Mohon tunggu...
Nike Febryanti
Nike Febryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

ma fi qalbi ghairullah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Multikultural di Indonesia

14 April 2021   00:36 Diperbarui: 14 April 2021   01:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu upaya sadar, terencana untuk dapat mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik untuk dapat memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian, ketrampilan, kebiijaksanaan, kecerdasan masyarakat bangsa dan negara. 

Pendidikan ini juga sebagai proses pembangunan untuk memperoleh sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pengembangan kemampuan sosial dan pribadi yang terbaik serta terjalinnya hubungan yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan budaya sekitar. Hal ini membuat pendidikan tidak terlepas dari budaya sekitar yang merupakan hasil dari tujuan pendidikan untuk mengasah rasa, karsa dan karya seseorang, serta dalam mencapai tujuan pendidikan ini menjadi tantangan salah satunya ialah perbedaan budaya.

Seperti yang kita ketahu bahwa negara Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, memiliki sumber daya alam yang melimpah, wilayah yang luas, kaya akan budaya serta bahasa yang sangat beragam. 

Sehingga dapat dikatakan bahwa negara Indonesia memiliki potensi yang besar dan juga memiliki permasalahan yang besar, artinya negara Indonesia ini memiliki potensi positif dan potensi negatif (masalah yang dihadapi) yang besar. (Sleeter, C.E dan Grant, C.A. , 1988) mengatakan bahwa pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang berlandaskan asas dan prinsip konsep multikulturalisme yang terdiri dari konsep keberagaman yang mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan seseorang yang dikaitkan dengan ras, gender, status dan agama yang didasarkan pada nilai dan paham demokratis yang dapat membangun pluralisme budaya dalam usaha memerangi prasangka dan diskriminasi.

Pendidikan multikultural di Indonesia ini sangat penting dalam mewujudkan dan mengembangkan potensi seseorang untuk dapat mengendalikan diri, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, cerdas dan terampil, berakhlak mulia, dan berkepribadian. Tidak hanya itu dengan adanya pendidikan dapat menciptakan seseorang agar dapat terbuka terhadap berbagai perkembangan saat itu dan keragaman di berbagai aspek di kehidupan modern, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sosial serta dapat membuat negara indonesia menjadi negara yang maju, adil dan sejahtera tanpa adanya perbedaan etnik, agama, ras dan budaya.

Kedua orang tua saya memiliki etnik yang sama, yaitu dari Jawa Tengah. Kedua orang tua saya dari Jawa merantau dan menetap untuk tinggal di Jambi, dan bahasa sehari-hari yang digunakan kedua orang tua saya saat dirumah menggunakan bahasa Jawa dan lebih sering menggunakan bahasa Jambi dikarenakan sudah terlalu lama tinggal dan menetap di Jambi. 

Saya berkomunikasi dengan keluarga, teman-teman menggunakan bahasa Jambi karena saya lahir dan bertempat tinggal dijambi bersama orang tua saya. Tetapi dengan adanya penggunaan bahasa Jawa oleh orang tua saya di dalam kehidupan sehari-hari, saya juga  mengetahui, mengerti, dan memahami bahasa Jawa meskipun tidak terlalu banyak. Banyak persepsi orang mengenai etnik atau suku jawa ini dikenal dengan orang yang sopan santun, ramah, lemah lembut.sederhana dan banyaknya larangan seperti mitos.

Sebelumya kita mengetahui bahwa etnik dari Medan ini keras dan kasar. Jika orang Jawa bertemu dan berkomunikasi dengan orang Medan, tidak dipungkiri bahwa orang Jawa menganggap orang Medan ini sedang marah kepadanya. Karena Seperti yang saya jelaskan diatas bahwa etnik Jawa ini dikenal dengan orang yang ramah, lemah lembut dan sopan santun. 

Begitu juga dengan saya yang menggunakan bahasa Jambi yang dikenal saat berbicara menggunakan nada yang tinggi sehingga banyak yang beranggapan bahwa saya sedang marah. Menurut saya itu tidak benar karena saya sendiri saat berkomunikasi tidak menggunakan nada yang tinggi,  untuk itu di sekolah perlu adanya pendidikan multikultural ini agar dapat menanamkan, menghormati, dan toleransi dalam keberagaman budaya yang ada dimasyarakat serta dapat mengatasi jika terjadinya permasalahan mengenai suku, status, ras dan agama.

Sleeter, C.E dan Grant, C.A. . (1988). Making Choice for Multicultural Education, File Approaches to Race, Class, and Gender. New York: Mac Millan Publishing Company.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun