Mohon tunggu...
Niyyatinur Efendi
Niyyatinur Efendi Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Menulis adalah pekerjaan yang amat sangat menyenangkan. 'salah satu cara untuk menguatkan diri, terapi dan penegasan eksistensi'... MENULIS ADALAH KEBUTUHAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukang Parkir juga Manusia

16 Maret 2018   20:53 Diperbarui: 16 Maret 2018   21:13 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lahan parkir berjejer. Pengguna berusaha menemukan tempat yang nyaman. Mencari lokasi yang dingin, tidak terlalu padat, dekat dan mudah kalau hendak keluar.

Sesekali, dengan dalih berniat parkir sebentar, kendaraan diparkir sembarangan saat tukang parkir lengah. Disinilah dibutuhkan kecerdasan dan kesabaran tingkat tinggi si tukang parkir.

Berhadapan dengan pengguna, tukang parkir terkadang kelepasan bicara. Emosi akibat kelelahan sehingga kata yang terucap terkadang lepas kontrol. Terkadang beradu mulut dengan pelanggan, itu kalau pelanggannya meladeni. Belum lagi yang slonong boy gak bayar parkir.

"Udah pak gak usah diributin, ikhlas aja paling dia gak punya uang buat bayar,  kasian juga bapak marah-marah, cepat tua nanti."

"Yang kabur dan alasan gak ada uang itu-itu saja orangnya, padahal baru dari ATM."

"Gak ada uang receh kali pak" ngeles lagi kan. Gak apa-apa, dari pada bapak su'udhon. Dosa!

Tidak kurang orang yang menganggap remeh tukang parkir. Tukang parkir yang punya spase buat nulis di area parkir, tanpa kecuali pelanggan disuguhi uneg-unegnya di papan pengumuman (semacam itulah...).

Terkadang pengguna jasa parkir serba salah melihat tukang parkir, hendak parkir tapi uang di kantong tidak  tersedia sepeser pun. (Seolah ngeliat polisi saat kendaraan minta ditilang, surat ke gak ada, belum bayar pajak pula). Tidak tega rasanya, saat tukang parkir panas-panasan susah payah membantu tapi gak bayar. Masih untung gak kena marah.

Suatu ketika saat uang di kantong semuanya lembaran warna merah, memberanikan diri berucap "maaf, tidak ada uang receh". Tukang parkir tersinggung, keberatan dianggap peminta-minta. Sebenarnya dia punya kembalian sebanyak yang dibutuhkan, hanya saja repot dan makan waktu. Dia berujar, " minta maaf, minta maaf saja, gak usah bilang gak ada uang receh ". Pelanggan melongo, dapat pelajaran berharga tentang menghargai dari tukang parkir.

Satu lagi, ada tukang parkir yang minta uang lebih dari ketentuan. Nah, ini ngajak ribut, sebagian orang siap meladeni dengan alasan "ini orang perlu dikasih pelajaran". Sebagian yang lain, "kasih aja ah, malas ribu" tapi dalam hati ngedumel. Ada juga yang ikhlas tanpa tapi. 

Eh, Tapi, sebenarnya mengambil diluar ketentuan itu namanya merampok, sesekali tukang parkir perlu ikut training Capasity building. Biar kalo parkir pengguna merasa nyaman. Nah, kalau nyaman pengguna suka ngasih tip gitu.  Damainya dunia... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun