Dalam aktivitas harian, nyatanya kita sulit sekali terpisah dengan kegiatan berkendara. Terutama sepeda motor yang di zaman ini sudah seperti barang primer saja bagi setiap orang.Â
Di tiap rumah pasti ada. Bukan lagi satu, tapi bisa minimal dua atau lebih. Angka minimal dua itu misalnya, satu untuk orang tua, satu lagi untuk kita.
Begitu juga untuk pengunaannya, tidak harus karena menempuh jarak jauh. Pergi ke warung tetangga saja yang jaraknya kurang dari 30 meter, kita sudah tak mau payah jalan kaki. Naik motor ajalah biar cepet. Malu ah kalo jalan kaki nanti ketemu cowok-cowok nongkrong. Mmm.
Misalnya saja begitu. Banyak yang begitu atau rata-rata memang begitu, entahlah! (hahaha)
Tapi, hukum baik dan buruk kehidupan mengatakan bahwa apabila ada manfaat yang timbul dalam suatu hal, pasti ada juga madhorot yang menyertai. Di balik kemudahan yang kita dapatkan, kita juga harus siap menanggung segala (kemungkinan) keburukan yang mengancam. Dan kitapun tahu bahwa keburukan yang bisa menimpa kita dari kemanfaatan sepeda motor adalah kecelakaan di jalan.
Masih jelas terngiang, kurang lebih satu bulan lalu, saya terjatuh dari sepeda motor saat perjalanan berangkat kerja. Jelas saja itu bukan pertama kalinya saya mengalami kecelakaan dengan sepeda motor semacam itu.Â
Kalau saya ingat-ingat kembali, mungkin sudah lumayan kali saya terluka karena berkendara sepeda motor. Baik itu atas self-error saya sendiri, maupun tidak sengaja ketenggor keegoisan orang. Mmm, maksudku ketenggor ketidaksengajaan pengendara lain. Hehe.
Untuk luka kecelakaan sendiri, kalau saya bilang, berat ringannya luka biasanya tergantung dari tingkat kecepatan kita saat kejadian. Semakin tinggi kecepatan, akan ada kemungkinan semakin parah sakit yang diderita oleh kulit, tulang, dan organ dalam kita.Â
Kulit kita bisa terluka akibat gesekan benda apapun yang mengenainya di lokasi ambruk. Tulang kita semacam remuk karena terhantam benda apapun juga, dan organ dalam kita semacam ikut tergoyah dari dalam saat terjatuh.Â
Alhasil, kita perlu menemui tukang pijat urut (yang kata ibu) itu dapat meminimalisir luka dalam yang timbul akibat hentakan tubuh yang habis terjatuh tadi.
Kalau untuk pertolongan pertama luka luar,(kata Ibu) itu nomor dua. Harus tetap bersyukur karena luka yang timbul tidak terlalu parah. Bisa disembuhkan sendiri dengan obat merah di rumah. Dan tak perlu khawatir juga, aku saat ini sudah sembuh total kok. Luka-luka di kulit juga sudah sembuh semua, tinggal bekasnya saja. Alhamdulillah!