Mohon tunggu...
Prapti Purwa
Prapti Purwa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial, Sahabat Menuju Keluarga Berketahanan

12 Agustus 2017   19:58 Diperbarui: 12 Agustus 2017   20:00 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benci tapi rindu. Ungkapan ini pas dengan keberadaan media sosial saat ini. Ia begitu dicinta dan selalu dinanti dalam genggaman, tapi ia juga dihujat dan dicaci karena membawa malapetaka bagi sebagian orang. Keberadaan media sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, Line, ataupun Instagram telah membuat dunia sekarang terasa begitu sempit dan riuh oleh "sampah-sampah" virtual tersebut. Memang, fenomena media sosial yang begitu pesat dan dinamis telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, tak terkecuali bagi keluarga, komponen terkecil dari masyarakat. Ya, media sosial telah menjadi santapan utama sehari-hari bagi kita semua, termasuk para bocah yang sebenarnya belum perlu betul.

Tak dapat dipungkiri, keberadaan media sosial telah menggeser peran dan arti keluarga bagi sebagian masyarakat Indonesia karena media sosial telah menjadi dunia fantasi baru yang lebih mengasyikan. Masyarakat tak lagi memandang keluarga sebagai hal yang penting atau pelabuhan yang meneduhkan yang selalu dituju, mereka kini lebih tertarik dengan gawainya, dengan segala keriuhan di media sosial yang seolah tiada habis. Energi masyarakat terkuras dan tertuju hanya pada gawainya. Produktivitas menjadi tergadai, ikatan kekeluargaan pun mulai longgar karena tiap anggota keluarga lebih sibuk mengecek dan memperbaharui status ketimbang berinteraksi dengan pasangan atau buah hati. Sungguh ironis!

Dan, jika tidak jeli serta hati-hati, kita seringkali menemui atau bahkan terjebak pada konten yang berisi hal-hal negatif berupa ungkapan-ungkapan ketidaksukaan, bahkan cenderung vulgar, makian, hasutan, atau pornografi. Sangat disayangkan bila anak-anak di bawah umur terlanjur mengaksesnya. Di sinilah peran keluarga yang berketahanan sangat penting, terutama untuk membendung pengaruh negatif media sosial. Keluarga harus mampu menjadi filter yang tangguh bagi anggota keluarga itu sendiri agar tidak terjebak pada kesia-siaan belaka. Untuk itu, BKKBN, seperti terdapat dalam akun Facebook nya mengajak masyarakat untuk membangun karakter bangsa melalui keluarga yang berketahanan seperti yang dicita-citakan dalam Harganas Lampung pada tanggal 29 Juli 2017 yang lalu. Keluarga berketahanan harus menjadi contoh dalam penggunaan media sosial secara bijak lagi cerdas agar terwujud keluarga berkualitas sebagai fondasi menuju bangsa yang kuat dan tercapai tujuan pembangunan nasional.

Jika tak kenal, maka tak sayang. Sebenarnya, media sosial tidak seburuk yang disangka, lo, karena jika dicermati dengan seksama, media sosial dapat menjadi sumber wawasan baru yang berguna bagi perkembangan intelektual individu. Maka, jangan jauhi ia. Ia menawarkan berbagai sisi positif, seperti solusi berkomunikasi yang cepat, murah, dan efektif, sebagai media untuk berpromosi, atau sebagai sumber pengetahuan. Sebagai orang tua di masa kini, saya tidak bisa melarang anak untuk tidak mengenal media sosial sebab saat ini keberadaannya adalah lumrah. Jika dilarang, maka anak akan mencuri-curi tahu sendiri yang tentunya bisa berakibat tidak baik. Saat ini yang kita perlukan hanya serangkaian aturan main agar penggunaannya dapat membawa manfaat.

Berikut ini adalah tips penggunaan media sosial untuk mendukung terbentuknya keluarga berketahanan, yaitu:

  • Jadilah pengguna yang cerdas dan bijak dalam memanfaatkan media sosial. Selalu pilih konten yang bermutu agar kita juga jadi tambah cerdas setelah mengaksesnya. Selain itu, jangan mudah percaya dengan sebuah berita tanpa mengecek kebenarannya terlebih dulu agar kita tidak terperdaya dengan berita bohong atau hoax.
  • Buatlah jadwal dalam mengakses media sosial agar tidak menyia-nyiakan waktu sehingga pekerjaan tetap lancar atau tidak bentrok dengan jam belajar anak. Waktu senggang di sore hari dapat digunakan untuk mengakses materi yang berisi tambahan pengetahuan atau hiburan lewat media sosial.
  • Selalu dampingi putra-putri karena sebagai orang tua kita berkewajiban mengawasi dan melindungi mereka dari pengaruh negatif media sosial.
  • Jadikan akhir pekan sebagai hari bebas gadget. Ini saaatnya untuk bertemu langsung, bercengkerama, dan bermain untuk mempererat bonding di antara anggota keluarga. Coba ingat, zaman kita kecil dulu belum ada media sosial dan semua berjalan dengan baik, kan?

Sebagai orang tua dari generasi milenial, saya berusaha untuk mengenalkan media sosial dalam porsi yang sesuai dengan ukuran anak, maksudnya adalah menurut kebutuhan anak agar anak tidak berlebihan terpapar isi media sosial yang kadang kurang cocok dengan usianya. Hal ini merupakan langkah kecil, tetapi memiliki arti sangat besar terhadap terbentuknya keluarga berketahanan seperti yang dicita-citakan dalam Harganas Lampung yang lalu. Maka dari itu, untuk membentuk keluarga berketahanan seperti tujuan dari Harganas Lampung, keluarga saya mengakses media sosial untuk hal-hal yang benar-benar bermanfaat, seperti:

  • Mengenalkan Agama
  • Di media sosial banyak terdapat materi tentang agama yang bisa kita tonton atau unduh. Dari materi tentang agama tersebut, kita bisa mengajarkan 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan oleh setiap anggota keluarga, yaitu: iman, takwa, kejujuran, tenggang rasa, rajin, kesalehan, ketaatan, suka membantu, disiplin, sopan santun, sabar, ikhlas, dan kasih sayang. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut sejak dini diharapkan akan terbentuk generasi penerus unggulan lagi berakhlak mulia yang merupakan fondasi dari keluarga berketahanan.         
  • Mengenalkan Rasa Cinta Tanah Air
  • Media sosial bisa kita manfaatkan untuk mengenalkan keindahan, ragam budaya, dan kekayaan alam Indonesia kepada keluarga terutama anak agar terbit rasa cinta terhadap tanah air. Rasa cinta tanah air yang kental akan berujung pada rasa bangga terhadap bangsa dan negara. Untuk itu, tidak ada salahnya tiap pagi kita nonton YouTube yang menayangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya agar rasa cinta tanah air tetap menggelora atau mengenalkan Saya Indonesia, Saya Pancasila lewat akun FB @Kemenkumham_RI_Jul 18.
  • Menambah Relasi
  • Di media sosial kita akan bertemu dengan banyak orang. Mereka adalah orang-orang dari berbagai latar belakang bahasa, budaya, agama, dan bangsa. Sepanjang mereka mengajak pada kebaikan, mari kita jalin silaturahmi dengan mereka. Jadikan media sosial sebagai media untuk menambah relasi dan jejaring, jangan jadikan media sosial sebagai ajang untuk melempar ujaran-ujaran kebencian dan hasutan yang hanya akan memecah belah masyarakat.
  • Sarana Komunikasi yang Murah dan Efektif      
  • Sebelum media sosial mewabah seperti sekarang, dahulu kita hanya mengenal telepon sebagai alat komunikasi yang dianggap paling efektif. Saat ini, keberadaan media sosial telah merevolusi cara-cara berkomunikasi yang selama ini kita pakai. Media sosial menawarkan kemudahan dan keterjangkauan dalam berkomunikasi sehingga kita bebas berhubungan dengan siapa saja, di mana saja.   
  • Mengenalkan Bahaya Narkoba pada Anak
  • Saat ini, penyalahgunaan narkoba begitu marak. Tidak saja di kota-kota besar, namun sudah merasuk jauh hingga ke desa-desa di pedalaman. Sebagai orang tua, sedini mungkin kami berusaha memberi penjelasan dalam bahasa yang mudah dipahami anak akan bahaya penyalahangunaan narkoba. Langkah ini diharapkan sebagai upaya preventif yang menjauhkan keluarga dari ancaman narkoba sehingga terwujud keluarga yang berketahanan.
  • Media Hiburan
  • Melalui media sosial keluarga kami sering menonton konten-konten hiburan yang dapat kami nikmati secara cuma-cuma. Rasa penat ataupun pikiran yang suntuk akan hilang. Badan dan pikiran akan kembali fresh. Dan, ikatan kekeluargaan pun akan bertambah erat.

Dengan penggunaan media sosial secara tepat guna dan cerdas, maka akan membentuk keluarga yang berketahanan karena telah memiliki filter yang kuat. Hal ini senada dengan paparan yang terdapat dalam akun Twitter @BKKBNofficial bahwa keluarga yang baik adalah pondasi untuk bangsa dan dunia yang lebih baik. Oleh karenanya, mari kita wujudkan keluarga yang berketahanan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat seperti yang diamanatkan Harganas Lampung yang telah lalu.

Link artikel di media sosial:

Facebook@Kemenkumham_RI

https://www.facebook.com/BKKBNofficial/

Twitter@BKKBNofficial

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun