Mohon tunggu...
Niyyatinur Efendi
Niyyatinur Efendi Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Menulis adalah pekerjaan yang amat sangat menyenangkan. 'salah satu cara untuk menguatkan diri, terapi dan penegasan eksistensi'... MENULIS ADALAH KEBUTUHAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sulitnya Shalat Subuh

21 Oktober 2020   11:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   11:18 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tidur itu manusiawi. Seseorang tidak akan mampu mengontrol dirinya saat tidur, jika bukan karena kehendak Allah. Suatu waktu, Rasul SAW dan pasukan perangnya pernah tertidur, semua baru terjaga saat matahari beranjak naik. Beliau saw memerintahkan bilal mengumandangkan azan. Sebelum shalat subuh, beliau SAW menunaikan shalat sunat fajar terlebih dahulu.

Manusia memang ingin tidur, butuh tidur, bahkan ada yang sulit tidur di waktu-waktu tertentu. Dia perlu untuk terus berusaha menaklukkan kesulitannya itu, dengan tetap tunduk dan patuh kepada Allah SWT. 

Bagi orang tidur beban hukum (taklif) tidak berlaku hingga dia terbangun. Saat terbangun, langsung tunaikan kewajibanmu, jangan menunggu, karena waktu tidak akan pernah menunggu. Shalat ada waktunya, tidak ada gantinya, walau mungkin shalat akhirnya di ganti pada waktu yang lain. 

Manusia terus berproses menjadi yang terbaik dalam hidupnya. Jika shalat telah mampu ditunaikan, belajarlah kembali ilmu terkait, perbaiki bacaan yang keliru, belajar lagi tata cara shalat yang benar, tambah jumlah rakaat shalat harian dengan shalat sunnah. Jika belum mampu melakukan banyak rakaat,  mulailah dengan 2 rakaat shalat sunnat fajar. Shalat di waktu fajar itu disaksikan malaikat, tentu kita tidak rela kehilangan kesempatan di doakan makhluk Allah yang mulia ini.
 
Sebentuk kebahagiaan itu berupa Kesulitan yang mampu ditaklukkan. Semoga umurmu berkah dan mampu melaksanakan shalat dengan sempurna. Barakallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun