Mohon tunggu...
Nidaul Hayati
Nidaul Hayati Mohon Tunggu... Guru - Lengkap

Terus berproses, nikmati, dan syukuri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stop Bullying, Start Loving!

26 Oktober 2021   13:01 Diperbarui: 26 Oktober 2021   13:07 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.nadezhdafund.ru/

Ih gendut! Itu muka udah kaya bulan aja, dari jauh mulus eh dideketin brenjal brenjul hahaha…! Itu kulit udah ke kebakar matahari, gosong beud! Dasar dekil! Kampungan! Udah jelek, ga punya duit, Idup lagi!

 Hmmm, bahasa yang kaya gitu tuh udah sering banget kita dengar, sampai ini telinga udah kaya kemasukan air, ngeeung.., belum lagi hati yang jadi panas membara tapi apalah daya tak mampu berkata dan bertindak. Memang mulut netizen itu ada aja yang diomongin, belum lagi jari jemarinya yang begitu lentik membuat gaduh dunia persosmedan.

___ udahan yu ngomelnya, kita fokus dulu ___

Ucapan yang menyakiti hati, mengintimidasi orang lain, memanggil seseorang dengan sebutan yang hina, mempermalukan di depan banyak orang atau bahkan menyakiti fisik merupakan tindakan yang disebut dengan bullying atau perundungan. Perilaku ini sering sekali kita jumpai diberbagai tempat, misalnya lingkungan sekolah, tempat kerja atau bahkan lingkungan rumah kita sendiri. Terlebih dizaman yang super canggih ini, kasus bullying bukan lagi hal yang tabuh. Marak sekali kasus cyber bullying yang terjadi dikalangan masyarakat. Sosial media adalah wadah yang dianggap sangat cepat dan tepat sebagai ajang membuat sensasi atau gosip recehan yang berujung mental health orang lain menjadi down.

Bullying biasanya dilakukan terus menurus atau berulang-ulang dengan korban dan pelaku yang sama. Biasanya orang yang merasa lebih tinggi statusnya, merasa memiliki sesuatu hal atau bahkan korban bullying yang memiliki rasa dendam/trauma dimasa lalu itu sendiri yang melakukan tindakan bullying kepada orang lain. Beberapa orang yang pernah membuli selalu bilang bahwa “Ini bukan salah kita, suruh siapa dia jadi orang yang lemah, kalo dia kuat ya kita juga ngga bakal ngebuli”. Sementara itu, orang yang di buli akan selalu merasa dirinya lemah, tidak mampu membalas dan enggan untuk bercerita kepada orang lain, terlebih orang tuanya sendiri.

Seperti yang kita ketahui, prilaku buli merupakan hal yang tidak baik karena dapat menimbulkan berbagai macam kerugian diantaranya adalah kerugian fisik, sosial dan psikologi. Orang yang mendapatkan prilaku buli biasanya akan mengalami gangguan mental seperti merasa tidak berharga, tidak percaya diri, merasa ketakutan yang luar biasa, menyakiti diri sendiri atau yang lebih parahnya lagi ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.

Kasus bullying di Indonesia tak bisa dianggap remeh lagi karena dilihat dari data PISA (Programme for International students Assessement) ditahun 2018 menunjukkan bahwa murid yang mengalami prilaku bullying adalah sebanyk 41,1%. Dan dilansir dari kompas.com “korban bunuh diri akibat bullying sering terjadi diusia 15-29 tahun”. Artinya, dapat dikatakan bahwa proses terjadinya bullying berada dimasa remaja yang mana orang-orang tersebut masih labil dan perlu adanya bimbingan khusus.

Sumber: KataData
Sumber: KataData

Jika ada seseorang diantara lingkungan kita mengalami cirri-ciri terkena prilaku bullying, maka kita selaku orang terdekatnya adalah bukan lagi menghakiminya tapi tanyakan apa penyebabnya secara perlahan agar dia ada kemamuan untuk bercerita dan rangkulah ia dengan hangat dan membuatnya semangat kembali dalam menjalani hari-harinya, yakinkan dia bahwa “dirimu itu indah, tak seburuk apa yang orang lain katakan, maka jadikanlah ucapan orang lain sebagai telunjuk jari, dia menunjukmu buruk yang sebenarnya empat dari jarinyalah kembali menujuk kepada dirinya sendiri. Jangan membalasnya!”. Semakin banyak orang yang menyanginya, semakin tangguh pula jiwanya dan terhindar dari rasa keputus asaan.

Selain itu, lalu apa lagi yang harus kita lakukan???

  • Melakukan kampanye “Stop Bullying”.
  • Memberikan pemahaman tentang efek negative yang ditimbulkan dari prilaku bullying.
  • Ajarkan pendidikan karakter dan pemahaman agama yang baik pada anak.
  • Ajarkan anak untuk bisa percaya diri dan mampu membela dirinya sendiri sedini mungkin, agar dapat melakukan perlawanan atau pembelaan diri ketika terjadinya proses bullying tapi bukan untuk membalas atau mempunyai rasa dendam.
  • Buatlah hubungan yang baik antara anak dan orang tua serta lingkungan sekitar.
  • Memberikan pendampigan khusus pada korban bullying.
  • Jangan menghakimi anak yang melakukan tindakan bullying tapi ajaklah berdiskusi dan berikan pemahaman dari dampak negative bullying tersebut.
  • Orang tua dan guru harus memberikan contoh prilaku yang baik kepada anak-anaknya karena merekalah Role model yang pertama.
  • Laporkan kepada guru (jika itu dilingkungan sekolah) atau puhak yang berwenang jika terjaadi kekerasan fisik atau memang benar-benar merasa terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun