Mohon tunggu...
Nickmal Hakim
Nickmal Hakim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Juara Piala Dunia 2018 dengan Sepak Bola Pragmatis

22 Juni 2018   16:23 Diperbarui: 22 Juni 2018   16:50 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil minor didapat 4 Tim dengan label calon Juara Dunia di Pertandingan awal Fase Grup Piala Dunia. Argentina, Jerman, Brazil, Spanyol.  Padahal mereka memainkan Sepakbola atraktif dan agresif. Penguasaan bola dan puluhan tembakan kearah gawang lawan seakan percuma. ketika akhirnya mereka dikalahkan oleh Tim dengan penguasaan bola 34% dan short on taget 1. 

Kemenangan yang Klise memang, Namun itulah sepakbola. Gaya Permainan Pragmatis yang di usung Timnas Meksiko saat menumbangkan Jerman bukanlah sesuatu yang negatif, Karna Pragmatis adalah kontra-strategi yang lahir dari Sepakbola Agresif. Sedikit celah dipertahanan Jerman mampu di manfaatkan dengan baik  dengan Counter Attack oleh El Tricolor.

Nasib Na'as menimpa Argentina, bermain imbang di laga perdana vs Islandia 1-1, la Albiceleste digasak oleh serangan Pragmatis Kroasia 0-3, mimpi melaju lebih jauh pun seakan punah. 

Disepanjang laga mungkin tim yang mengusung Sepakbola Pragmatis akan terlihat sangat inferior dibanding lawannya, mereka hanya menunggu untuk melakukan tusukan menghujam ke arah gawang lawan. Pragmatis bukan taktik pertahanan cattenacio ala Italia. Pragmatisme sebuah tim akan selalu berubah tergantung lawan yang dihadapi, 

Pragmatis juga tidak berurusan dengan sistem pola 4-4-2,  4-3-3 atau lainnya. Pragmatis hanya akan berupaya bagaimana membunuh permainan dan memenangkannya. "If you care enough for a result, you will most certainly attain it." - William James, filsuf yang memang diakui sebagai yang terpenting di aliran pragmatisme.

Di Era sekarang ada Jose Mourinho yang kental dengan Pragmatis, Otto Rehhagel dengan timnas Yunani yang mampu Juara Piala Eropa pada 2004. Di Piala Dunia kali ini muncul banyak tim dengan cara bermain Pragmatis, Prancis yang notabene banyak pemain bintang dan unggulan Piala Dunia, nyatanya mereka hanya membawa pemain dengan  kebutuhan taktik Pragmatis  Didier  Deschamps, Prancis sekarang berbeda dengan saat Zinedine Zidane, Ribery, dan Vieira ada di atas lapangan. Lalu ada timnas Meksiko, Kroasia dengan generasi emasnya, Portugal dan Belgia. 

menurut saya hanya ada dua Tim yang agressif yang mampu melaju jauh di Piala Dunia kali ini yaitu Spanyol dan Brazil. Pada Brazil dan Spanyol, pragmatisme berarti bermain menyerang. Dengan bakat-bakat hebat, luar biasa, dan stok pemain bagus yang berlimpah.

Jadi Pragmatis bukanlah taktik yang buruk dalam sepakbola, Pragmatis berupaya memenangkan Pertandingan dengan cara lain. Lagi pula, menyerang dan mendominasi penguasaan bola tidak serta merta  membuat sebuah tim menjadi indah dan enak dilihat. Ada banyak  pertandingan yang membosankan bahkan walau pun sebuah tim begitu dominan  menguasai bola. 

Sekadar menyerang, asal menguasai bola, tidak dengan  otomatis membuat sebuah tim menjadi indah. Tentu saja menyerang dan  mendominasi penguasaan bola lebih berpotensi menghadirkan penampilan  yang enak ditonton. tetapi jika dominasi penguasaan bola dan penyerangan itu berlangsung tidak  efektif, monoton, sporadis dan tidak tertata serta gagal menembus  pertahanan lawan maka pertandiangan akan membosankan Bukan? Dan saya tidak menyukai Gaya permainan timnas inggris .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun