Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Budaya Akademik Menarik ini Apakah Bisa Memicu Semangatmu untuk Mengejar Beasiswa Korea Selatan?

11 Maret 2023   10:36 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:05 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpisahan kenaikan level Bahasa Korea. Dokumen Pribadi.

Rupaya satu musim telah berlalu. Enam bulan bukan waktu yang singkat, namun bisa terasa secepat ini. Sepertinya baru kemarin, merasakan gonjang-ganjingnya hati. Dinyatakan LOLOS beasiswa, merasakan BAHAGIA yang luar biasa. Sampai-sampai tidak mengerti lagi harus bagaimana mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih atas kesempatan ini.

Hari keberangkatan semakin dekat, rasa bahagia berganti GALAU yang tidak biasa. Tidur tidak nyenyak. Makanpun tidak sedap. Bagaimana nanti aku menjalani hidup tanpa keluargaku? Aku diwajibkan tinggal di asrama bersama 3 orang roommate. Apakah kami bisa dengan nyaman tinggal bersama? Selama ini aku tidak mudah tinggal jauh dari rumahku, bangunan nyaman itu. Apakah aku bisa bertahan di tempat baru dan sangat jauh? Aku wajib belajar bahasa baru. Apakah akan bisa selancar itu? Aku akan sering berkomunikasi dengan orang asing di lingkungan baru itu. Apakah aku bisa dengan cepat menyesuaikan diri? Bagaimana dengan makanan baru? Aku pasti akan merindukan Bakso dan Ayam Geprek khas kampung halamanku.

Antara keajaiban ataukah telah membuat pilihan yang tepat

Tapi, ini sangat di luar dugaan. Semua kekhawatiranku tidak terjadi. Setidaknya tidak seburuk itu. Aku dengan jelas menyatakan kabarku disini kepada keluarga, sahabat, dan mantan rekan kerja bahwa aku menjalani waktu dengan LANCAR. Bahkan sejak di bulan pertama. Hal tidak menyenangkan hadir itu wajar. Segala sesuatu yang baru pasti perlu masa penyesuaikan diri. Setidaknya sekarang Korea Selatan sudah seperti kampung halaman sendiri. Sudah kutemukan ritme yang nyaman untuk dijalani.

Terlepas dari keajaiban, aku menemukan faktor lain yang lebih logis. Yaitu betapa pentingnya membuat pilihan yang tepat untuk diri sendiri. Belajar di luar negeri bukan hal mudah. Tapi ketika niat sudah bulat, maka diri dengan sendirinya mengusung kekuatan untuk berjuang, beserta benteng pertahanan untuk melawan hal-hal yang tidak menyenangkan.

Melalui beasiswa Global Korea Scholarship (GKS 2022), aku menyatakan memilih Negara Korea Selatan untuk mengubah hidupku lebih baik. Aku siap untuk belajar dan menjalani perjalanan hidupku di sini. Tidak boleh ada keraguan. Mantap! Minta doa restu orang tua dan terus berdo'a.

Inilah 4 budaya menarik ini membuatku semangat belajar di Korea Selatan! 

Budaya akademik ini aku dapatkan selama masa Pelatihan Bahasa Korea di salah satu kampus di Seoul. Saat ini Kursus Bahasa Korea sudah berjalan setengah tahun dari total satu tahun yang dibiayai oleh beasiswa GKS. Dan kini semakin bertambah semester terasa semakin seru.

Fotocopy materi kelas adalah tugas guru. Siswa tidak perlu modal 10won pun. Mencoba menghubungkan dengan pengalaman belajar selama sertahun-tahun di kota tanah air saja. Baru kali ini menemukan model akademik yang semacam ini. Seingatku aku selalu harus memotong jatah uang sakuku untuk biaya fotocopy materi dadakan yang diberikan guru. 

Sangat haru Ketika guruku (sonsengnim) mengatakan, "Hari ini yang belum memiliki buku silahkan tunjuk tangan!" Kemudian guru (sonsengnim) menghitung jumlahnya. Lalu mengatakan lagi, "Baik. Semuanya harap tenang. Guru (sonsengnim) akan ke bawah untuk mengambil fotocopy an materi ya." Ini terjadi di kelas pertemuan pertama di minggu pertama. Dan sampai 6 bulan berlalu, sudah berganti-ganti guru (sonsengnim) pun, caranya masih tetap sama. Namun belajar di Korea sangat menganjurkan siswa untuk membeli buku, sehingga fotocopy tidak akan dilakukan guru sepanjang pertemuan.

Budaya dan aktifitas akademik yang menyenangkan. Kampus membagikan makanan khas Negara untuk mahasiswa asing di perayaan hari besar tertentu. Setiap satu bulan sekali ada kegiatan budaya sebagai bagian dari kegiatan akademik, seperti mengunjungi situs budaya, mengunjungi tempat wisata terkenal, memasak makanan khas, dan bermain ke taman hiburan. Ada juga kegiatan atletik dengan hadiah yang menarik dan makan siang yang disediakan. Inilah yang membuat tegangan belajar menjadi kendur. Apalagi semuanya gratis.

Toleransi yang tinggi. Benar adanya muslim pribumi Korea Selatan tidak banyak. Sejauh ini aku sendiri belum pernah menemukan satu orang pun. Oleh karenanya menemukan makanan halal disini cukup sulit. Namun, tidak perlu khawatir. Karena aku bisa meyakinkan bahwa Korea Selatan termasuk negara yang ramah dengan muslim. Mungkin juga untuk semua agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun