Mohon tunggu...
Niji No Saki 1107
Niji No Saki 1107 Mohon Tunggu... -

benci shopping mall

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Barcelona: Kota Seni, Sepakbola dan Copet (?!) (Bagian II)

9 Januari 2011   18:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:47 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya Hari kedua di Barcelona, belum lengkap rasanya jika belum mengunjungi  kandang salah satu klub sepakbola terbesar di dunia, FC Barcelona. Masyarakat Spanyol adalah para gibol fanatik. Diperkirakan 32 % dari total populasi adalah pendukung Real Madrid,  sedikit di bawahnya, 25%  adalah pendukung FC Barcelona. Walaupun saya sendiri bukan penggemar sepakbola, tapi melihat antusiasme suami saya pun jadi ikut bersemangat. Pagi hari kami berangkat  ke Camp Nou, stadion milik FC Barcelona. Dengan kapasitas sekitar 100 ribu kursi, Camp Nou adalah stadion terbesar di Eropa. Sayang sekali stadion tertutup untuk umum. Ada paket guided tour untuk masuk ke dalam museum FC Barcelona dan stadion, tapi untuk itu kami harus merogoh sekitar 17 euro/ orang. Lagi-lagi karena alasan kocek, kami tak jadi masuk. Di depan stadion ada toko suvenir yang menjual pernak-pernik FC Barcelona, "Biarpun gak bisa masuk paling gak beli suvenirnya lah.." kata suami. [caption id="attachment_84105" align="alignnone" width="558" caption="Camp Nou"][/caption] Masuk ke toko ini saya jadi teringat sepupu saya yang cinta mati pada FC Barcelona. Seandainya ada di sini mungkin dia bisa pingsan mendadak atau histeris kegirangan atau merengek pada mas-mas yang jaga supaya diperbolehkan bekerja di situ, ah sayang sekali... Salah satu centerpiece dari toko suvenir itu adalah etalase kaos. Di sana anda bisa membeli kaos asli bertuliskan nama-nama pemain dengan harga sekitar 75 euro. Di jual pula kaos tanpa nama pemain lengkap dengan logo asli FC Barcelona dan FIFA, anda pun bisa mencetak nama dan nomor anda sendiri dengan biaya tambahan. [caption id="attachment_84107" align="alignnone" width="558" caption="Kaos FC Barcelona,"]

129459417222931908
129459417222931908
[/caption] [caption id="attachment_84111" align="alignnone" width="218" caption="Menjajal salah satu suvenir, tapi gak beli hahahha"]
1294595072420171201
1294595072420171201
[/caption] Ketika kami keluar dari toko suvenir, tampak beberapa fans yang berkumpul di pintu masuk Camp Nou. Beberapa menyanyikan lagu mars FC Barcelona sambil berteriak-teriak. Apakah mereka melihat salah satu pemain? Kami mencoba mengintip ke dalam di antara desakan puluhan orang, sayang tak kelihatan. Mungkin mereka melihat sang idola sedang latihan, mengingat pertandingan mereka dengan Levante UD akan berlangsung pekan depan. Hanya butuh waktu beberapa menit, ratusan fans tiba di stadion. Pintu masuk kini penuh orang, para fans bernyanyi, berseru sambil mengibarkan bendera FC Barcelona, ramai tapi tetap tertib. Puas mengelilingi Camp Nou, tujuan kami berikutnya adalah Montjuïc hill, sebuah bukit yang menghadap ke pelabuhan Barcelona. Bukit ini istimewa karena di dalamnya terdapat banyak museum seni, monumen dan benteng di puncaknya. Dari stasiun metro Paral-lel, kami naik kereta funicular ke Montjuïc. Dari bukit kita bisa melihat pemandangan kota Barcelona dan pelabuhannya. [caption id="attachment_84112" align="alignnone" width="558" caption="Barcelona di sore hari, Sagrada Familia tampak dari kejauhan"]
12945951431733668627
12945951431733668627
[/caption] Salah satu museum terkenal yang ada berlokasi di Montjuïc adalah Museum Seni Nasional Catalonia (Museu Nacional d'Art de Catalunya) atau MNAC. Di dalamnya terdapat galeri-galeri yang terbagi menjadi galeri Romanesque dari abad ke-11 hingga ke-13, galeri Gothic dari abad ke-13 hingga 15, Renaissance dan Baroque dari abad ke-16 hingga 18, era Modern dari abad ke-19 dan 20 dan galeri fotografi. MNAC sangat mudah dikenali dari arsitektur bergaya Neo Roman dan ukurannya yang sangat besar dan  menghadap langsung ke Plaça d'Espanya. [caption id="attachment_84113" align="alignnone" width="558" caption="MNAC di sore hari"]
12945953111350650805
12945953111350650805
[/caption] Kami menunggu matahari tenggelam dari museum sambil memandang panorama kota yang mulai berdandan menyambut malam. Sekitar pukul 6 sore, makin banyak orang yang berkumpul untuk menunggu pertunjukan air terjun yang terletak di pelataran museum. Pukul 7 malam pertunjukan dimulai. Lampu-lampu di undak-undakan museum secara bergantian mulai menyala, dimulai dari yang paling atas hingga ke kolam Font Magica yg terletak di dasar undak-undakan. Musik mulai mengalun, air mancur dengan warna-warni menyala bergerak mengikuti irama. Inilah yg disebut dengan the magic fountain atau the dancing fountain. Orang-orang bangkit dari tempat duduknya dan berkumpul di depan kolam untuk menikmati pertunjukan dari dekat. Pertunjukan berlangsung sekitar 2 jam. Pukul 9 malam, kami pun pulang ke hostel. [caption id="attachment_84115" align="alignnone" width="558" caption="Placa d Espanya, dilihat dari MNAC"]
12945954791082874741
12945954791082874741
[/caption] [caption id="attachment_84116" align="alignnone" width="558" caption="Pelataran MNAC, mandi cahaya"]
12945955881620916222
12945955881620916222
[/caption] [caption id="attachment_84117" align="alignnone" width="634" caption="Montase Magic Fountain Show"]
12945956581152482521
12945956581152482521
[/caption] [caption id="attachment_84120" align="alignnone" width="483" caption="Seputaran Placa d Espanya"]
1294596007978324582
1294596007978324582
[/caption] [caption id="attachment_84130" align="alignnone" width="558" caption="Magic Fountain dengan latar belakang MNAC"]
1294597543823486008
1294597543823486008
[/caption] Sesampainya di hostel, betapa kagetnya saya ketika mendapati bagian samping depan tas kamera saya terdapat sobekan memanjang hingga tembus ke lapisan dalam. Seingat saya tas ini tidak pernah sobek, lagipula jikalau tempat itu sobek karena tersangkut sesuatu, pastilah saya merasa. Tapi sobekannya sangat rapi dan bukaan bagian luarnya lebih panjang daripada bagian dalamnya. Untunglah saya tidak menaruh apa-apa di dalam tas kamera kecuali peta dan botol air minum. Sedari pagi hingga malam, kamera selalu menggantung di leher saya. Saya menceritakan hal ini pada suami dan kebetulan ada 2 tamu hostel yang duduk di sekitar situ. Mereka berdua adalah 2 gadis Jepang yang sudah menginap cukup lama di sana. Salah satu dari mereka, Aki namanya, bercerita bahwa hari ke-5 ia berada di Barcelona, ia telah kehilangan tas ransel yang berisi paspor, laptop, uang tunai, kartu kredit, jurnal dan beberapa potong pakaian. Ketika berjalan sendirian, seseorang pria menghampirinya dan berkata bahwa ada kotoran burung di mantelnya. Semula Aki tak menghiraukan pria itu sampai ia berpapasan dengan orang kedua yang mengatakan hal yang sama. Ia pun melepaskan ransel dan melepas mantel untuk membersihkannya. Tak ada kotoran burung di mantelnya, namun beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa ranselnya telah raib. Segera ia memblokir kartu kredit dan melapor ke kedutaan Jepang untuk membuat paspor baru, namun uang tunai dan barang-barang lainnya tak mampu ia dapatkan kembali. Cerita bernada sama saya dengar pula dari gadis Jepang yang lain, Kei. Ia lebih beruntung dari Aki karena tidak kehilangan apapun, namun ia beberapa kali memergoki pencopet beraksi di kereta bawah tanah. "Hati-hati di sini, saya sudah mengunjungi 22 negara tapi saya tidak pernah merasa lebih tidak aman daripada di sini.." kata Aki. Perkataan yang cukup mengagetkan karena gadis 26 tahun itu pernah berkelana sendirian di Pakistan dan India selama lebih dari sebulan. "Jangan pulang terlalu malam, sebisa mungkin jauhi tempat-tempat gelap di La Rambla karena saya pernah dijahili seorang pria di sana.." kata Kei. Saya sungguh tidak pernah menyangka bahwa saya bisa nyaris kecopetan di Eropa. Selama ini saya berpikir bahwa Eropa adalah tempat yang relatif aman, namun pendapat ini pun patah ketika saya mengetahui bahwa Trip Advisor telah menobatkan Barcelona sebagai kota wisata dengan kasus pencopetan nomor 1 di dunia selama 2 tahun berturut-turut, diikuti dengan beberapa kota besar Eropa lain seperti Roma, Prague dan London. Reputasi buruk Barcelona ini ternyata cukup tersohor. Ketiklah query 'Barcelona' dan 'pickpocket' di mesin pencari, maka anda akan bisa menilai sendiri. "Aku pernah di tinggal di Jakarta dan Surabaya, masa kalah dengan copet Eropa..." pikir saya :D Untuk mengantisipasinya, kami hanya membawa uang tak lebih dari 20 euro di dalam dompet, menaruh dompet di saku depan, menaruh kartu-kartu penting di saku kecil yang saya gantungkan di leher dan tersembunyi di balik mantel, serta membawa fotokopi paspor di dalam tas.  "Bismillah, semoga barang bawaan tetap utuh sampai kami kembali pulang.." harap saya. Bersambung Foto-foto adalah hasil dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun