Mohon tunggu...
Nidya Utami
Nidya Utami Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis

Menulis adalah passionku. Medium kata adalah caraku mengekspresikan diri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pro dan Kontra Penggunaan Plastik

3 Oktober 2022   07:54 Diperbarui: 3 Oktober 2022   09:21 8202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua orang memakai plastik. Ini adalah kebiasaan yang sudah mengakar. Plastik dinilai lebih higienis oleh kebanyakan orang. 

Kontainer plastik mulai diproduksi massal di tahun-tahun setelah Perang Dunia ke dua. Popularitasnya meroket semenjak tahun 1960an sebab fleksibilitas plastik, kebersihan dan pembuatan yang murah. Dengan menukar penggunaan materi alami dengan olahan plastik, standar kehidupan masyarakat meningkat. Keberadaan komputer, telpon, furnitur sekaligus perkakas perawatan kesehatan dengan harga terjangkau bisa terjadi karena adanya campuran plastik. 

Walaupun di sisi lain muncul akibat dari menumpuknya sampah plastik pada Bumi semisal polusi plastik di laut yang memengaruhi biota laut sebab penguraian plastik memakan waktu hampir selamanya. Dan kandungan bisphenol yang ada di plastik sering terpapar ke makanan-makanan dan minuman yang dikemas plastik dapat berdampak gangguan pada sistem hormonal badan manusia. Ketidaksengajaan mengkonsumsi plastik bisa membahayakan kesehatan.

Untungnya di masa kini sudah ada progres penciptaan plastik versi lebih aman yang bio degradable(mudah terurai). Adapun perkembangan penerapan aneka proses daur ulang plastik di bagian penampungan sampah, daur ulang plastik bisa menjadi bentuk lain (bahan botol plastik jadi kursi plastik)atau kembali ke produk semula(botol plastik diperbaharui jadi botol plastik lagi). Bahkan laboratorium sudah meriset tentang enzim yang bisa meleburkan plastik dengan cepat. Riset terbaik adalah dengan tujuan sustainability dalam penggunaan plastik, sebab tak mungkin utuh menghilangkan pemakaian plastik.

Ada momen plastik dibutuhkan dan ada momen plastik bisa ditukar dengan substitute nya. Sudah marak persediaan alat pengganti plastik seperti sedotan dari kardus atau sedotan besi yang bisa dipakai berulang, sikat gigi dari bambu, pemakaian menstrual cup dari silikon, dan belanja membawa tas sendiri. Kini diterapkan kebiasaan ditanyai kasir apakah mau plastik dengan harga tambahan juga cukup berpengaruh dalam membiasakan rakyat untuk menolak plastik. 

Lifestyle zero waste(gaya hidup yang berkomitmen ketat meminimalisir sampah yang dihasilkan satu orang) telah menginspirasi banyak orang di seluruh penjuru dunia, dan anak muda mulai melek enviromentalism. Bukannya harus memaksa menukar values dan lifestyle demi keselamatan Bumi. Tapi dari pilihan-pilihan kecil saja, seperti memilih membawa gelas sendiri ketika beli minuman sudah cukup membantu. Tanpa perubahan sikap konsumen dari pihak masyarakat, sustainability plastic usage tak bisa mengalami kemajuan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun