Mohon tunggu...
Nia Rofiul
Nia Rofiul Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PG PAUD UNISNU JEPARA

Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Anak Pemalu

3 November 2019   07:59 Diperbarui: 3 November 2019   07:59 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kitt.global

Sudah masuk sekolah, tapi ia masih saja pemalu. Wajarkah ?

Hal ini mungkin masih dirasakan beberapa orangtua yang memiliki anak pemalu dan susah bergaul. Beberapa anak ada yang memiliki kemampuan alami untuk mudah berbaur, bahkan di lingkungan baru sekalipun, sementara sebagian yang lain tampak sangat kesulitan untuk membuat pendekatan pada orang lain maupun lingkungan baru.

Padahal menurut orangtuanya, mereka tidak seperti itu jika di rumah. "Saat di rumah, ia sulit berhenti bicara." Hampir sebagian orangtua mengeluhkan hal ini, mengingat perbedaan sifat yang muncul pada diri anak mereka ketika berada di rumah maupun di luar rumah. Walaupun anak pemalu merupakan hal yang normal, namun sebagai orangtua perlu melatih diri anak agar bisa lebih berani dan keluar dari zona nyamannya. Sehingga, ia akan tampil menjadi anak yang lebih percaya diri dan mudah bergaul dengan teman. Tentu, hal ini dapat membantu mengembangkan dirinya. 

Sifat pemalu merupakan sifat yang membuat anak cenderung kurang suka tampil, tidak percaya diri, kurang bisa membina interaksi sosial dengan orang lain. Biasanya rasa malu muncul karena anak merasa tidak mampu melakukan apa-apa. Misalnya, saat guru meminta anak maju dihadapan teman-temannya dan ternyata anak malu sehingga menolak untuk maju. Hal ini yang sering dijumpai saat anak baru pertama kali masuk sekolah. 

Faktor penyebab anak pemalu yang menjadikan anak tersebut susah bergaul adalah pola asuh yang kurang tepat, terutama di usia 2-3 tahun. Sebagai contoh ketika anak sedang menangis, orangtua akan langsung berlari dan menggendongnya. Akibatnya, anak akan menjadi terlalu manja dan memiliki ketergantungan tinggi terhadap orangtuanya. Ia akan menjadi anak yang pemalu dan susah bergaul.

Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan  di masa kecilnya. Misalnya, orangtua sering berpindah tempat tinggal, anak sering pindah sekolah atau bahkan perceraian. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, anak akan lebih suka menghindar dan tidak berani bergaul dengan orang yang belum dikenalnya. Sifat pemalu juga akan muncul apabila anak terlalu dikekang. Akibatnya, anak tidak akan dapat menjalin hubungan sosial yang normal dengan orang lain selain keluarganya sendiri. 

Dampak buruk sifat pemalu yang seperti ini dilihat dari segi kesehatan mental anak yaitu anak pemalu sering tidak suka atau takut mencoba hal baru. Ia biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru, hal ini  yang membuat sulit untuk berteman. Bukannya tidak ingin berteman, ia ingin berteman namun ia sulit untuk mendekati orang lain.

Bisa karena ia takut atau memang tidak tahu bagaimana cara memulainya.  Hal ini menjadikan anak  merasa kesulitan untuk berteman dan mempertahankan persahabatan.  Padahal pertemanan merupakan bagian yang sangat penting dari perkembangan emosional anak. Akibatnya, anak yang pemalu cenderung suka menyendiri dan selalu kesepian. Anak dengan kebiasaan ini juga akan sulit dalam mengekspresikan emosinya. Anak yang pemalu biasanya cenderung bersikap acuh tak acuh. Akibatnya, anak pemalu dihindari oleh teman-temannya. 

Bagaimana mengatasi anak pemalu yang susah bergaul?

Sifat pemalu pada anak bukanlah bagian dari perkembanganya, melainkan sebagai hasil dari proses belajar anak dari lingkungannya. Hal ini, orangtua masih memiliki kesempatan untuk mengubah sifat tersebut. Berikut ini beberapa cara yang bisa orangtua lakukan dalam mengatasi anak pemalu yang menjadikan ia susah bergaul, sebagai berikut: 

  • Membiarkan anak bereksplorasi. Menerapkan pola asuh yang baik pada anak sejak lahir dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal yang ia inginkan dan tetap dalam pengawasan orangtua. 
  • Menanamkan rasa percaya diri. Hal yang paling mendasar bagi kehidupan sosial anak di masa yang akan datang adalah menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya diri anak ikut andil  dalam pembentukan pola pikir anak yang akan mempengaruhi segala tindakannya dan  menjadikan anak akan lebih mudah bergaul serta menunjukkan potensi dirinya dengan rasa percaya diri. 
  • Menghindari pemberian sebuah predikat. Orangtua sebaiknya menghindari pemberian predikat sebagai anak pemalu. Pada dasarnya, anak tidak pernah berpikir bahwa dirinya itu pemalu. Apabila orangtua sering menyebutnya sebagai anak yang pemalu, hal ini bisa saja membuat anak lebih  pemalu dari sebelumnya. Hal terburuknya, anak akan memilih untuk menarik diri dari lingkungannya.
  • Mengajak anak bersosialisasi dengan lingkungan. Orangtua sebaiknya membawa anak saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini penting dilakukan agar anak terbiasa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.  Sekali-kali mengajak anak mengunjungi tempat-tempat baru yang memungkinkan anak akan bertemu dengan orang-orang baru. Beberapa anak mungkin tidak tahu harus bagaimana saat bertemu dengan orang. sebagai orangtua, Anda mungkin perlu menunjukkan bagaimana cara menyapa orang, berbicara, dan bersikap ramah dengan orang lain. Dengan begitu, anak bisa meniru perilaku Anda. sejatinya anak adalah peniru ulung, di mana ia akan meniru orang-orang terdekatnya terlebih orangtuanya.  Dorong anak untuk menyapa temannya saat sedang berpapasan atau bermain bersama. Ajak temannya untuk berbicara dengan Anda, sehingga anak merasa suasana di sekitarnya nyaman.Jika anak berhasil berbicara di depan orang lain, Anda mungkin perlu memberikan reward berupa pujian. Hal ini membuatnya merasa dihargai dan merasa perbuatan yang telah dilakukannya adalah benar.

Menghilangkan rasa malu pada anak  bukan hal yang bisa didapat secara instan. Mengatasi rasa malu bukanlah hal yang gampang dilakukan, apalagi pada anak-anak. Dukungan orangtua,keluarga maupun  lingkungan sekolah menjadi modal utama dalam mengatasi anak yang pemalu. Untuk itu, sebagai orangtua harus bersikap sabar dan telaten jangan memaksakan kehendak  pada anak. Karena hal tersebut dapat menimbulkan trauma dan rasa tidak nyaman anak terhadap orangtuanya sendiri.  Oleh karena itu anak sangat membutuhkan dukungan orang terdekatnya  untuk mengatasi rasa malunya saat berada di tempat umum.

Semoga bermanfaat :) 

Nama  : Nia Rofiul Mar'ah

NIM     : 161340000005

Prodi : Pendidikan Guru PAUD UNISNU Jepara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun