Mohon tunggu...
Nidaul Haq
Nidaul Haq Mohon Tunggu... Pustakawan - Me

Suka baca novel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kehidupan yang Hidup, Sudahkah Kita Membaca Kehidupan?

12 Januari 2023   16:40 Diperbarui: 12 Januari 2023   16:53 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

            Pengalaman hidup mengajarkan kepada kita untuk belajar membaca kehidupan. Saat kita bernafas, menghirup oksigen yang disediakan Tuhan kepada kita, seyogyanya diri harus menyadari tentang dan apa tujuan hidup kita di dunia ini. Sejatinya, hidup itu hanya sementara, singkat dan semestinya harus dipergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya perbuatan.

            Memang benar, ketika kita bernafas, diri patut memiliki rasa syukur akan kehidupan. Tidak melulu, mendongak keatas pada kehidupan yang menurut diri lebih baik, lebih megah, lebih dari apa yang sedang dimiliki. Banyak pelajaran terjadi dalam kehidupan, baik yang dialami sendiri atau pembelajaran hidup dari orang lain. Sudah sepatutnya, dapat menjadi sebuah pelajaran dalam kehidupan. Mengambil apa yang baik dan membuang segala sesuatu yang bersifat mudhorot.

            Siklus kehidupan pasti selalu berputar, terkadang kita sedih, terkadang bahagia, terkadang banyak rezeki, terkadang sepi penghidupan, terkadang bosan menghantui, terkadang kesenangan membuat lupa diri. Wajar terasa karena begitulah hidup. Tuhan menciptakan pagi dan malam,  matahari dan bulan, bukan untuk bersaing melainkan untuk saling memahami dan melengkapi. Begitu pula manusia, laki dan perempuan diciptakan untuk saling memahami, melengkapi, dan mengerti akan masing-masing pribadi. Bukan untuk saling menjatuhkan, atau malah bermusuhan.

            Sebagai manusia yang merupakan makluk sosial, yang berinteraksi dengan orang lain, bahwa kita harus saling memahami, mengerti dan memiliki toleransi terhadap orang lain. Bersikap peduli dengan keadaan orang lain, namun kita harus mengingat bahwa ada batasan-batasan yang tidak boleh kita lewati.

            Segala perbuatan baik dan buruk sejatinya akan kembali pada diri kita masing-masing. Jadi ketika kamu merasa dicurangi, tidak diperhatikan, tidak dipedulikan, bukan berarti kita harus membalas dengan perbuatan yang sama. Fokuslah pada tujuan hidup kita sebagai manusia, bahwa manusia dihadirkan pada dunia ini adalah untuk menjalani ujian dari Tuhan. Apakah kita sebagai manusia, mampu menghadapi dan lulus ujian sehingga kita menjadi manusia yang memiliki uswah hasanah atau tidak.

            Jika hidup yang kita jalani, hanya mementingkan jabatan, gengsi, harta dan pujian dari manusia. Maka, selamanya kita akan merasakan kekurangan jika salah satu dari hal diatas tidak dapat terpenuhi. Ketika masih memiliki kekuasaan atas jabatan, harta dan tahta, janganlah kita menyalahgunakan apa yang ada. Sebagai manusia, kita harus mengingat bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Manusia kembali pada sang pencipta, hanya membawa diri serta amal perbuatannya. Tidak ada orang yang dicintai dan dikasihi yang menemani. Hanya amal perbuatan yang sejatinya menemani manusia hingga ia kembali pada sang pencipta.

            Maka dari itu, kita harus mengingat untuk melaksanakan amal perbuatan yang baik, menghindari perbuatan yang mudhorot yang sekiranya merugikan untuk diri sendiri dan orang lain. Meskipun tidak semua manusia itu baik, karena memilih menjadi manusia yang tidak berempati, mau menang sendiri, egois dan tidak mau kalah dengan orang lain. Menjadi diri sendiri itu lebih baik, fokus terhadap diri sendiri, tidak melewati batas mencampuri urusan orang lain, tidak menyakiti orang lain. Diri memiliki kuasa terhadap dirinya sendiri, bukan orang lain. Jadi sudah semestinya kita yang mengatur kehidupan kita sendiri, tanpa perlu di setir oleh orang lain. Berpegang teguh pada apa yang baik, amar ma'ruf nahi mungkar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun