di dalam kamar mandi rumah mereka. Berdasarkan olah TKP polisi menduga ketiga korban meninggal dunia karena diracun. 

Polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa gelas dan sendok sebagai pengaduk. Berdasarkan alat bukti yang ditemukan di lokasi kejadian dan hasil otopsi dari para korban, polisi mengaku sudah mengetahui siapa dalang dibalik kematian ketiga korban. Lalu, mengapa posisi mereka ditemukan di kamar mandi? Ini baru prediksi, bahwa posisi mereka berada di kamar mandi dikarenakan reaksi dari racun tadi, akibatnya mereka merasakan mual dan menuntaskan hasrat mualnya tadi dengan muntah ke kamar mandi.

Lalu, apa sebenarnya motif dari anak kedua ini membunuh kakak dan kedua orang tuanya? Sempat dikatakan karena masalah menjadi beban keluarga. Motif yang didapatkan polisi berdasarkan keterangan dan informasi dari sekitar tempat tinggal keluarga tersebut, bahwasannya yang bersangkutan merasa terbebani dengan adanya kebutuhan keluarga, yang mana kedua orang tuanya disebut-sebut sedang sakit sehingga memerlukan biaya pengobatan Namun, yang bersangkutan merasa iri dengan kakaknya yang tidak dibebani untuk memenuhi kebutuhan daripada keluarganya sendiri.

Berdasarkan keterangan dari yang bersangkutan dia mengaku bekerja di salah satu perusahaan. Namun, setelah dilakukan pengecekan ternyata yang bersangkutan tidak pernah bekerja di sana. Jadi, sejauh ini dapat disimpulkan kalau ia tidak bekerja, tetapi yang bersangkutan menyebutkan kalau ia menanggung beban keluarga. Di sini sudah terlihat bahwa si pelaku merupakan sosok manipulatif handal yang dengan teganya menuduh orang tuanya sendiri.

Adapun untuk jenis racun yang digunakan adalah zat kimia berupa arsenik yang didapatkan oleh yang bersangkutan dengan melakukan pembelian secara online. Selanjutnya, mengenai cara yang dilakukan pelaku yaitu diketahui setiap pagi, orang tua dari pelaku menyajikan teh panas untuk diminum sekeluarga. Ketika ibu tersangka meninggalkan dapur, di sanalah ia melancarkan aksinya dengan mencampurkan zat arsenik tadi ke dalam minuman teh tersebut.

Sebelumnya, tersangka juga pernah menyajikan minuman berupa es dawet yang telah dicampur dengan zat kimia yang sama. Namun, minuman tadi diberi racun dengan dosis sedikit lebih rendah, sehingga tidak menimbulkan reaksi apapun. Dari sanalah tersangka menambah dosisnya dengan tujuan agar para korban segera meninggal dunia.

Kalau melihat dari background keluarganya, sang ayah adalah pensiunan dari KPPN. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka bukan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Jadi, pasti kita bertanya-tanya apa yang kemudian menyebabkan kesulitan ekonomi keluarganya untuk menebus biaya pengobatan? Ternyata orang tua tersangka mempunyai beberapa hutang, yang diketahui orang tuanya meminjam uang di bank, sehingga itulah tanggungan yang harus dipenuhi oleh si tersangka.

Kemudian, polisi sudah berusaha mencari sisa daripada muntahan yang ada di sekitar TKP dimana korban meninggal dunia, tidak ditemui sama sekali dan juga minuman yang biasa disajikan ataupun diminum itu sudah bersih gelas-gelasnya termasuk sendok yang digunakan untuk mengaduk. Diketahui ART sempat dihubungi oleh tersangka untuk membantu memberitahu warga agar para korban ini segera dibawa ke rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun