Mohon tunggu...
Namaku Ahmad
Namaku Ahmad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Allah yang tiada dipertuhan selain Dia pemilik hidup dan sendiri mengurus segala sesuatu. Engkau pembimbing dan pengasuh alam semesta - aku hamba-Mu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejujuranmu Buat Mereka Mencintaimu (3)

7 Januari 2018   16:55 Diperbarui: 7 Januari 2018   17:00 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang dikatakan Cahya harus aku sampaikan ke Resty, dia harus mengetahui hal ini. Dia lalu mengambil  telepon genggamnya.

Halo Res, apa kamu sibuk?
Halo abang, iya bang, masih ada janji dengan beberapa customer hari ini . Ada apa?
Gak apa2, ada yang ingin kubicarakan dengan kamu.
Penting ya?
Ya, begitulah
Ok, sore ini aku telepon kamu.
Ok, sampai nanti.
Ok, sampai nanti.

Semoga Resty bisa memahami keadaanku, gumamnya.

Resty type perempuan yang baik, pengertian dan ceria. Usianya juga sudah cukup dewasa dan siap menjadi seorang ibu. Cahya type wanita yang manja, butuh perhatian namun penyayang dan pengertian. Usia keduanya gak jauh beda, Resty lebih tua dua tahun dari Cahya. Aku gak sanggup kalau disuruh memilih satu dari mereka.

I don't know why, you said goodbye, just let me know you didn't go, forever my love.... lagu itu membuyarkan lamunannya. Ring tone telepon genggamnya berdering, dari Cahya.

Halo
Assalamu alaikum
Waalaikumsalam,
Sore ini abang ada acara?
Belum pasti, rencana mau ketemu sama Resty tapi kepastiannya nanti sore.
Buat apa? Apa kalian berpacaran?
Selama enam bulan kamu gak ada kabar, Resty yang menjadi teman yang baik, menemaniku saatku labil.
Apa kamu mencintainya?
Saya tidak tahu, tapi saya merasa nyaman saat bersamanya.
Tut... tut... tut... pembicaraan diputus oleh Cahya.
Cahya marah, gumamnya.
Dia lalu menelepon balik, tapi tidak dapat terhubung. Dia lalu mengulang dan mengulang tapi tidak juga dapat terhubung.

Dia mengusap rambutnya dan memegang kepalanya. Dia nampak kacau, masalah baru lagi yang harus diahadapi.

Betapa bahagianya hatiku saat, kududuk berdua denganmu, berjalan bersamamu, menarilah denganku...
Telepon genggamnya berdering, namun dia abaikan.
Namun bila hari ini adalah yang terakhir, namun ku tetap bahagia, selalu kusyukuri, begitulah adanya...
Dia sempat melirik teleponnya, tertulis nama Resty yang memanggil.

Halo Res, akhirnya dia angkat juga panggilan itu.
Halo abang, suara Resty terdengar sedang menangis
Ada apa Res?
Cahya baru saja menelponku, dia marah dan mengatakan aku merebut kamu darinya.
Astaghfirullah, Cahya beberapa menit yang lalu telepon aku juga, dia marah dan memutus panggilan. Ternyata dia menelepon kamu juga.
Kamu dimana sekarang?
Baru saja sampai kantor, bang
Saya ke kantormu sekarang.
Jangan bang, kita ketemu di taman yang gak jauh dari kantorku.
Ok, aku kesana sekarang.

(bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun