Mohon tunggu...
Nicolaus D Noviantono
Nicolaus D Noviantono Mohon Tunggu... Service Engineer -

bisa karena biasa, biasa karena bisa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengadilan Kedua Capres itu Bernama Komnas HAM

28 Mei 2014   22:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tolak ukur kualitas kepemimpinan adalah bagaimana menyelesaikan suatu masalah tanpa masalah. Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah lari dari masalah dan justru akan menyelesaikannya. Saat ini ada dua kandidat capres yaitu Jokowi dan Prabowo. Entah kebetulan atau tidak kedua duanya ternyata pernah terlibat dalam urusan HAM. Mari kita lihat satu persatu.

Kandidat capres dari PDIP, Jokowi ternyata memang pernah terlibat masalah HAM. Setelah Jakarta dilanda banjir hebat pada masa awal kepemimpinannya dia pun mengeluarkan instruksi untuk menormalisasi waduk pluit. Akibatnya banyak warga harus digusur. Sontak banyak warga yang tidak terima dengan keputusan ini. Bahkan Komnas HAM pun ikut-ikutan membela warga. Ahok sang wakil Jokowi pun meradang dengan menyebut Komnas HAM tidak tahu apa apa mengenai HAM. Perseteruan Ahok dan Komnas HAM pun memanas di  media. Kedua pihak saling menantang satu sama lain.

Lalu bagaimana reaksi Jokowi? Menyadari bahwa ada ganjalan dengan Komnas HAM, Jokowi pun langsung mendatangi kantor mereka. Dengan membawa data Jokowi pun menjelaskan pokok permasalahan dan memetakannya. Masalah selesai dan kedua belah pihakpun damai.

Dilain pihak Capres dari Gerindra, Prabowo Subianto sudah sejak lama tersandung masalah HAM. Baru- baru ini banyak pihak mengungkit ungkit peristiwa lama ini. Kivlan Zen entah keceplosan atau memang punya keberanian mengungkap di salah satu media bahwa dia mengetahui keberadaan para aktivis yang diculik. Gayung pun bersambut, Komnas HAM langsung melayangkan panggilan kepada Kivlan Zen. Hasilnya, Komnas HAM dicuekin. Kivlan Zen tidak ada keberanian untuk datang ke Komnas HAM untuk mengklarifikasi ucapannya di media. Fadli Zon sang waketum dari Gerindra pun menyatakan bahwa kalau ia menjadi Kivlan Zen, maka ia tidak akan mendatangi Komnas HAM.

Lalu bagaimana dengan reaksi Prabowo sendiri? Sampai saat ini tidak ada klarifikasi dari Prabowo tentang masalah ini. Kalau memang dia tidak bersalah harusnya dia dengan berani datang ke Komnas HAM untuk menjernihkan masalah ini. Karena kalau Prabowo memang tidak bersalah, dialah yang harusnya merasa dirugikan untuk masalah penculikan aktivis ini.

Kini dengan melihat kemampuan para Capres untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa masalah, Komnas HAM telah menjadi saksi bisu. Menjadi pengadilan bagi kedua Capres siapa sebenarnya yang mempunyai keberanian untuk menyelesaikan masalah. Walau mempunyai karir di militer, ternyata tidak menjamin seseorang untuk mempunyai keberanian menghadapi Komnas HAM.  Kalau menghadapi Komnas HAM saja takut, bagaimana bisa memimpin bangsa ini kedepannya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun