Mohon tunggu...
Niena suartika
Niena suartika Mohon Tunggu... Freelancer - good people

pus Ilu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesiapsiagaan Awal Pencegahan Ancaman Bencana

6 Desember 2017   11:46 Diperbarui: 6 Desember 2017   11:56 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini, pasca bencana Gunung Agung meletus di Bali pada 25 November lalu, publik kembali digegerkan dengan banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia. Sebab tak hanya gunung meletus saja, tetapi ada juga banjir dan longsor yang melanda beberapa tempat di belahan bumi Indonesia lainnya.

Sayangnya, dari bencana tersebut masih ada korban meninggal. Seperti bencana banjir dan longsor yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur, tercatat sebanyak 25 orang meninggal dengan rincian 6 orang korban banjir dan 19 orang akibat bencana tanah longsor.

Padahal, Indonesia memang sudah sering mengalami bencana seperti banjir dan longsor. Seperti dilansir dalam website Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia terletak diantara gunung-gunung dan bukit-bukit yang memiliki kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan.

Ikutan teman juga ah, seruput teh manis anget. Karena kopi saja sudah terlalu biasa untuk dinikmati pagi hari dan kebetulan saya tidak terlalu suka kopi, jika bukan suami yang bikin...

Kini, seiring berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia.

Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem.  

Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan masyarakat. Dari tahun ke tahun, sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang. Sementara itu, pengusahaan sumber daya mineral mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Untuk itu, harus ada kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai kondisi cuaca yang saat ini terjadi seperti curah hujan ekstrim dan bencana tanah longsor. Karena risiko bencana yang dihadapi Indonesia sangatlah tinggi.

Kesiapsiagaan diri diharapkan pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi ancaman bencana dan meminimalkan korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur. Mulai dari diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan komunitas untuk membangun kesiapsiagaan, maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali pasca bencana.

Segelas teh hangat cukup untuk mengawali hari ini sebagai bahan diet karena bisa membantu menurunkan berat badan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun