Mohon tunggu...
Nicholas Aditya Budi Rukmana
Nicholas Aditya Budi Rukmana Mohon Tunggu... -

Profile ini merupakan penulisan bebas yang dilakukan penulis untuk mengisi waktu senggang atau mendapatkan tugas dari kampus. Penulis masih menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perwujudan Toleransi Beragama dalam Kehidupan Kota Jakarta

11 Desember 2018   07:02 Diperbarui: 11 Desember 2018   07:15 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal itu menjadi dasar mereka untuk terus melayani setiap pengunjung secara setara tanpa memandang identitas lain yang dirasa dapat mengurangi rasa persatuan kita sebagai masyarakat. 

BArokah menjelaskan bahwa, Masjid Istiqlal sangat terbuka dan sering membantu umat Nasrani pada saat hari besar dengan meminjamkan tempat parkirnya, sehingga Umat Nasrani dapat beribadah di Gereja Katedral dengan nyaman.

"Kalo disini (Masjid Istiqlal - red) sering buat ngebantuin orang gereja kalo natal atau paskah, halaman gereja kan kadang dibangun tenda, mau parker di jalan kan kaga bisa, ya sini sih buka-buka aja bang. Namanya orang mau ibadah kan kudu dibantu." Jelas Barokah.

Gereja Katedral pun demikian, Gereja mengemban misi untuk selalu berupaya melayani sesama  tanpa memandang identitas apapun. Senada dengan Barokah, penjaga gereja Ikhsan juga menceritakan bahwa gereja Katedral sering digunakan sebagai tambahan kantong parker bagi para Jemaah yang sedang beribadah pada hari besar agama Islam.

Gereja Katedral dibangun pada tahun 1901 dengan menggunakan desin Eropa Gothik yang menjadi standard gereja pada masa itu, kini gereja yang dibangun pada masa Hindia Belanda tersebut menjadi lambing dan ikon gereja di Jakarta pada masa kini, tak ayal beberapa pengunjung gereja yang mengikuti misa mingguan juga berasal dari pejabat dalam negri maupun luar negeri. 

Hal ini terlihat ketika penulis bekesempatan mengikuti kegiatan misa mingguan pada tanggal 10 desember lalu. Terdapat beberapa kendaraan dinas pemerintahan negara serta kendaraan diplomat milik negara asing. 

Tak ayal, jaminan keselamatan serta keamanan Gereja Katedral menjadi salah satu hal yang diperhitungkan, dan lokasi gereja yang berada didepan masjid bukanlah menjadi penghalang dari tercapainya jaminan keselamataan dan keamanan umat nasrani yang sedang beribadah.

Hal ini turut dibenarkan oleh Romo Gereja Katedral yang menjelaskan bahwa, keberadaan masjid bukanlah menjadi penghalang, melainkan menjadi penunjuk jelas bahwa Indonesia itu negara yang toleran dan negara yang sangat aman. 

Sehingga tidak ada sedikitpun ketakutan akan adanya gesekan, melainkan keberadaan masjid dan gereja bisa membentuk tali silaturahmi yang lebih kuat, dan menjadi ikon persatuan Indonesia. (NABR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun