Mohon tunggu...
Annisa Aryani
Annisa Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - personal blog

stay curious, stay humble, stay awesome.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kembali Belajar Tatap Muka

3 Januari 2021   23:48 Diperbarui: 4 Januari 2021   00:20 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi di Indonesia ini sudah berlangsung hampir satu tahun semenjak ditemukanya pasien 01 pada bulan Maret 2020 lalu. Kembali belajar tatap muka adalah salah satu hal yang sangat dinantikan oleh para siswa/i, mahasiswa/i, guru dan juga dosen yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Wacana pada bulan Januari 2021 untuk memulai kegiatan belajar tatap muka menjadi titik terang dan juga penebus kerinduan antara siswa dan guru dalam menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun kampus. Namun, harapan itu pupus karena perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia tidak cenderung membaik. Sehingga Kemdikbud menunda rencana kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. 

Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring. Kebanyakan guru-guru sekolah yang sudah cukup berumur tidak merasa akrab dengan metode pembelajaran secara daring ini. Karena kebanyakan dari mereka bukanlah generasi milenial yang akrab dengan 'gadget'. Saya sebagai anak seorang guru taman kanak-kanak di DKI Jakarta menyaksikan sendiri bahwa Ibu saya pada awalnya cukup mengalami kesulitan untuk beradaptasi dalam keadaan ini. Ikut bergabung dalam pertemuan daring adalah pengalaman pertama bagi beliau.  

Mengajar di sekolah yang berada di bawah naungan yayasan sungguh merupakan sebuah tantangan. Syukurlah Ibu merupakan PNS yang masih mendapatkan gaji dan Tunjangan (walaupun dipotong) karena pandemi ini. Karena tidak semua orang tua siswa mau membayar dalam keadaan seperti ini. Sehingga kesulitan keuangan terjadi pada tenaga yang berada di sekolah. Terlebih lagi tidak semua guru di sekolah ini memiliki lokasi tempat tinggal yang dekat dengan tempat mengajar. Pembatasan penggunaan kendaraan umum untuk lansia yang sempat diberlakukan di DKI Jakarta cukup membuat ongkos transportasi Ibu meningkat hampir 4x lipat dari pengeluaran biasanya. Bagaimana tidak, biasanya Ibu hanya menggunakan KRL dan ojek online untuk bisa sampai lokasi tempat mengajar di Jakarta. Namun, karena adanya pembatasan pada jam sibuk untuk lansia, maka Ibu perlu menggunakan taksi online untuk mencapai lokasi tempat mengajarnya.

Hambatan - hambatan yang muncul seperti itu tidak mengurangi semangat Ibu untuk mempersiapkan materi pembelajaran selanjutnya untuk anak - anak di sekolah. Walaupun Ibu tidak bertemu langsung dengan anak-anak muridnya di sekolah, setiap minggu Ibu menyiapkan bahan ajar dan tugas yang diberikan 1 minggu sekali pada orang tua murid. Sehingga Ibu akan berkomunikasi lebih lanjut dengan orang tua murid mengenai bahan - bahan yang diberikan. Sungguh guru itu memang benar-benar "pahlawan tanpa tanda jasa".

Walaupun tidak ada pertemuan di ruang kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid, materi dan bahan ajar akan tetap ada meski disampaikan dengan cara yang berbeda. Adanya pandemi membuat kita perlu berpikir cepat untuk terus beradaptasi dan mengurangi interaksi. Tetap tanamkan semangat untuk menjadi Bangsa yang Hebat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun