Mohon tunggu...
Niken Ayu
Niken Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Akuntansi

Be grateful

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Inflasi terhadap Supply dan Demand Saat Pandemi Covid-19 yang Tak Kunjung Reda

4 Juli 2020   11:38 Diperbarui: 11 Juli 2020   12:56 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya pandemi covid-19 sangat mempengaruhi keadaan perekonomian dunia, bahkan Indonesia pun turut merasakan dampaknya. Seiring dengan bertambahnya jumlah kasus positif covid-19 pemerintah melakukan kebjiakan dengan menerapkan Social Distancing serta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 dan mengurangi jumlah kasus positif covid-19.

Salah satu dampak dari pandemi ini yaitu mempengaruhi tingkat inflasi. Inflasi adalah keadaaan ekonomi di suatu negara dimana harga-harga barang dan jasa mengalami peningkatan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi dapat disebut juga sebagai penurunan nilai mata uang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Sementara, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.

Penurunan tingkat inflasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya karena terjaganya persediaan pangan yang dilakukan pemerintah sehingga kebutuhan tercukupi dan harga stabil. Selain itu juga karena adanya pembatasan dalam melakukan aktivitas sosial sehingga masyarakat lebih memilih untuk sebisa mungkin mengurangi aktivitas yang dilakukan di luar rumah.

Tidak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, tetapi covid-19 juga mempengaruhi kegiatan perekonomian di Indonesia. Akibatnya segala aktivitas dimulai dari sektor pariwisata, perdagangan, hingga kegiatan ekspor-impor pun menjadi terhambat. Pembatasan akses yang dilakukan oleh berbagai negara menyebabkan banyak UMKM serta perusahaan kesulitan mencari bahan baku produksi karena sulit untuk melakukan impor bahan baku.

Kesulitan melakukan impor bahan pangan serta bahan baku tersebut menyebabkan kepanikan ditengah masyarakat, sehingga keadaan ini dimanfaatkan oleh segelintir oknum dengan melakukan pembelian barang yang tersedia dipasaran secara tidak terkontrol. Jika hal itu terus dilakukan akan terjadi kelangkaan terhadap suatu produk sehingga membuat harga meningkat dratis. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian selama masa pandemi ini yaitu memilih opsi New Normal. Dengan memilih opsi New Normal diharapkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian, perdagangan, serta kegiatan ekspor-impor yang sempat menurun akibat adanya pembatasan sosial demi memutus mata rantai penyebaran covid-19 sekaligus mengurangi jumlah kasus positif covid-19.

Daftar Pustaka :

Merdeka.com. (2020, 4 Mei). BPS : Inflasi April 2020 Tercatat 0,08 Persen (Diakses pada 4 juli 2020)

nasional.kontan.co.id. (2020, 5 Mei). BPS Catat Inflasi April 2020 Merupakan Terendah Dalam 17 Tahun Terakhir (Diakses pada 4 juli 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun