Mohon tunggu...
Karyati Niken
Karyati Niken Mohon Tunggu... Lainnya - Content Creator dan Blogger Entrepreneur

Owner casakreatif.com, Digital PR Agency.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membaca, Bukan Sekadar Beli Buku

2 Maret 2018   19:01 Diperbarui: 2 Maret 2018   19:54 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya beragam event pameran buku baik lokal maupun import dengan harga murah, membuat para orangtua "pada akhirnya melek buku". Dari yang nggak pernah beliin buku untuk anaknya (karena mereka sebenarnya memang kurang suka membaca buku) sampai akhirnya rela membeli buku-buku dengan menghabiskan biaya berjuta-juta bahkan belasan juta. Wowwww....

Disatu sisi,  ada juga orangtua yang memang pada dasarnya paham. Bahwa buku adalah soal "bagaimana caranya agar anak cinta membaca". Sehingga mereka membelikan buku juga dengan paham berburu buku berkualitas,  harga terjangkau dan "agar anak semakin cinta membaca".

Ini adalah salah satu kemajuan dibidang literasi. Karena mereka semua tentunya ingin memiliki anak yang suka membaca. Bagi kami,  membaca buku bukan soal selalu membelikan beragam judul buku. Kemudian, kalau nggak beli buku/belum melengkapi judul buku rasanya ada yang kurang (apalagi kutukan buku serian...  ya kaannn...  eeaaaa). Apalagi hanya sekadar merasa kurang trend a. k. a kurang kelihatan caem nih perpustakaan mini kita. Uhukkk glekkk... gleekk...

Big no... no... no... Kalau hanya sekadar untuk melengkapi judul buku (pengalaman pribadi,  alhamdulillah akhirnya tobat... ehhh tapi kalau lihat buku caem kok yooo ngilerrr.  Nah... )

Lalu bagaimana sebenarnya tahap anak agar suka membaca? Alhamdulillah yaaa..  Sejak saya dan suami masih usia anak-anak,  kami memang selalu terpapar buku. Nahhhh,  karena "buku" jugalah saya dan suami bertemu dan akhirnya sampai pada jenjang pernikahan.  Lhaaaa kok... Beda topik.. hehehe.  

Oleh karena itu, kami paham pentingnya membaca terutama bagaimana agar "anak cinta membaca" dan "membaca dengan makna".

Lalu bagaimana caranya? Seperti yang diulas pada materi Bunda Sayang game level 5, kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Mendengarkan (listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara (speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca (reading skills)
d. Ketrampilan Menulis (writing skills)

Stimulasi membaca memang dimulai sejak dalam kandungan. Anak yang seringkali dibacakan buku (buku apapun) akan lebih mudah memahami keterampilan berbahasa dan pada akhirnya berbicara. Ini terkait dengan berbicara yang bermakna. Menggunakan SPOK tentu juga yang utama. 

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik, dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.

Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.

Bagi kami, yang perlu diingat adalah bagaimana membuat anak cinta membaca lebih dulu. Membaca dengan menyenangkan dan bahagia. Sehingga dapat berkomunikasi dengan baik. Ingat yaaaa...  Berkomunikasi dengan baik dan benar,  terlebih dalam menggunakan bahasa ibu dengan lebih bermakna.   

Kedepan, tahapan membaca dan menulis akan terasa lebih mudah diterima oleh anak. Yang lebih penting karena mereka menyukai dan bahagia membaca serta menulis.  

#GameLevel5 #harike1
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst #1000bukuindonesiamontessori

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun